Senin, 15 Desember 2008

Pesan sang ayah

Dahulu kala ada 2 orang kakak beradik. Ketika

ayahnya meninggal sebelumnya

berpesan dua hal: pertama jangan menagih hutang

kepada orang yang

berhutang kepadamu, dan kedua, jika mereka pergi

dari rumah ke toko jangan

sampai mukanya terkena sinar matahari.
Waktu berjalan terus. Dan kenyataan terjadi, bahwa

beberapa tahun setelah

ayahnya meninggal anak yang sulung bertambah kaya

sedang yang bungsu

menjadi semakin miskin.
Ibunya yang masih hidup menanyakan hal itu kepada

mereka.

Jawab anak yang bungsu : Inilah karena saya

mengikuti pesan ayah. Ayah

berpesan bahwa saya tidak boleh menagih hutang

kepada orang yang berhutang

kepadaku, dan sebagai akibatnya modalku susut karena

orang yang berhutang

kepadaku tidak membayar sementara aku tidak boleh

menagih. Juga ayah

berpesan supaya kalau saya pergi atau pulang dari

rumah ke toko dan

sebaliknya tidak boleh terkena sinar matahari.

Akibatnya saya harus naik

becak atau andong. Sebetulnya dengan jalan kaki saja

cukup, tetapi karena

pesan ayah demikian maka akibatnya pengeluaranku

bertambah banyak.
Kepada anak yang sulung yang bertambah kaya, ibupun

bertanya hal yang

sama.

Jawab anak sulung : Ini semua adalah karena saya

mentaati pesan ayah.

Karena ayah berpesan supaya saya tidak menagih

kepada orang yang berhutang

kepada saya, maka saya tidak menghutangkan sehingga

dengan demikian modal

tidak susut. Juga ayah berpesan agar supaya jika

saya berangkat ke toko

atau pulang dari toko tidak boleh terkena sinar

matahari, maka saya

berangkat ke toko sebelum matahari terbit dan pulang

sesudah matahari

terbenam. Akibatnya toko saya buka sebelum toko lain

buka, dan tutup jauh

sesudah toko yang lain tutup. Sehingga karena

kebiasaan itu, orang menjadi

tahu dan tokoku menjadi laris ,karena mempunyai jam

kerja lebih lama.
Bagaimana dengan anda?
Kisah diatas menunjukkan bagaimana sebuah kalimat di

tanggapi dengan

presepsi yang berbeda jika kita melihat dengan

positif attitude maka

segala kesulitan sebenarnya adalah sebuah perjalanan

membuat kita sukses

tetapi kita bisa juga terhanyut dengan adanya

kesulitan karena rutinitas

kita ..pilihan ada di tangan anda.
Berusaha melakukan hal biasa yang dikerjakan dengan

cara yang luar biasa.

Dari : milis money magnet

Jumat, 21 November 2008

“Duuuh, pikiranku ruwet nih Oom…”

“Gambarkan keruwetan pikiranmu menjadi sebuah bentuk, misalnya segitiga yang ngaco, bisa bulatan yang gak bulat, atau bentuk apapun yang kamu mau gambarkan, yang mewakili perasaan ruwetmu”

“Sekarang bayangkan bentuk itu mengecil. Ya, betul! Bayangkan makin mengecil dan mengecil. Sekarang! Bayangkan makin kecil lagi dan secepat mungkin bayangkan jadi titik. Ya, betul!!! Sekarang bayangkan titik tersebut hilang lenyap.”

“WOW, hebat! Pikiran ruwetku sekarang lenyap…ha..ha..”



Semudah itukah proses “terapi” NLP menyelesaikan keruwetan pikiran?

Jawabannya “Ya”, bagi Anda yang percaya dan terlatih melakukannya. Jawabannya akan menjadi “Tidak”, bagi Anda yang hobinya hanya membahas teori-teori NLP dan melihat kalo rumit itu kesannya profesional he..he.. (maaf yooo…)

Merubah Gambar menjadi Bentuk

Idenya sungguh sangat sederhana, saya terinspirasi dari pencipta NLP DR Richard Bandler, saat hadir di kelas Design Human Engineering di Orlando, Maret 2008 lalu. Begitu mudah dan cepatnya Guru NLP ini membantu orang lain menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Fast, Simple and Fun…

Nah, salah satu ide yang saya terapkan adalah mengajak klien untuk merubah keruwetan pikirannya yang “biasanya” berupa gambaran, menjadi sebuah bentuk. Boleh bentuk apa saja. Lalu, kita main-main deh dengan bentuk itu…

Teknik ini pernah saya udarakan dan dipandu secara aktif langsung ke para pendengar Radio Sonora di acara Terapi Musik episode ke 10 hari Minggu jam 22:00 s/d 24:00, dengan kombinasi teknik terapi diri menggunakan cahaya lilin. Baiklah, kita lanjutkan…

Mari kita main-main dengan Pikiran kita sendiri:

1. Pikirkan kembali sebuah pengalaman di masa lalu saat pikiran Anda ruwet.

2. Hitung perlahan dalam hati, boleh pejamkan mata, angka-angka ini: 10… 9… 8… sampai 1…

3. Sekarang, santai dan tetap konsentrasi, munculkan “gambaran” keruwetan itu, bisa berwarna, bisa gelap, mungkin hitam, bisa apa saja. Dan, rasakan ada rasa tidak nyaman dalam diri, bukan?

4. Lalu, gunakan “kekuatan” pikiran Anda untuk merubah “gambaran” ruwet pikiran tadi, menjadi sebuah bentuk, apa saja, bebas… ikuti pikiran Anda.

5. Buat sejelas mungkin bentuk tersebut dalam pikiran Anda, lalu gambarkan bentuk ini ke sehelai kertas.

6. Nah, sekarang pejamkan mata lagi. Gunakan “kekuatan” pikiran Anda lagi, “perintahkan” bentuk tadi untuk mengecil, bayangkan makin mengecil, makin mengecil, terus mengecil menjadi titik, dan lenyapkan secepat mungkin.

7. Jika bentuk tersebut sudah lenyap, baru bukalah mata. Kertasnya boleh dibuang jauh-jauuuh… atau dibakar sampai jadi abuuu…

8. Tarik nafas sedalam-dalamnya, ambil keputusan untuk terus melanjutkan kehidupan ini menjadi lebih baik lagi…

9. Doa bersyukur sebentar saja sesuai iman Anda masing-masing, sungguh sebuah pilihan yang bijak.

Sederhana banget, bukan? Coba deh… Sangat efektif dan mudah sekali. Bisa dilakukan kapanpun. Sangat efektif saat pikiran ruwet di kantor atau saat mau meeting dengan Bos…

Lakukan, lakukan dan lakukan, lalu bagikan…

Teknik ini sangat mudah dilakukan, jadi segera lakukan, lakukan dan lakukan. Jika Anda sudah terlatih, tidak perlu lagi menggambarkan bentuk tersebut ke sehelai kertas, cukup dalam imajinasi saja. Kunci dari latihan ini adalah kemampuan Anda masuk ke kondisi sangat fokus, sangat konsentrasi yang tetap nyantai, ke kondisi self-hypnosis, ke kondisi meditatif, ke kondisi khusuk…

Setelah Anda terlatih, biasanya akan muncul rasa percaya diri yang menguat, ada keyakinan atau belief yang menguat dalam diri ini. Nah, inilah peluang untuk berbagi… Ajarkan dan bagikan teknik ini ke orang lain yang kira-kira membutuhkannya. Keampuhan teknik sederhana ini, justru berasal dari NIAT TULUS Anda yang ingin menolong orang lain, agar bisa merasakan perasaan “plong” juga… seperti yang Anda rasakan. Itulah attitude of NLP. Kekuatan sebuah teknik, justu berasal dari Sikap kita sebagai pembabarnya…

Nah, berikutnya… Kalo nolong, ya nolong aja. Jangan minta duit atau pamrih he..he.. Nanti saya sumpahin, wong dapat ilmunya gratis, lha kok malah dijual. Gua sumpahin miskin lagi he..he.. Enggaklah, terserah saja kok…

Mohon pamit, mau meeting lagi… Tadi sedang iseng, jadi nulis artikel ini.

Jakarta, 29 Oktober 2008

Krishnamurti

Kamis, 13 November 2008

By: Krishnamurti

"Bagaimana mungkin Anda bisa terbang tinggi, jika Anda masih membawa
ransel yang berat di pundak Anda?" demikian jawaban saya jika ada
peserta training yang bertanya bagaimana cara mencapai sukses dengan
cepat.

Salah satu ransel yang berat ini adalah kemarahan dan teman-temannya
seperti kekesalan, kekecewaan, kesedihan dsb. Marah itu memang
menyakitkan. Marah itu bahaya. Marah itu tidak nyaman. Marah itu
energi negatif. Marah itu disimpan jadi berat, namun jika dibuang
sering seperti bumerang yang kembali lagi ke si pengirim. Uh, sebeeel
dan sereeem…

Bagaimana melepaskan ransel yang berat tersebut?

Teknik ini saya dapatkan dari seorang sahabat yang berasal dari Jerman
saat kami training bersama di sesi NLP Malaysia tahun lalu. Beliau
sudah menekuni teknik ini belasan tahun. Teknik Releasing berikut ini
memang sudah saya sesuaikan dengan budaya Indonesia dan dikombinasikan
dengan teknik NLP lainnya agar menjadi sangat sederhana (sebagaimana
hobi saya yang ingin membuat segala sesuatu menjadi sederhana
he..he..) dan setiap orang bisa melakukannya sendiri.

Urutan proses kegiatannya adalah sbb:

1. Ambil sikap yang nyaman, bisa posisi duduk atau tiduran. Masuk
kedalam diri dalam suasana hening (Deep Trance State) sampai Anda
nyaman. Salah satu teknik sederhana favorit saya adalah menghitung
mundur dari 3, 2 dan 1 sambil bernafas sangat perlahan di setiap
hitungannya.

2. Anda hening beberapa saat. Setelah itu, lakukan kalimat sugesti
diri (self suggestion) berikut ini dengan teknik:

Tanda * = artinya dengan lembut dan perlahan tariklah nafas yang dalam
dan saat hembuskan nafas dalam tempo lambat katakan kalimat disebelahnya.

* Aku lepaskan… (hening sejenak)

* Aku bebaskan… (hening sejenak)

(Jika muncul gambaran memory, boleh gunakan teknik gambarannya dibuat
menjauh sampai hilang. Jika muncul suara, boleh gunakan teknik
suaranya dibuat terdengar makin perlahan sampai hilang.)

* Segala rasa marah.. (hening sejenak)

* Segala rasa sedih… (hening sejenak)

* Segala rasa kecewa.. (hening sejenak)

(boleh ditambahkan kata lainnya bila menurut Anda mengganggu emosi
Anda, lebih spesifik lebih baik)

* Yang bersemayam dalam diriku… (hening sejenak)

* Ke alam semesta dengan ikhlas… (hening sejenak)

* Sekaraaang…

3. Rasakan perasaan Anda saat ini, jika masih ada rasa, suara atau
gambaran kemarahan dan kawan-kawannya yang muncul, silahkan lakukan
kembali langkah 2 dalam kondisi Deep Trance.

Setelah Anda kuasai dan mahir dengan teknik ini, Anda dapat
mempraktekannya kapanpun dan dimanapun dengan melakukan langkah 1
tanpa harus pejamkan mata. Karena Deep Trance State bisa Anda ciptakan
kapanpun Anda perlu.

Setelah ransel berat tersebut lepas, maka Andapun siap untuk terbang
tinggi, setinggi dan sejauh yang Anda inginkan.

Kamis, 30 Oktober 2008

Kepada Wanita Cantik......

Seorang anak laki-laki kecil bertanya
kepada ibunya "Mengapa engkau menangis?"

"Karena aku seorang wanita", kata
sang ibu kepadanya.

"Aku
tidak mengerti", kata anak itu.

Ibunya hanya memeluknya dan berkata,
"Dan kau tak akan pernah mengerti"

Kemudian anak laki-laki itu bertanya
kepada ayahnya, "Mengapa ibu suka menangis tanpa
alasan?"

"Semua
wanita menangis tanpa alasan", hanya itu yang dapat dikatakan oleh
ayahnya.

Anak laki-laki kecil itu pun lalu
tumbuh menjadi seorang laki-laki dewasa, tetap ingin tahu mengapa wanita
menangis.

Akhirnya
ia menghubungi Tuhan, dan ia bertanya, "Tuhan, mengapa wanita begitu mudah
menangis?"

Tuhan berkata:

"Ketika Aku
menciptakan seorang wanita, ia diharuskan untuk menjadi seorang yang
istimewa. Aku membuat bahunya cukup kuat untuk menopang dunia; namun,
harus cukup lembut untuk memberikan kenyamanan "
"Aku
memberikannya kekuatan dari dalam untuk mampu melahirkan anak dan menerima
penolakan yang seringkali datang dari anak-anaknya "
"Aku
memberinya kekerasan untuk membuatnya tetap tegar ketika orang-orang lain
menyerah, dan mengasuh keluarganya dengan penderitaan dan kelelahan tanpa
mengeluh "
"Aku
memberinya kepekaan untuk mencintai anak-anaknya dalam setiap keadaan,
bahkan ketika anaknya bersikap sangat menyakiti hatinya "
"Aku
memberinya kekuatan untuk mendukung suaminya dalam kegagalannya dan
melengkapi dengan tulang rusuk suaminya untuk melindungi hatinya
"
"Aku
memberinya kebijaksanaan untuk mengetahui bahwa seorang suami yang baik
takkan pernah menyakiti isterinya, tetapi kadang menguji kekuatannya dan
ketetapan hatinya untuk berada disisi suaminya tanpa ragu
"
"Dan
akhirnya, Aku memberinya air mata untuk diteteskan.
Ini adalah
khusus miliknya untuk digunakan kapan pun ia butuhkan."

"Kau tahu:

Kecantikan
seorang wanita bukanlah dari pakaian yang dikenakannya, sosok yang ia
tampilkan, atau bagaimana ia menyisir rambutnya."
"Kecantikan
seorang wanita harus dilihat dari matanya, karena itulah pintu hatinya -
tempat dimana cinta itu ada."

Senin, 27 Oktober 2008

Kisah Anie & Kadek

Hai teman-teman semua,


Terima kasih untuk Pak Herman, Mbak Heni dan Mimi.

Saya menangis membaca 3 postingan kalian : Dear Diary, kisah cinta dari China, dan unconditional love. Tiga artikel yang begitu menyentuh dan saling menguatkan. Ketiganya mengarah ke satu hal : mencintai dan menerima apa adanya, tanpa syarat, tanpa pamrih.

Membacanya membawa saya kembali ke masa-masa dulu, tahun-tahun awal pernikahan kami. Perasaan saya jadi mellow, dan jadi pengen nulis, sekalian menjawab Pak Budiharto dan Mbak Ester…

Saya dulu seangkuh Vella. Di tengah semua kekurangan saya, saya selalu melihat kekurangan suami saya, sehingga kelebihannya menjadi tak berarti. Saya selalu complain bila suami bersikap tidak sesuai dengan yang seharusnya menurut saya. Bahkan saya sempat kehilangan rasa itu. Perasaan cinta dan debar-debar di dada saat pacaran dulu, menguap entah ke mana.

Pertengkaran - pertengkaran acap muncul. Sebenarnya itu tidak bisa disebut pertengkaran, karena hanya sepihak. Suami saya jarang sekali meladeni emosi saya. Dia hanya diam dan memandang saya dengan tatapan yang mungkin yang entah apa maknanya. Parahnya, saya tambah marah karena menurut saya, harusnya dia bicara, mengekspresikan perasaaannya, sehingga saya tahu apa tahu apa sebenarnya alasan dibalik sikapnya. Sampai saya sering bilang, saya kan bukan paranormal yang bisa tahu apa perasaan kamu, so say something, anything. Tapi dia tetap diam, dan saya terbakar sendiri.

Namun bila kemarahan saya sudah reda, entah esok atau kapannya, dia akan menjelaskan pelan-pelan alasannya. Eh sudah begitu, saya tetep aja menyalahkannya. Harusnya begini dong, begitu dong... Pokoknya, hidup ini jadi ruwet banget karena saya selalu menganalisa.

Saking tidak tahu bagaimana caranya untuk mengubah dia agar bersikap seperti yang saya mau, saya dengan kurang ajarnya mengajukan pertanyaan yang begitu angkuh dan sarkastis, "Saya orang yang mau belajar, jadi tolong kasi tahu saya bagaimana caranya agar saya bisa bangga punya suami kamu".

Kalimat itu meluncur begitu saja dari mulut saya, sampai saya sendiri kaget dengan kata-kata saya sendiri, dan terdiam, aduh, kok saya kurang ajar banget ya, dia pasti marah…

Dia diam, memandang ke arah saya beberapa saat, bukannya marah seperti yang saya pikir, dia dengan penuh kontrol diri menjawab dengan hanya satu kalimat yang singkat, padat, jelas dan merasuk ke dalam jiwa saya, merontokkan semua ego dan keangkuhan saya selama ini.

“Syukuri apa yang aku punya, dan jangan sesali apa yang tidak aku punya”

Saat itu juga saya tersadar begitu bodohnya saya, lupa akan segala kemuliaan hatinya yang membuat saya jatuh cinta padanya bahkan sejak kami masih kecil. Betapa ego dan segala masalah yang ada dalam diri saya membutakan saya. Saat itu ingin saya menangis dan bersimpuh di kakinya, dan memohon maaf atas semua kesombongan dan kesalahan saya selama ini.

Namun sekali lagi ego itu berkuasa. Dengan masih mengenakan keangkuhan itu saya berkata, “Oke, jawaban itu yang aku mau. Aku benar-benar mau belajar, so bantu aku agar bisa melakukannya”

Sejak itu, setiap dia bersikap salah versi saya, ketika emosi mau naik, saya selalu ingat kalimat itu. Saya pause dulu, lalu saya mengingat-ingat kebaikannya. Kemudian hati saya akan melembut, dan berkata, sebenarnya dia terlalu baik, justru kamu yang harus malu karena begitu banyak kekuranganmu, dan dia menerimamu apa adanya.

Terapi ini membuat saya berubah, dan saya jatuh cinta lagi padanya. Semakin hari semakin mencintainya, dan setiap hari bersyukur bisa menjadi istrinya. Sampai saya merasa saya pasti sudah pernah berbuat kebaikan yang begitu besar sehingga Tuhan memberi saya kesempatan dan kemewahan untuk bersuamikan dia. Saya merasa Tuhan begitu memanjakan saya.

Tiba saatnya saya bertanya, apa yang membuatnya bertahan dan begitu sabar menghadapi saya, saya yang kecil ini dibanding jiwanya yang besar.

“Aku mencintaimu, engkau adalah belahan jiwaku. Seperti sebuah radio yang hanya bisa menyala bila ada powernya. Tanpa power, radio tidak bisa berfungsi. Lalu siapakah yang lebih besar, lebih penting, power atau radio? Tidak ada lebih penting dari yang lain. Semua akan memiliki arti bila bersama. Denganmu, aku hidup. Kamulah motivasi terbesar dalam hidupku selama ini, bahkan sejak aku masih kecil. Dan aku tahu, kamu akan menjadi lebih baik dari hari ke hari, karena kamu mau belajar”.

Berbunga hati saya mendengarnya, namun saya masih belum mendapatkan jawaban yang saya mau. “Tapi apa rahasianya sehingga kamu bisa menerima sikapku selama ini?”.

“Kita tidak bisa mengubah orang lain, kita hanya bertanggungjawab terhadap diri kita sendiri. Bila seseorang sikapnya tidak benar menurut kita, bukan dia yang harus dan bisa kita ubah, tapi diri kitalah yang kita sesuaikan agar kita bisa menerimanya, dan tidak terpengaruh oleh sikapnya. Karena sebenarnya tidak ada yang salah di dunia ini. Yang ada hanyalah tingkat kebenaran yang berbeda. Kita berusaha bergerak dari satu kebenaran ke tingkat kebenaran yang lebih tinggi lagi”.

Kalimat ini tidak mudah saya aplikasikan. Sampai saya bertemu Pak Adi, SC dan seterusnya.

Back to the unconditional love,
dalam kasus saya, suami sayalah yang menerapkannya sejak awal. Bahkan sebelum kami pacaran, saat kami bersahabat sejak kecil. Ketika SMA saya pacaran dengan cowok lain dan backstreet, dialah yang mengantar saya bertemu pacar, mengawasi saya dari jauh, dan mengantar saya pulang, karena orang tua saya hanya percaya padanya. Dari tatapan matanya, saya tahu betul kalau dia mencintai saya. Tapi karena dia tidak pernah mengatakannya, jadi saya putuskan untuk jalan dengan cowok lain.

Ia menunggu sampai kuliah kami selesai, baru kemudian mengungkapkan perasaannya pada saya. Sejak dulu ia begitu yakin kalau saya akan menjadi istrinya, walau kami melewati masa-masa pacaran dengan yang lain.

Sampai sekarangpun saya tidak habis pikir bagaimana dia bisa memanajemen perasaannya pada masa-masa itu. Bagi saya, dia seperti sebuah buku yang saya selalu dapat belajar hal baru darinya. Sebuah buku bernama Kadek.

Sebentar lagi tgl 4 November, hari ulang tahun perkawinan kami yang ke 9. Dan bersama air mata yang setia menemani saya selama menulis ini, ijinkan saya menyampaikan satu hal untuk suami saya, kekasih hati saya. Hanya satu hal : Terima kasih.


(Maaf ya kawan-kawan bila terlalu personal dan bila ada yang kurang berkenan).

O ya untuk mbak Ester, sejak kejadian itu, saya hampir tidak pernah bertengkar sepihak lagi. Kehidupan rumah tangga kami seperti pacaran, waktu dan jarak bukan penghalang. Walau sudah 3 tahun ini kami terpisah kota, suami bekerja di Irian Jaya dan Jakarta, sedang saya dan anak-anak tinggal di Bali, kami saling mempercayai, dan hampir selalu dapat menyelesaikan masalah-masalah rumah tangga dengan kepala dingin. Semoga kami bisa mempertahankannya, atau lebih baik lagi.


Terima kasih dan Salam penuh kasih,

Anie.

Jumat, 24 Oktober 2008

Dear Diary

Dear Diary,

Hai Di, udah lama vella ngga nulisin kamu yah,

banyak banget yang vella mau ceritain ke kamu Di.

Tadi pagi vella sama temen2 ngomongin cowok

masing-masing.

Di masih inget sama evan kan ? cowoknya vella ?

Vella malu banget deh sama dia. Dia soalnya ngga

kayak cowok2 temen vella yang lain Di.

Sebel deh sama evan, Bayangin deh Di semua minusnya

evan nih yah :

Minus 10 karena dia ngga punya handphone !!!

padahal cowok2 temen vella yang lain punya handphone

Minus 10 karena dia ngga dibolehin nyetir mobil

sama ortunya karena belum 17, padahal cowok2 temen

vella yang lain biar sama2 smp udah boleh bawa

sendiri !!!!!

Minus 10 karena dia itu rambutnya cuma cepak

biasa, padahal cowok2 temen vella yang lain itu

rambutnya gaya abhies

Minus 10 buat dia karena dia itu ngga suka ke

tempat2 dugem Di ! padahal vella suka banget ke sana,

malu banget ngga sih punya cowok kayak gitu.

Minus 10 buat dia lagi Di ! karena dia ngga punya

satu pun jacket xsml padahal cowok2 temen vella yang lain

sering banget belanja disana, kalau dia sih paling

pake bajunya bangsa bangsa jacket yang merek FILA

(idih ngga banget siCh Di!)

Minus 10 banget ( dan yang ini banget banget

banget !!!! ) karena dia masih suka bawa makanan

dari rumah buat makang siang ke sekolah ! gila yah

DI malu2in banget ngga sih !!!!!!!!

Sumpah yah Di, vella malu banget sama dia ,kayaknya

mau putus aja deh Di

Dear Diary.

hari Ini valentine, pas Evan ke kelas vella mau

kasih kado, vella cuma diem aja .Seharian itu Di,

vella ngindarin dia abis-abisan, dia bingung gitu

kayaknya Di, kenapa vella ngindar terus.

Sampe rumah dia nelepon vella, tapi Vella males

ngomong sama dia Di , vella suruh pembantu bilang ke

evan kalau vella belum pulang. Dia nelepon 4 kali

hari itu tapi vella males nerima.

Kira-kira 3 harian deh kayak gitu, tiap di sekolah

vella ngindarin evan pake cara ke wc cewek lah atau

ngumpet2 lah, dan di rumah vella selalu ngga mau

nerima telepon dari dia, kayaknya vella bener-bener

udah ilfeel dan malu pacaran sama dia Di !

Akhirnya waktu itu hari Senin, Seperti biasa pas di

sekolah, Vella ngindarin dia. Pas pulang sekolah

vella ngumpul di kantin sama temen2 vella. Mereka

pada nanya kok vella ngindarin evan terus Vella diem

aja, tapi setelah didesak akhirnya Vella ngaku juga

Vella ngomong, " Ah bete banget gue sama tuh cowok,

udah ngga ada modal mendingan gaul, dan mukanya

setelah gue pikir2 biasa banget, ya ampun kok gue

dulu mau yah jadi sama dia ? dipelet kali yah gue!!"

tiba tiba semua pada diem dan ngeliat ke arah

punggung vella, Vella bingung dan nengok di, ya

Tuhan Di ! ternyata ada evan di belakang Vella dan

kayaknya dia denger yang vella baru ucapin barusan.

Vella cuma bisa diem tapi vella sempet ngeliat Evan

sebentar. Dia diem, mukanya nunduk ke bawah terus

dia pelen2 pergi dari situ.

Vella diem aja , ada beberapa yang ngomong "hayo

loo vel , dia denger lho !!" Tapi ada juga yg

ngomong , " Udahlah vel , baguslah denger , ngga ada

untungnya tetep sama dia , ntar elo juga bisa dapet

yg lebih bagus."

Bener juga yah Di . Ya udah vella cuek aja , syukur

deh kalau dia denger !!! Dia mau minta putus juga

ayo , mau banget malah vella.

Dua hari pun berlalu Di , dan sejak saat Evan udah

ngga berusaha nyamperin vella di sekolah atau

nelepon vella. Tiap ketemu di sekolah dia cuma diem

dan ngelewatin vella aja..

Seminggu berlalu , 2 minggu berlalu sejak hari itu ,

vella mulai ngerasa ada sesuatu yang ilang Di , ngga

tau kenapa Vella mulai ngerasa kehilangan sesuatu ,

kadang2 vella suka bengong bingung sendiri , cuma

vella berusaha ilangin perasaan itu .Vella ngga tau

kenapa jadi males kemana mana , pengennya

sendiri aja , males ngapa-in .Semua orang jadi

bingung kenapa Vella berubah jadi kayak gini . Vella

sendiri juga ngga tau kenapa Di.

Dear Diary,

Minggu malem nih Di, Ujan deres banget, Vella diem

dan ngerenung di dalam kamar. Tiba tiba di channel V

ada lagunya Janet JaCkson Di ! Tau kan liriknya ?

Doesn't really matter what the eyes is seeing ,

Cause im in love with the Inner being.

Saat itu tiba-tiba Vella nangis Di, Vella baru

sadar.... Betapa baiknya evan..... Vella nangis -

senangisnya Di , karena vella baru sadar betapa

begonya vella...

Minus 10 karena evan ngga punya Hp Di , tapi plus 100

karena dia tiap malem rela jalan jauh ke wartel

buat Nelpon Vella ngucapin selamat tidur setiap

hari.......

Minus 10 karena dia ngga dibolehin nyetir mobil

sama ortunya karena belum 17 Di , Tapi plus 100

karena tiap malem minggu dia rela naik sepeda jauh

dari kemang ke bona indah khusus ngapelin vella biar

ujan sekalipun,.. ...

Minus 10 karena dia rambutnya cuma botak biasa

dan ngga suka di spike, tapi plus 100 karena dalam

keadaan rambut vella apapun baik bagus maupun lagi

jelek , mau salah potong atau salah blow atau salah

model dia selalu bilang vella cantik banget....

Minus 10 karena dia ngga suka ke tempat dugem Di, tapi

plus 100 karena dia rela nemenin vella ke

tempat2 kayak gitu , meski dia ngga suka dan rela

dimarahin ortunya karena pulang pagi nemenin

vella...dengan naik taksi ke rumahnya.... .

Minus 10 karena eVan ngga punya jacket xsml dan

hanya punya jacket fila biasa , tapi plus 100 karena

kalau ujan di sekolah dia selalu minjemin vella

jacketnya meski dia sendiri kedinginan.. ....

Minus 10 karena dia bawa makan siang ke sekolah,

tapi plus 100 karena ternyata nabung uang jajan

makang siangnya buat beli kado valentine buat

vella......

Dari 60 minus yg evan punya Di , dia punya 600 Plus

di hati Vella .... dari 1000 kekurangan evan , dia

punya semilyar kebaikan.... .. ya tuhan Di , betapa

begonya vella yah.....vella yang berutung sebenernya

punya cowok evan , dan vella juga yang nyakitin evan,

padahal ngga pernah sekalipun dia nyakitin vella.

Malemnya vella nangis lama banget Di

Dear Diary,

Vella ketemu sama evan di sekolah. Vella kejar dia

dan bilang vella mau ngomong, Evan diem aja , tapi

pulang sekolah dia nanya vella mau ngomong apa.

Vella kasih dia kartu buatan vella , vella cium pipi

dia dan vella bilang minta maaf karena vella udah

nyakitin dia . Dia cuma diem aja terus pulang....

Vella cuma bisa diem karena sadar , vella yang

berbuat , vella juga yang kehilangan.. .

Sakit banget rasanya Di , Vella pulang sekolah

nangis tapi juga sadar itu semua Vella yang bikin

dan vella pula yang nanggung resiko-nya.. .

Malem itu tiba tiba mama ngetok pintu kamar

vella,katanya ada telepon. Ternyata bener Di itu evaN,

dia udah maafin vella, dia udah lupain

semuanya.... .aduh Di, girang banget hati vella ,

hihihihihi senengnya

Nanti malem Evan mau kesini Di, dan vella mau

dandan secantik-cantiknya buat evan, jadi Vella

udahan dulu yah Di......thx banget udah denger

curhat-nya vella, Vella belajar satu hal Di,

*"Hargailah apa yang kamu miliki sekarang , karena *

*tanpa kamu sadari, kamu begitu beruntung telah *

*memiliki-nya" *

Selamat malem diary,ku.... .

NB: Minus 10 Di, karena mukanya tidak tampan,

tapi plus 100 karena hatinya luar biasa tampan......

Vella-Nya Evan

Doesnt' Really Matter what The eyes is seeing cause

im in love with the Inner being

Indahnya malam pertama kita



Satu hal sebagai bahan renungan Kita...
Tuk merenungkan indahnya malam pertama
Tapi bukan malam penuh kenikmatan duniawi semata
Bukan malam pertama masuk ke peraduan Adam Dan Hawa

Justru malam pertama perkawinan kita dengan Sang Maut
Sebuah malam yang meninggalkan isak tangis sanak saudara
Hari itu...mempelai sangat dimanjakan
Mandipun...harus dimandikan
Seluruh badan Kita terbuka....
Tak Ada sehelai benangpun menutupinya. .
Tak Ada sedikitpun rasa malu...
Seluruh badan digosok Dan dibersihkan
Kotoran dari lubang hidung dan anus dikeluarkan
Bahkan lubang - lubang itupun ditutupi kapas putih...
Itulah sosok Kita....
Itulah jasad Kita waktu itu

Setelah dimandikan.. .,
Kitapun kan dipakaikan gaun cantik berwarna putih
Kain itu ....jarang orang memakainya..
Karena bermerk sangat terkenal bernama Kafan
Wewangian ditaburkan ke baju Kita...
Bagian kepala..,badan. .., Dan kaki diikatkan
Tataplah.... tataplah. ..itulah wajah Kita
Keranda pelaminan... langsung disiapkan
Pengantin bersanding sendirian...

Mempelai di arak keliling kampung bertandukan tetangga
Menuju istana keabadian sebagai simbol asal usul
Kita diiringi langkah gontai seluruh keluarga
Serta rasa haru para handai taulan
Gamelan syahdu bersyairkan adzan dan kalimah Dzikir
Akad nikahnya bacaan talkin...
Berwalikan liang lahat..
Saksi - saksinya nisan-nisan. .yang tlah tiba duluan
Siraman air mawar..pengantar akhir kerinduan

Dan akhirnya.... . Tiba masa pengantin..
Menunggu Dan ditinggal sendirian...
Tuk mempertanggungjawab kan seluruh langkah kehidupan
Malam pertama
bersama KEKASIH..
Ditemani rayap - rayap Dan cacing tanah
Di kamar bertilamkan tanah..
Dan ketika 7 langkah tlah pergi....
Kitapun kan ditanyai oleh sang Malaikat...
Kita tak tahu apakah akan memperoleh Nikmat Kubur...
Ataukah Kita kan memperoleh Siksa Kubur.....
Kita tak tahu...Dan tak seorangpun yang tahu....
Tapi anehnya Kita tak pernah galau ketakutan... ..
Padahal nikmat atau siksa yang kan kita terima
Kita sungkan sekali meneteskan air mata...
Seolah barang berharga yang sangat mahal...

Dan Dia Kekasih itu.. Menetapkanmu ke syurga..
Atau melemparkan dirimu ke neraka..
Tentunya Kita berharap menjadi ahli syurga...
Tapi....tapi .....sudah pantaskah sikap kita selama ini...
Untuk disebut sebagai ahli syurga

Baca jika anda ada masa /waktu untuk ALLAH.
Bacalah hingga habis.
Saya hampir membuang email ini namun saya telah diberi anugerah untuk membaca terus hingga ke akhir.

ALLAH, bila saya membaca e-mail ini, saya pikir saya tidak ada waktu untuk ini....
Lebih lebih lagi diwaktu kerja. Kemudian saya tersadar bahwa pemikiran semacam inilah yang ....
Sebenarnya, menimbulkan pelbagai masalah di dunia ini.

Kita coba menyimpan ALLAH didalam MASJID pada hari Jum'at......
Mungkin malam JUM'AT?
Dan sewaktu solat MAGRIB SAJA?
Kita suka ALLAH pada masa kita sakit....
Dan sudah pasti waktu ada kematian...

Walau bagaimanapun kita tidak ada waktu atau ruang untuk ALLAH waktu bekerja atau bermain?
Karena...
Kita merasakan diwaktu itu kita mampu dan sewajarnya mengurus sendiri tanpa bergantung padaNYA.

Semoga ALLAH mengampuni aku karena menyangka... ...
Bahwa nun di sana masih ada tempat dan waktu dimana ALLAH bukan lah yang paling utama dalam hidup ku (nauzubillah)

Kita sepatutnya senantiasa mengenang akan segala yang telah DIA berikan kepada kita.
DIA telah memberikan segala-galanya kepada kita sebelum kita meminta.

ALLAH
Dia adalah sumber kewujudanku dan Penyelamatku
IA lah yang mengerakkan ku setiap detik dan hari.
TanpaNYA aku adalah AMPAS yang tak berguna.

Susah vs. Senang
Kenapa susah sekali menyampaikan kebenaran?

Kenapa mengantuk dalam MASJID tetapi ketika selesai ceramah kita segar kembali?
Kenapa mudah sekali membuang e-mail agama tetapi kita bangga mem "forward" kan email yang tak senonoh?
Hadiah yang paling istimewa yang pernah kita terima.
Solat adalah yang terbaik.... Tidak perlu bayaran , tetapi ganjaran lumayan.
Notes: Tidak kah lucu betapa mudahnya bagi manusia TIDAK Beriman PADA ALLAH
setelah itu heran kenapakah dunia ini menjadi neraka bagi mereka.

Tidakkah lucu bila seseorang berkata "AKU BERIMAN PADA ALLAH" TETAPI SENTIASA MENGIKUT SYAITAN. (who, by the way, also "believes" in ALLAH ).

Tidakkah lucu bagaimana anda mampu mengirim ribuan email lawak yang akhirnya tersebar bagai api yang tidak terkendali., tetapi bila anda mengirim email mengenai ISLAM, sering orang berpikir 10 kali untuk berkongsi?

Tidakkah mengherankan bagaimana bila anda mulai mengirim pesan ini anda tidak akan mengirim kepada semua rekan anda karena memikirkan apa tanggapan mereka terhadap anda atau anda tak pasti apakah mereka suka atau tidak?.

Tidakkah mengherankan bagaimana anda merasa risau akan tanggapan orang kepada saya lebih dari tanggapan ALLAH terhadap anda.

Aku berDOA , untuk semua yang mengirim pesan ini kepada semua rekan mereka di rahmati ALLAH.


Rabu, 24 September 2008

Rahasia Kehidupan

Seorang
pria mendatangi Sang Guru, "Guru, saya sudah bosan hidup. Sudah

jenuh betul. Rumah tangga saya berantakan. Usaha
saya kacau. Apa pun

yang saya lakukan selalu berantakan. Saya ingin
mati saja.

"Sang Guru tersenyum, "Oh, kamu sakit." "Tidak Guru, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan.

Itu sebabnya saya ingin mati."

Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, Sang Guru meneruskan, "Kamu sakit. Dan penyakitmu itu dinamakan

Alergi Hidup."

Banyak sekali di antara kita yang alergi terhadap kehidupan. Kemudian, tanpa disadari kita melakukan hal-hal

yang bertentangan dengan norma kehidupan. Sungai kehidupan ini mengalir terus, tetapi kita menginginkan status-quo.

Kita berhenti di tempat, kita tidak ikut mengalir. Itu sebabnya kita jatuh sakit. Kita mengundang penyakit

Resistensi kita, penolakan kita untuk ikut mengalir bersama kehidupan membuat kita sakit. Yang namanya usaha,

pasti ada pasang-surutnya.

Dalam hal berumah tangga, bentrokan-bentrokan kecil itu lumrah. Persahabatan pun tidak selalu langgeng.

Apa sih yang langgeng, yang abadi dalam hidup ini? Kita tidak menyadari sifat kehidupan. Kita ingin mempertahankan

suatu keadaan. Kemudian kita gagal, kecewa, dan menderita

"Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu ingin sembuh dan bersediamengikuti petunjukku," kata Sang Guru.

"Tidak Guru, tidak! Saya sudah betul-betul bosan. Saya tidak ingin hidup," pria itu menolak tawaran Sang Guru.

"Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati?" "Ya, memang saya sudah bosan hidup."

"Baiklah, kalau begitu maumu. Ambillahbotol obat ini. Setengah botol diminum malam ini, setengah botol lagi

besok petang. Besok malam kau akan mati dengan tenang."

Giliran pria itu jadi bingung. Setiap guru yg ia datangi selama ini selalu berupaya untuk memberikannya semangat

hidup. Yang satu ini aneh. Ia malah menawarkan racun. Tetapi karena ia memang sudah betul-betul jemu, ia menerimanya

dengan senang hati. Sesampai di rumah, ia langsung menenggak setengah botol 'obat' dari Sang Guru. Dan......

ia merasakan ketenangan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.. . Begitu santai!!!

Tinggal 1 malam, 1 hari, dan ia akan mati. Ia akan terbebas dari segala macam masalah. Malam itu, ia memutuskan utk

makan malam bersama keluarga di restoran Jepang. Sesuatu yang sudah tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun

terakhir.

Pikir-pikir malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis. Sambil makan, ia bersenda gurau.

Suasananya santai banget! Sebelum tidur, ia mencium istrinya dan berbisik, "Sayang, aku mencintaimu. "

Esoknya bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar.Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya

dan ia tergerak untuk melakukan jalan pagi. Pulang ke rumah setengah jam kemudian, ia melihat istrinya

masih tertidur. Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat 2cangkir kopi. Satu untuk dirinya,

satu lagi untuk istrinya. Karena pagi itu adalah pagi terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis!

Sang istri pun merasa aneh sekali. Selama ini, mungkin aku salah, "Maafkan aku, sayang."

Di kantor, ia menyapa setiap orang. Stafnya pun bingung, "Hari ini boss kita kok aneh ya?"

Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mereka menjadi lembut. Karena siang itu adalah siang terakhir, ia ingin

meninggalkan kenangan manis! Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah.

Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan apresiatif terhadap perbedaan pendapat. Tiba-tiba hidup menjadi indah.

Ia mulai menikmatinya. Pulang ke rumah petang itu, ia menemukan istri tercintamenungguiny a di beranda.

Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya, "Sayang, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini

aku selalu merepotkan kamu." Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan, "Pa, maafkan kami semua.

Selama ini Papa selalu stress karena perilaku kami."

Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Seketika hidup menjadi sangat indah.

Ia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan setengah botol yang sudah ia minum?

Ia mendatangi SangGuru lagi. Melihat wajah pria itu, Sang Guru langsung mengetahui apa yang telah terjadi,

"Buang saja botol itu. Isinya air biasa kok. Kau sudah sembuh! Jika kau hidup dalam kekinian, jika kau hidup dengan

kesadaran bahwa engkau bisa mati kapan saja, kau akan menikmati setiapdetik kehidupan.

Hilangkan egomu, keangkuhanmu. Jadilah lembut,selembut air, dan mengalirlah bersama sungai kehidupan.

Kau tidak akan bosan. Kau akan merasa hidup. Itulah rahasia kehidupan. Itulah jalan menuju ketenangan.

Itulah kunci kebahagiaan. "

Pria itu mengucapkan terima kasih, lalu pulang untuk mengulangi pengalaman sehari terakhirnya.

Ia terus mengalir. Kini ia selalu hidup dengan kesadaran bahwa ia bisa mati kapan saja. Itulah sebabnya, ia

selalu tenang, selalu bahagia!

Tunggu. Kita semua SUDAH TAHU bahwa kita BISA MATI KAPAN SAJA. Tapimasalahnya:

apakah kita SELALU SADAR bahwa kita BISA MATI KAPAN SAJA???

Dari milis Money Magnet

Senin, 22 September 2008

Sang Juara

Suatu ketika, ada seorang anak yang sedang mengikuti sebuah lomba mobil
balap mainan. Suasana sungguh meriah siang itu sebab ini adalah babak final.
Hanya tersisa 4 orang sekarang dan mereka memamerkan setiap mobil mainan
yang dimiliki. Semuanya buatan sendiri, sebab, memang begitulah
peraturannya.

Ada seorang anak bernama Unyil. Mobilnya tak istimewa, namun ia termasuk
dalam 4 anak yang masuk final. Dibanding semua lawannya, mobil Unyil lah
yang paling tak sempurna. Beberapa anak menyangsikan kekuatan mobil itu
untuk berpacu melawan mobil lainnya.

Yah, memang mobil itu tak begitu menarik. Dengan kayu yang sederhana dan
sedikit lampu kedip diatasnya, tentu tak sebanding dengan hiasan mewah yang
dimiliki mobil mainan lainnya . Namun, Unyil bangga dengan itu semua. Sebab,
mobil itu buatan tangannya sendiri.

Tibalah saat yang dinantikan. Final kejuaraan mobil balap mainan. Setiap
anak mulai bersiap di garis start, untuk mendorong mobil mereka
kencang-kencang. Di setiap jalur lintasan, telah siap 4 mobil, dengan 4
"pembalap" kecilnya. Lintasan itu berbentuk lingkaran dengan 4jalur terpisah
diantaranya.

Namun, sesaat kemudian. Unyil meminta waktu sebentar sebelum lomba dimulai.
la tampak berkomat-kamit seperti sedang berdoa. Matanya terpejam dengan
tangan yang bertangkup memanjatkan doa. Lalu, semenit kemudian. la berkata,
"Ya, aku siap!".
Dor. Tanda telah dimulai. Dengan satu hentakan kuat, mereka mulai mendorong
mobilnya kuat-kuat. Semua mobil itu pun meluncur dengan cepat. Setiap orang
bersorak-sorai bersemangat, menjagokan mobilnya masing-masing "Ayo ayo . .
cepat . . cepat. .
maju. . maju". begitu teriak mereka. Daaann . . . sang pemenang harus
ditentukan, tali lintasan finish pun telah terlambai. Dan, Unyil lah
pemenangnya. Ya, semuanya senang riang, begitu juga Unyil. la berucap dan
berkomat-kamit lagi dalam hati. "Terima kasih."
Saat pembagian piala tiba. Unyil maju ke depan dengan bangga. Sebelum piala
itu diserahkan, ketua panitia bertanya. "Hai jagoan, kamu pasti tadi berdoa
kepada Tuhan agar kamu menang, bukan?". Unyil terdiam. "Bukan Pak, bukan itu
yang aku panjatkan" kata Unyil.

la lalu melanjutkan, "Sepertinya, tak adil untuk meminta pada Tuhan untuk
menolong kita mengalahkan orang lain. "Aku, hanya bermohon pada Tuhan,
supaya aku tak menangis, jika aku kalah." Semua hadirin terdiam mendengar
itu. Setelah beberapa saat, terdengarlah gemuruh tepuk-tangan yang memenuhi
ruangan.

Dari milis Money Magnet

Selasa, 09 September 2008

KETIKA KAMI HARUS MEMILIH

Dear teman-teman dan sahabat tersayang... .

Mohon maaf sebelumnya, saya baru hari ini dapat menjawab email dan beberapa sms simpati yang saya terima, sehubungan dengan kejadian luar biasa yang menimpa putri tercinta kami, R.A. Granita Ramadhani, pada hari Selasa tanggal 2 September 2008 sekitar jam 18.35-18.40 di lokasi jembatan penyebarangan depan gedung DPR/MPR – Jalan Gatot Subroto Jakarta.

Kejadian itu memang di luar dugaan kami, karena seperti biasa, putri kami (panggilan sayangnya adalah Dhani) yang bertugas sebagai jurnalis Hukum-online di Gedung DPR, meliput berita-berita yang menjadi tugasnya. Sore itu, tidak seperti biasa, setelah peliputan sidang dia meliput ekstra wawancara. Dan setelah selesai, dia memutuskan untuk segera pulang ke rumah dengan menggunakan bus kota. Itu sebabnya dia memilih memintas melalui jembatan penyeberangan di depan gedung DPR/MPR. Saat itu, jembatan dalam keadaan sepi. Namun di pertengahan jembatan ada seseorang, menggunakan topi dan jaket, sedang berdiri. Dhani sudah merasa tidak enak, dan cukup aneh karena ada seseorang berdiri seperti menunggu.

Ketika dia melewati orang tersebut, Dhani sudah merasa akan terjadi sesuatu. Dan tiba-tiba orang tersebut mengikutinya ( seperti mengejar), lalu memukul bagian belakang tubuhnya. Dhani berbalik, dan menghindar, tetapi orang tersebut, yang tingginya hampir sama dengan anak saya berhasil merobohkan Dhani dan memukul serta menendang bagian perut dan dada. Lalu Dhani direbahkan di sisi jembatan, dengan kepala dibenturkan beberapa kali ke pinggiran jembatan ( sehingga terjadi luka dan memar di kiri atas kepala). Belum cukup dengan itu, pelaku masih berusaha mencekik Dhani beberapa kali sambil terus memukuli dan membenturkan kepala Dhani ke lantai dan sisi jembatan.

Kemudian, entah bagaimana, tiba-tiba Dhani merasakan sakit luar biasa di kepala, dan sesuatu yang basah mengalir di kepalanya. Lalu orang tersebut mengambil tasnya ( yang berisi handphone, voice recorder, dompet, data hasil wawancara dan dokumen penting yang diperolehnya untuk penulisan hasil liputan), sambil mengancam akan membunuhnya kalau Dhani melawan. Kelihatannya ini ancaman yang cukup serius, sehingga Dhani memutuskan untuk diam sejenak dan membiarkan pelakunya melarikan tas yang berisi data-data penting tersebut. Setelah merasa cukup kuat, Dhani baru berteriak minta tolong ( namun di situ tidak ada siapa-siapa) , dan turun tangga menuju ke halte di bawah.

Pada saat itu ada beberapa orang di halte ( yang langsung berteriak panik dan berbagai reaksi kaget lainnya), dan ada yang bertanya , kenapa . Dhani hanya bisa mengatakan ,�Rampok ! Di atas�. Saat itu wajahnya sudah berlumuran darah, dan sudah membasahi pakaiannya. Melihat tidak ada yang bereaksi, Dhani mengambil inisiatif ingin membeli segelas aqua untuk membersihkan wajahnya ( terutama matanya yang sudah mulai mengabur tertutup cairan). Saat itu seorang bapak (yang kemudian kami ketahui bernama Bapak Solidri – dari Press Room DPR/MPR) mengenali Dhani dari ID-card Pers yang tergantung di lehernya, dan menegur Dhani...Atas kebaikan Bapak tersebut, Dhani berhasil menghubungi saya.

Saat itu, jam 18.45, saya sedang dalam perjalanan pulang ke rumah bersama suami saya. Ketika melihat nomor tidak dikenal di ponsel saya, perasaan saya sudah tidak enak. Suara Pak Solidri yang panik, dan kemudian teriakan Dhani yang bilang begini ,� Ibu...ini aku. Aku diserang...dipukuli ...aku berdarah !�

Sedetik jantung saya nyaris berhenti. Lalu saya bertanya pelan (untuk tidak menimbulkan kepanikan) ,�Di mana ?�

â€Å“Di depan DPR, di jembatan penyebarangan, arah BPKâ€�.

â€Å“Oke...kamu dengan siapa ? Ibu akan menuju ke sana sekarang.â€�

Telepon ditutup. Dan saya berbicara dengan suami yang duduk di sebelah saya dengan wajah gelisah.�Kenapa ?�

â€Å“Dhani diserang orang ! Di jembatan depan DPR. Kita sekarang ke sana. Yi, langsung belok ke kanan !â€� Saat itu kami di posisi dekat lampu merah Pondok Indah – Ciputat Raya. Seketika wajah suami saya pucat ( saya kuatir dia yang shock !).

â€Å“Siapa yang menyerang ?â€� suami saya bertanya panik (...dan pasti marah sekali...dia belum sekalipun menyakiti si Cantik kami..).

â€Å“Saya tidak tahu, Yah. Sekarang nggak usah dipikirin siapa yang menyerang, tapi kita ambil langkah dulu.â€�

Lalu saya telepon balik ke nomor tadi, dan berbicara dengan Pak Solidri. â€Å“Maaf, Pak. Bagaimana dengan kondisi anak saya ? Saya bisa minta tolong untuk menjaga anak saya ?â€�

Pak Solidri kedengaran panik. Dan menanyakan posisi saya, yang masih di sekitar Ciputat Raya arah Kebayoran Lama. Saat itu, waktu satu menit rasanya seperti berjam-jam. Saya hanya bisa berdoa ,�Ya, Allah...maafkan aku. Tidak bisa menjaga titipanMu. Apakah Engkau akan mengambil dia saat ini ? Seandainya Engkau berkenan, tolong jaga dia ya, Allah...Tolong jaga titipanMu. Aku tidak bisa menjaganya saat ini. Tolong kirimkan Malaikat-malaikatMu untuk menjagaNya�.

Beberapa menit kemudian, saya menelepon Pak Solidri lagi, dan mereka memutuskan untuk membawa anak saya ke rumah sakit terdekat.�Kami tidak bisa menunggu Ibu, terlalu lama. Pendarahannya luar biasa. Anak ibu ditusuk di kepala.�

â€Å“Ya, sudah...tolong dibantu Pak. Kami segera menuju ke RS Mintoharjo.â€�

Lalu saya menelepon seorang teman kantor , untuk minta bantuan teman yang memiliki akses di RSAL Mintoharjo, untuk persiapan di sana sebelum kami tiba. Saya juga minta bantuan teman yang memiliki akses ke Security untuk keamanan anak saya di lokasi. Suami saya meminta bantuan polsek terdekat di Tanah Abang. Dan setelahnya saya hanya bisa berdoa. Memohon kekuatan kepada Allah, terutama agar suami saya kuat menghadapi kejadian ini...(sepanjang sisa perjalanan dia panik dan sudah menduga hal-hal terburuk yang mungkin terjadi). Saya membesarkan hatinya, dan bilang ,�Tidak usah menduga-duga. ..kita serahkan kepada Allah. Semoga Allah masih menjaga Dhani�.

Sementara itu, suami saya terus menghubungi ponsel anak saya, dan aneh sekali, ponsel itu bisa menerima panggilan sehingga kami dapat memantau si pelaku, yang kemungkinan besar naik kendaraan umum ke arah Sudirman, dan kemudian beberapa teriakan-teriakan. Akhirnya saya mendengar suara, seseorang ( yang ternyata polisi lalulintas di daerah Tosari) yang sedang bertanya kepada si pelaku. Beberapa saat kemudian, suami saya mendapat telepon dari nomor ponsel anak saya, yang menanyakan apakah kami kehilangan sesuatu. Sungguh ajaib. Tangan Allah bermain di sini. Bagaimana mungkin dalam hitungan menit, pelaku sudah tertangkap. Jauh dari TKP, dan ditangkap oleh Polisi lalulintas yang sedang bertugas di dekat jembatan Tosari.

Saat itu saya sudah tiba di RSAL Mintoharjo, dan mendapati anak saya sedang terbaring di ruang UGD dan sedang dijahit bagian kepalanya. Saya melihat luka terbuka yang tidak rata, dan ada bagian daging / jaringan yang hilang dari keningnya. Dengan menguatkan hati (perut saya sudah sakit seperti dipilin), saya mencium anak saya dan memegang tangannya yang dingin dan tubuh yang menggigil (akibat shock kehilangan darah juga). Saya berbicara ke Dhani, â€Å“Ibu sudah di sini Cantik. Ibu jaga kamu.â€� Lalu saya panggil suami sebentar, dan saya lihat suami saya hanya bisa diam menahan tangis. Dia tidak lama di situ, karena kami harus berbagi tugas. Saya mendampingi anak saya, dan suami saya bertemu dengan pihak security dari kantor saya yang membantu mendampingi anak saya di RSAL bersama dengan para pengantar dari TKP.

Menit demi menit berlalu, saya tidak tahan lagi dan merasa akan pingsan. Beberapa orang menyarankan saya ke luar. Lalu saya ke luar dan terduduk di depan lobby. Saya harus kuat, agar dapat terus mendampingi anak saya. Masih banyak hal yang mesti dibereskan. Saya sempat beristirahat sebentar di ruang depan UGD, sambil mempersiapkan administrasi untuk perawatan di RS.

Tidak lama, kening anak saya sudah selesai dijahit ( dengan model seperti jahitan kasur Palembang... berkerut- kerut...karena jaringan yang robek tidak rata dan terpecah-pecah) . Kami mendapat tempat di ruang rawat VIP, karena saya menginginkan anak saya dapat beritirahat dan memulihkan kondisinya.

Pada saat itu tim security dan lain-lain yang sudah berhasil menemukan pelaku, datang membawa barang bukti yang tadi sempat diambil paksa oleh pelaku. Saya mengecek barang bukti, dan semua lengkap (terutama data yang dibutuhkan anak saya), kecuali dompet yang berisi kartu identitas anak saya. Tim security dan polisi lalulintas yang menemukan pelaku, menanyakan kepada saya, mau diapakan si pelaku ?

Saat itu hati saya berperang : antara logika dan hati nurani.

Tadi saya sudah berdoa kepada Allah :â€� Ya, Allah...seandainya Engkau berkenan, kembalikanlah anak kami, titipanMu, dengan selamat. â€Å“ Sekarang anak saya sudah kembali dengan selamat. Bahkan barang-barang yang sangat berarti bagi pekerjaannya sudah ditemukan. Jadi saya mau menuntut apa lagi ? Mengenai cedera yang dialami anak saya, sudah ada dokter yang akan menangani. Mengenai dampak dan trauma psikologis yang dialaminya, barangkali masih bisa disembuhkan. Jadi mau apa lagi ?

Saat itu saya benar-benar dilematis. Saya harus memilih, apakah saya akan menggunakan kekuasaan dan kekuatan untuk menentukan nasib orang lain. Yang nota bene sudah menyakiti dan melukai anak saya. Apakah saya harus menjadi hakim bagi seseorang , yang mungkin tidak pernah memilih hidupnya menjadi seorang pelaku kejahatan ? Apakah saya harus menjadi algojo dan memberi vonis akhir bagi kehidupan seseorang ?

Saya hanya mampu berdoa ,�Berikan kekuatan kepadaku, ya Allah. Engkau telah mengembalikan dan mempercayakan kembali apa yang tadi aku minta. Berikan petunjukMu , ya Allah?�

Dalam hitungan detik, saya mampu mengambil keputusan. Saya katakan kepada pihak security yang mendampingi saya ,�Ya, sudahlah Pak. Saya sudah ikhlas. Saya sudah maafkan. Bawa saja dia. Lepaskan saja.�

Lalu saya berbalik kembali ke kamar perawatan anak saya. Tidak lama suami saya menyusul, dan menanyakan pendapat saya. Saya bilang ,�Yah...aku sudah ikhlas. Aku sudah maafkan. Kita sudah dapat Dhani kembali. Terserah Ayah mau bagaimana.�

Suami saya pergi ke luar. Menghadapi pelaku tersebut. Dan tidak lama kemudian kembali ke ruangan. â€Å“Sudah selesai. Sudah aku lepaskan. Tadi sudah aku kasih ongkos untuk dia pulang kampung. Jakarta sudah terlalu kejam untuk orang-orang yang tidak mampu beradaptasi. Lagi pula ini bulan Ramadhan.â€�

Saya memeluk suami saya. Kami sudah mendapatkan apa yang kami minta. Anak kami yang tercinta kembali dengan selamat, dengan luka di keningnya. Dengan luka di hatinya. Tapi dengan kehormatan yang tetap terjaga. Itu yang paling penting untuk kami berdua.

♥♥

Teman dan sahabat semua...

Barangkali akan banyak orang yang tidak mengerti jalan pikiran kami, teman-teman, keluarga, kenalan dan semua pihak yang mengenal kami termasuk pihak kepolisian yang sangat menyesalkan keputusan itu. Tapi kami berprinsip, ada saatnya kita menggunakan logika, dan ada saatnya kita menggunakan hati.

Kalau ditanya bagaimana hati saya, pastilah saya merasa sakit dan terluka. Tapi setelah saya merenung, saya yakin bahwa di balik semua ini pasti ada ‘pesan’ tertentu dari Allah Yang Maha Mengetahui. Apa yang harus saya dapatkan, dan bagaimana mendapatkan itu.

Satu hal yang jelas saya dapat adalah ‘keajaiban’ pertolongan Allah. Bagaimana mungkin, seluruh barang yang sangat penting bagi anak saya bisa kembali dengan utuh. Termasuk dompetnya yang ditemukan seseorang yang baik hati di dekat gedung GKBI. Juga, bagaimana tangan-tangan malaikatNya turun melalui orang-orang yang tidak kita duga. Ibu-ibu para joki 3-1 (Ibu Ana dan mbak Maya), pengemudi ojek yang langsung bereaksi mengejar pelaku, penjual aqua, staf Press Room yang kebetulan pernah melihat anak saya di ruang sidang DPR, rekan jurnalis yang kebetulan ada di dekat TKP, rekan-rekan dari Security TAG, dan banyak pihak lain yang tidak kami kenal sebelumnya.

Saya juga melihat, betapa berperannya fungsi SMS, yang pada saat diperlukan telah membantu saya mengirim informasi dan melakukan tindak lanjut yang penting. Sepanjang malam, hingga keesokan dan seterusnya.. .ucapan simpati, dukungan, doa...dari teman-teman, sahabat dan keluarga mengalir seperti banjir. Mengisi ruang hati saya, si Cantik kami, dan suami. Luar biasa...

Sungguh sebuah perjalanan yang menakjubkan.

Saya hanya mampu mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah membantu anak saya dari tempat kejadian hingga di RSAL Mintohardjo. ..Pak Solidri (yang terus mendampingi anak saya dari TKP hingga di UGD), Ibu Ana dan mbak Maya (yang memangku dan membantu membersih darah di wajah Dhani) , mas Ikrar, Pak Darno dan rekan-rekan dari TAG (yang begitu gesit menjaga di RSAL dan membawa pelaku yang tertangkap), pengemudi taksi Putera yang iklas mobilnya terkena bercak darah anak saya, Pak Manurung dan Siburian (Polantas yang bertugas di kawasan Tosari...bapak- bapak adalah polisi luar biasa..), paramedis dan dokter di UGD RSAL Mintohardjo, pengemudi ojek yang belum kami ketahui namanya, Bapak Rubiono (yang menemukan dompet anak saya), dokter Danny ( yang melakukan operasi plastik terhadap anak saya...thanks ya Dok, Anda sangat membesarkan hati anak saya...)..

Juga terimakasih yang khusus untuk sahabat jiwa saya, Nonce yang membawakan segelas teh manis hangat untuk saya...(Loe tau gw bisa sakaw kalo gak minum teh manis...uuuuh. ..love U..), Yetty ( thanks banget sudah menjadi pasukan UGD buat aku...welcome back ..), Tami, Adith dan mas Tyo (sorry kalau telat ngabarin...ada masalah koneksi..thanks bangeeet sudah menempuh kemacetan untuk menemani...) , my great friend Fish dan Dove yang selalu mensupport, juga Mr Terri yang mendukung dalam cuek...Sahabat- sahabat di HOS...(kalian memang luaaaaarrrrrr biasaaaaaa.. ..!!!), terutama mbak Mega yang special mengirim suaminya untuk mengunjungi kami di RS...(wooww. ..it̢۪s a great parcel...hehehe. ..thanksssss bangeettt).. . included sahabat-sahabat para pecinta kemanusiaan. ..Angel̢۪s HOS (mb Sadrah...sabar yaaa..., mb Bea..cihuyyyy. ..Monik, Atun, Astruth, Ary), dan para begawan...mas Bima, Iman, pakdhe Djoko-ku...( uuuh...thanks supportnya yaa....greaaat ), mas Herry, Kun-kun, Renaldi, mas Jack, mas Bakri, mas Abe, Mas Hendrawan,.. .Kang Asep my great guru...(support Akang sungguh menguatkan kami...)...Pak Krish...(thankss. ..bangeet dukungannya) Sahabat-sahabat TCI...kang Dedet, Mas Hendry, mas Harry Uncommon, mas Yunus, mb Lilla, mb Lina,...semua deeeh...

Juga sahabat-sahabat dari jaman SMP dan SMA ( Ully, Vera, Rita, Ninin...thanks sudah menemani aku menghadapi hari sulit kemaren...tawa kalian membuat aku kuat dan bersemangat lagi...kalian memang forever friend...juga Lina, Tuti, dan semuanya), juga Zulian-Datik sekeluarga yang begitu penuh kasih menguatkan aku (thanks buat supportnya setiap hari...aku dapat energi luar biasa...)... Tim Arisan HIMPSI...(Nno, Kko, Eyang Nki, mb Nke, nDaru, Eyang mBg, RI-1, mb Yus...thanks support dan doa dibalik puding dan bunga...hiks hiks...jadi pengen nangis sekarang...) ..Sahabat- sahabat special dari Dago Pojok Bandung...(Tutsyeee ...Unye, Jun-i, Jun-ed, Tje-h, Maya, semuanya deeeh...termasuk Mbak Hana...support kalian tak diragukan lagi...bener- bener khas Insom-Mania. ..)...

Dan terima kasih tak terhingga untuk teman seperjalanan selama belasan tahun ini, teman dan sahabat-sahabat BCA – rumah keduaku...very special friend Kuri, Kenyot, Dikun...(uuuh. ..tetap menjadi bodyguard yang cepat tanggap darurat...he he ..meniru iklan â€Å“loe tau yang kumauâ€�...hik hik..)...teman- teman BDI (hu hu hu...P. SC, Yanto, Na, Daud, Wal, BT, SW, Umbo, Edo, Wal, Wartim, Ai, Tuti...kalian adalah orang luar biasa...like my lovely family)...dan tim olahraga Senayan (mas Spt, Rini, mb DN, en de geng..)...juga Tek-tek (..EO Forever...hi hi..), Lilik, Indah dan semua rekan DHR..dan semua-mua deeeh...

Oya....terima kasih sebesar-besarnya juga buat semua teman dan kolega-kolega Dhani...di Hukum-Online. ..(thanks sudah menemani pada saat yang sulit...dengan canda dan tawa yang menguatkan Dhani...), juga buat teman-teman Dhani di Fakultas Hukum – Eksention UI (thanks atas penguatannya. ..), juga teman-teman di lingkar persahabatan jurnalis khususnya di komunitas jurnalis DPR/MPR yang telah mendukung Dhani...Tak lupa teman-teman jaman SD sampai SMA...(kalian benar-benar teman sejati seperjalanan. ..salut atas persahabatan kalian yang begitu panjang...). ..

Dan special thanks buat Ferdy...yang menjadi tumpuan hati si Cantik Dhani...thanks sudah selalu mendampingi pada saat paling sulit kemaren ini dan memberikan telinga untuk mendengar luapan emosinya...

The laaaaasssstttt. ..semua keluarga dan sahabat di mana pun berada...kebersamaa n dengan kalian membuat kami merasa begitu berharga dan dicintai...Sungguh kami merasa sangat kaya dan memperoleh kelimpahan luar biasa ... Di tengah kegalauan hati...uluran tangan kalian sungguh membuat kami menjadi kuat dan tetap bersemangat.

Kami yakin, apa pun yang terjadi bukan sebuah cobaan atau musibah, tetapi sebuah proses pembelajaran untuk kita semua. Kami beruntung, memperoleh kesempatan mendapat pembelajaran ini bersama-sama dengan sahabat-sahabat yang menemani kami. Kami yakin, bahwa ini adalah bukti kasih sayang Allah kepada kami. Memberikan kami mata pelajaran pendahuluan, yang barangkali belum dipercayakan kepada orang lain. Satu hal yang menjadi pegangan saya adalah jangan pernah bertanya ,�Mengapa ?� dan menyesalinya. Tapi bersyukurlah, kita diberi kelebihan untuk menjalaninya, dan melewatinya. ..

Teman dan sahabat...saya percaya satu hal...

Nothing happens in God's universe by accident.
Everyone that crosses our paths, has been there
for a reason…

Jakarta, 5 September 2008

Love U Allz….

Salam sayang dari kami sekeluarga,

Ietje – Guntur – Dhani

Rabu, 03 September 2008

Key of Happiness - Gede Prama

Happiness Gede Prama Off Air
Stop Comparing, Start Flowing !

Gede Prama memulai talkshow dengan bercerita tentang tokoh asal Timur
Tengah, Nasruddin. Suatu hari, Nasruddin mencari sesuatu di halaman
rumahnya yang penuh dengan pasir. Ternyata dia mencari jarum.
Tetangganya yang merasa kasihan, ikut membantunya mencari jarum
tersebut. Tetapi selama sejam mereka mencari, jarum itu tak ketemu juga.

Tetangganya bertanya, "Jarumnya jatuh dimana?"
"Jarumnya jatuh di dalam," jawab Nasruddin.
"Kalau jarum bisa jatuh di dalam, kenapa mencarinya di luar?" tanya
tetangganya. Dengan ekspresi tanpa dosa, Nasruddin menjawab, "Karena di
dalam gelap, di luar terang."

Begitulah, kata Gede Prama, perjalanan kita mencari kebahagiaan dan
keindahan. Sering kali kita mencarinya di luar dan tidak mendapat
apa-apa. Sedangkan daerah tergelap dalam mencari kebahagiaan dan
keindahan, sebenarnya adalah daerah-daerah di dalam diri.

Justru letak
'sumur' kebahagiaan yang tak pernah kering, berada di dalam. Tak perlu
juga mencarinya jauh-jauh, karena 'sumur' itu berada di dalam semua
orang.

Sayangnya karena faktor peradaban, keserakahan dan faktor lainnya,
banyak orang mencari sumur itu di luar. Ada orang yang mencari bentuk
kebahagiaannya dalam kehalusan kulit, jabatan, baju mahal, mobil bagus
atau rumah indah.

Tetapi kenyataannya, setiap pencarian di luar
tersebut akan berujung pada bukan apa-apa. Karena semua itu, tidak akan
berlangsung lama. Kulit, misalnya, akan keriput karena termakan usia,
mobil mewah akan berganti dengan model terbaru, jabatan juga akan hilang
karena pensiun.

"Setiap perjalanan mencari kebahagiaan dan keindahan di luar, akan
selalu berujung pada bukan apa-apa, leads you nowhere. Setiap
kekecewaan hidup yang jauh dari keindahan dan kebahagiaan, berangkat
dari mencarinya di luar," tegas Gede Prama.

Untuk mencapai tingkatan
kehidupan yang penuh keindahan dan kebahagiaan, seseorang harus melalui
5( lima ) buah 'pintu' yang menuju ke tempat tersebut.

Pintu pertama adalah stop comparing, start flowing.
"Stop membandingkan dengan yang lain. Seorang ayah atau ibu belajar
untuk tidak membandingkan anak dengan yang lain. Karena setiap
pembandingan akan membuat anak-anak mencari kebahagiaan di luar," ujar
Gede Prama.

Setiap penderitaan hidup manusia, setiap bentuk ketidakindahan, menurut
Gede Prama, dimulai dari membandingkan. Gede Prama mencontohkan orang
kaya berkulit hitam yang tidak dapat menerima kenyataan bahwa dia
berkulit hitam. Orang itu sering kali membandingkan dirinya dengan orang
kulit putih.

"Uangnya banyak, mampu mengongkosi hobinya untuk operasi plastik.
Sehingga orang yang hidup dari satu perbandingan ke perbandingan lain,
maka hidupnya kurang lebih sama dengan seorang orang kaya itu. Leads you
nowhere," kata Gede Prama dengan logatnya yang khas.
Karena itu, Gede Prama mengajak peserta ke sebuah titik, mengalir
(flowing) menuju ke kehidupan yang paling indah di dunia, yaitu menjadi
diri sendiri. Apa yang disebut flowing ini sesungguhnya sederhana saja.

Kita akan menemukan yang terbaik dari diri kita, ketika kita mulai
belajar menerimanya. Sehingga kepercayaan diri juga dapat muncul.
Kepercayaan diri ini berkaitan dengan keyakinan-keyakinan yang kita
bangun dari dalam. "Tidak ada kehidupan yang paling indah dengan menjadi
diri sendiri. Itulah keindahan yang sebenar-benarnya! " kata Gede Prama.

Pintu kedua menuju keindahan dan kebahagiaan adalah memberi. Sebab
utama kita berada di bumi ini, kata Gede Prama, adalah untuk memberi.
"Kalau masih ragu dengan kegiatan memberi, artinya kita harus memberi
lebih banyak," ujar Gede Prama.
"Saya melihat ada 3 tangga emas kehidupan; I intend good, I do good and

I am good. Saya berniat baik, saya melakukan hal yang baik, kemudian
saya menjadi orang baik. Yang baik-baik itu bisa kita lakukan, bila kita
konsentrasi pada hal memberi," lanjut Gede Prama lagi. Memberi tidak
harus selalu dalam bentuk materi. Pemberian dapat berbentuk senyum,
pelukan, perhatian. Dan setiap manusia yang sudah rajin memberi, dia
akan memasuki wilayah beauty and happiness.

"Saya sering bertemu dengan orang-orang kaya. Ada yang suka memberi, ada
yang pelit. Saya melihat orang yang tidak suka memberi muka orang itu
keringnya minta ampun. Orang yang mukanya kering ini bertanya pada saya,
apa rahasia kehidupan yang paling penting yang bisa saya bagi ke saya.
Saya bilang sleep well, eat well," ungkap Gede Prama sambil tersenyum.

Artinya memang, untuk ongkos untuk menjadi bahagia tidak mahal. Hanya
saja orang sering kali memperumit hal yang sudah rumit. Kalau kita
sederhanakan, sleep well, eat well akan jadi mudah jika diikuti dengan
kegiatan memberi.

Pintu ketiga untuk menuju keindahan dan kebahagiaan adalah berawal dari
semakin gelap hidup Anda, semakin terang cahaya Anda di dalam.
Perhatikanlah bintang di malam hari tampak bercahaya, jika langitnya
gelap. Sedangkan, lilin di sebuah ruangan akan bercahaya bagus, jika
ruangannya gelap. Artinya, semakin Anda berhadapan dengan masalah dan
cobaan dalam hidup, semakin bercahaya Anda dari dalam.

"Jika Anda punya suami yang keras dan marah-marah, jangan lupa
bersyukurlah. Karena suami yang keras dan marah-marah, membuat sinar
dari dalam diri Anda bercahaya. Anda punya istri cerewetnya minta
ampun. Bersyukurlah, karena orang cerewet adalah guru kehidupan
terbaik. Paling tidak dari orang cerewet kita belajar tentang kesabaran.
Jika Anda punya atasan diktatornya minta ampun. Bersyukurlah, karena
Anda dapat belajar tentang kebijaksanaan, " ujar Gede Prama membesarkan
hati.

Orang yang pada akhirnya menemukan keindahan dan kebahagiaan, menurut
Gede Prama, biasanya telah lulus dari universitas kesulitan. Semakin
banyak kesulitan hidup yang kita hadapi, semakin diri kita bercahaya
dari dalam. Mengutip perkataan Jamaluddin Rumi, semuanya dikirim sebagai
pembimbing kehidupan dari sebuah tempat yang tidak terbayangkan.

"Tidak hanya orang cantik saja yang berguna, orang jelek juga berguna.
Gunanya adalah karena orang jelek, orang cantik terlihat jadi tambah
cantik," kata Gede Prama disambut tawa peserta. "Jadi semuanya ada
gunanya, untuk menghidupkan cahaya-cahaya beauty and happiness,"
tegasnya.

Pintu keempat adalah surga bukanlah sebuah tempat, melainkan adalah
rangkaian sikap. "Bila Anda melihat hidup penuh dengan kesusahan dan
godaan, maka neraka tidak ketemu setelah mati. Neraka sudah ketemu
sekarang," ujar Gede Prama.

Sedangkan Anda akan bertemu surga, jika hasil dari rangkaian sikap Anda
benar. Sikap ini dimulai dari berhenti mengkhawatirkan segala
sesuatunya, dan coba yakinkan diri bahwa everything will be allright.
Setiap kali kita melalukan ritual peribadatan, tetapi setiap kali pula
kita merasa takut. Padahal ketakutan adalah sebentuk ketidakyakinan
terhadap kebenaran.

"Kalau Anda melalukan ritual peribadatan tapi masih takut, mending
jangan melalukan ritual peribadatan, karena toh Anda tidak yakin
terhadap kebenaran," kata Gede Prama.
"Segala sesuatunya menjadi baik-baik saja jika Anda mencintai yang
kecil," sambung Gede Prama.

Pintu kelima menuju keindahan dan kebahagiaan yakni tahu diri kita dan
kita tahu kehidupan. Manusia-manusia yang tidak tahu diri adalah manusia
yang tidak pernah ketemu keindahan dan kebahagiaan dalam hidupnya.
"Sumur kehidupan yang tidak pernah kering berada di dalam. Sumur ini
hanya kita temukan dan kita timba airnya kalau kita bisa mengetahui
diri kita sendiri," kata Gede Prama.
Seandainya diri sendiri telah ditemukan, maka artinya kita kemudian
mengetahui kehidupan.

Mengendalikan amarah, yukkk...

Beberapa bulan yang lalu di meja pemesanan kamar hotel,
saya melihat suatu
kejadian yang sangat mengesankan: betapa sulitnya menjadi
resepsionis.

Saat itu sekitar pukul lima sore, petugas resepsionis hotel
sibuk
mendaftar tamu-tamu baru. Orang di depan saya memberikan
namanya kepada
pegawai di belakang meja dengan nada memerintah. Laki-laki
berwajah
sumringah itu pun berkata, "Baik, Bapak, kami sediakan
satu kamar single
untuk Anda."

"Single?" bentak orang itu, "saya memesan
double!"

Pegawai hotel tersebut berkata dengan sopan, "coba
saya periksa sebentar."
Ia menarik permintaan pesanan tamu dari arsip dan berkata,
"Maaf, Bapak,
telegram Anda menyebutkan single. Saya akan senang sekali
menempatkan Anda
di kamar double kalau memang ada. Tetapi semua kamar double
sudah penuh."

Tamu yang berang itu berkata, "Saya tidak peduli apa
bunyi kertas itu,
saya mau kamar double!"

Kemudian ia mulai bersikap 'kamu-tahu-siapa- saya',
diikuti dengan "saya
akan usahakan agar kamu dipecat. Kamu lihat nanti. Saya
akan buat kamu
dipecat."

Di bawah serangan gencar, pegawai muda tersebut menyela,
"kami menyesal
sekali tidak bisa memenuhi permintaan Bapak, tetapi kami
bertindak
berdasarkan instruksi Anda."

Akhirnya, sang tamu yang terbakar amarah itu berkata,
"saya tidak akan mau
tinggal di kamar yang terbagus di hotel ini sekarang.
Manajemennya
benar-benar buruk!" Dan ia pun keluar.

Saya menghampiri meja penerimaan sambil berpikir si pegawai
pasti masih
memasang wajah masam setelah baru saja dimarahi
habis-habisan. Sebaliknya,
ia menyambut saya dengan salam yang ramah sekali
"Selamat malam, Bapak."

Ketika ia mengerjakan tugas rutin yang biasa dalam mengatur
kamar untuk
saya, saya berkata kepadanya, "saya mengagumi cara
Anda mengendalikan diri
tadi. Anda benar-benar sabar."

"Saya tidak dapat marah kepada orang seperti itu. Anda
lihat, ia
sebenarnya bukan marah kepada saya. Saya cuma korban
pelampiasan
kemarahannya. Orang yang malang tadi mungkin baru saja
ribut dengan
istrinya, atau bisnisnya mungkin sedang lesu, atau
barangkali ia merasa
rendah diri, dan ini adalah peluang emasnya untuk
melampiaskan
kekesalannya. "

Pegawai tadi menambahkan, "pada dasarnya ia mungkin
orang yang sangat
baik. Kebanyakan orang begitu."

Sambil melangkah menuju lift, saya mengulang-ulang
perkataannya, "pada
dasarnya ia mungkin orang yang sangat baik. Kebanyakan
orang begitu."

Ingat dua kalimat itu kalau ada orang yang menyatakan
perang pada Anda.
Jangan membalas. Cara untuk menang dalam situasi seperti
ini adalah
membiarkan orang tersebut melepaskan amarahnya, dan
kemudian lupakan saja.

Sumber :http://layar.suaramerdeka. com/index. php?id=322

Senin, 01 September 2008

Piring kayu & gelas bambu



SEORANG lelaki tua yang baru ditinggal mati isterinya tinggal
bersama anaknya, Arwan dan menantu perempuannya, Rina

serta cucunya, Viva yang baru berusia enam tahun.

Tangan lelaki tua ini begitu rapuh, dan sering bergerak tak menentu.
Penglihatannya buram, dan cara berjalannya pun ringkih.

Keluarga itu biasa makan bersama di ruang makan. Namun, sang
orangtua yang pikun ini sering mengacaukan segalanya. Tangannya

yang bergetar dan mata yang rabun, membuatnya susah untuk menyantap
makanan.
Sendok dan garpu kerap jatuh ke bawah.
Sebenarnya dia merasa malu seperti itu di depan anak menantu,
tetapi dia gagal menahannya. Oleh karena kerap sekali dilirik
menantu, selera makannyapun hilang. Dan tatkala dia memegang gelas
minuman, pegangannya terlepas. Praaaaaannnnngggggg !!
Bertaburanlah serpihan gelas di lantai dan minuman itu tumpah

membasahi taplak.
Pak tua menjadi serba salah. Dia bangun, mencoba memungut
serpihan gelas itu, tapi Arwan melarangnya. Rina cemberut,
mukanya masam. Viva merasa kasihan melihat kakeknya, tapi dia
hanya dapat melihat untuk kemudian meneruskan makannya.
Mereka merasa direpotkan dengan semua ini. "Kita harus lakukan
sesuatu, ujar sang istri. "Aku sudah bosan membereskan semuanya
untuk pak tua ini."
"Esok ayah tak boleh makan bersama kita," Viva mendengar ibunya
berkata pada kakeknya, ketika kakeknya beranjak masuk ke dalam kamar.

Arwan hanya membisu.
Sempat anak kecil itu memandang tajam ke dalam mata ayahnya.
Demi memenuhi tuntutan Rina, Arwan membelikan sebuah meja kecil
yang rendah, lalu diletakkan di sudut ruang makan. Di situlah
ayahnya menikmati hidangan sendirian, sedangkan anak menantunya makan

di meja makan. Karena sering memecahkan piring, keduanya
juga memberikan piring kayu & gelas bambu untuk si kakek. Viva
juga dilarang apabila dia merengek ingin makan bersama kakeknya.

Air mata lelaki tua meleleh mengenang nasibnya diperlakukan
demikian.
Ketika itu dia teringat kampung halaman yang ditinggalkan.

Dia terkenang arwah isterinya.
Lalu perlahan-lahan dia berbisik: "buruk benar perlakuan anak
kita."
Sejak itu, lelaki tua merasa tidak betah tinggal di situ.
Sering saat keluarga itu sibuk dengan makan malam mereka, terdengar isak
sedih dari sudut ruangan. Ada airmata yang tampak mengalir dari gurat
keriput si kakek. Namun, kata yang keluar dari suami-istri ini selalu
omelan agar ia tak menjatuhkan makanan lagi.

Suatu malam, Viva terperanjat melihat kakeknya makan
menggunakan piring kayu, begitu juga gelas minuman yang dibuat dari bambu.

Dia mencoba mengingat-ingat, di manakah dia pernah melihat piring seperti
itu. "Oh! Ya..." bisiknya.
Viva teringat, semasa berkunjung ke rumah sahabat papanya dia melihat

tuan rumah itu memberi makan kucing-kucing mereka menggunakan piring yang
sama!
"Tak akan ada lagi yang pecah, kalau tidak begitu, nanti habis piring
dan mangkuk ibu," kata Rina apabila anaknya bertanya.

Seminggu kemudian, sewaktu pulang bekerja, Arwan dan Rina
terperanjat melihat anak mereka sedang bermain dengan kepingan-kepingan kayu.

Viva seperti sedang membuat sesuatu. Dengan lembut ditanyalah anak itu.

"Kamu sedang membuat apa?".
Anaknya menjawab, "Aku sedang membuat meja kayu buat ayah dan
ibu
untuk makan saatku besar nanti. Nanti, akan kuletakkan di sudut itu,
dekat tempat kakek biasa makan." Anak itu tersenyum dan melanjutkan

pekerjaannya.

Begitu mendengar jawaban anaknya, Arwan terkejut. Jawaban itu
membuat kedua orangtuanya begitu sedih dan terpukul.

Mereka tak mampu berkata-kata lagi. Perasaan Rina terusik.

Kelopak mata kedua-duanya basah.

Jawaban Viva menusuk seluruh jantung, terasa seperti
diiiris pisau. Mereka tersentak, Walau tak ada kata-kata yang
terucap, kedua orangtua ini mengerti, ada sesuatu yang harus diperbaiki,

selama ini mereka telah berbuat salah !

Malam itu Arwan menuntun tangan ayahnya ke meja makan. Rina
menyendokkan nasi dan menuangkan minuman ke dalam gelas. Nasi
yang tumpah tidak dihiraukan lagi.

Tak ada lagi omelan yang keluar saat ada piring yang jatuh,
makanan yang tumpah atau taplak yang ternoda. Kini, mereka bisa
makan bersama lagi di meja utama.

MORAL OF THE STORY -

Teman, anak-anak adalah persepsi dari kita. Mata mereka akan
selalu mengamati, telinga mereka akan selalu menyimak, dan
pikiran mereka akan selalu mencerna setiap hal yang kita lakukan.
Mereka adalah peniru. Jika mereka melihat kita memperlakukan
orang lain dengan sopan, hal itu pula yang akan dilakukan oleh
mereka saat dewasa kelak.

Orangtua yang bijak, akan selalu menyadari, setiap "bangunan jiwa"

yang disusun, adalah pondasi yang kekal buat masa depan anak-anak.

Mari, susunlah bangunan itu dengan bijak. Untuk anak-anak kita,
untuk masa depan kita, untuk semuanya. Sebab, untuk mereka lah kita
akan selalu belajar, bahwa berbuat baik pada orang lain, adalah
sama halnya dengan tabungan masa depan.

============ ========= ========= ========= ========= ========
Jika anak hidup dalam kritik, ia belajar mengutuk

Jika anak hidup dalam kekerasan, ia belajar berkelahi

Jika anak hidup dalam pembodohan, ia belajar jadi pemalu

Jika anak hidup dalam rasa dipermalukan, ia belajar terus merasa bersalah

Jika anak hidup dalam toleransi, ia belajar menjadi sabar

Jika anak hidup dalam dorongan, ia belajar menjadi percaya diri

Jika anak hidup dalam penghargaan, ia belajar mengapresiasi

Jika anak hidup dalam rasa adil, ia belajar keadilan

Jika anak hidup dalam rasa aman, ia belajar yakin

Jika anak hidup dalam persetujuan, ia belajar menghargai diri sendiri
Jika anak hidup dalam rasa diterima dan persahabatan, ia belajar
mencari cinta di seluruh dunia.

Tentu
hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan esok harus lebih baik dari hari ini dan tentu kita selalu berharap generasi yang akan datang harus lebih baik dari kita.

Dari milis Money Magnet

Selasa, 26 Agustus 2008

Siu Lan, seorang janda miskin memiliki seorang putri kecil berumur 7 tahun, Lie Mei. Kemiskinan memaksanya untuk membuat sendiri kue-kue dan menjajakannya di pasar untuk biaya hidup berdua. Hidup penuh kekurangan membuat Lie Mei tidak pernah bermanja-manja pada ibunya, seperti anak kecil
lain.

Suatu ketika dimusim dingin, saat selesai membuat kue, Siu Lan melihat keranjang penjaja kuenya sudah rusak berat. Dia berpesan agar Lie Mei menunggu di rumah karena dia akan membeli keranjang kue yang baru.

Pulang dari membeli keranjang kue, Siu Lan menemukan pintu rumah tidak terkunci dan Lie Mei tidak ada di rumah. Marahlah Siu Lan.Putrinya benar-benar tidak tahu diri, sudah hidup susah masih juga pergi bermain dengan teman-temannya. Lie Mei tidak menunggu rumah seperti pesannya.

Siu Lan menyusun kue kedalam keranjang, dan pergi keluar rumah untuk menjajakannya. Dinginnya salju yang memenuhi jalan tidak menyurutkan niatnya untuk menjual kue. Bagaimana lagi ? Mereka harus dapat uang untuk makan.

Sebagai hukuman bagi Lie Mei, putrinya, pintu rumah dikunci Siu Lan dari luar agar Lie Mei tidak bisa pulang. Putri kecil itu harus diberi pelajaran, pikirnya geram. Lie Mei sudah berani kurang ajar.

Sepulang menjajakan kue, Siu Lan menemukan Lie Mei, gadis kecil itu tergeletak di depan pintu. Siu Lan berlari memeluk Lie Mei yang membeku dan sudah tidak bernyawa. Siu Lan berteriak membelah kebekuan salju dan menangis meraung-raung, tapi Lie Mei tetap tidak bergerak. Dengan segera, Siu Lan membopong Lie Mei masuk ke rumah.

Siu Lan menggoncang- goncangkan tubuh beku putri kecilnya sambil meneriakkan nama Lie Mei. Tiba-tiba jatuh sebuah bungkusan kecil dari tangan Lie Mei. Siu Lan mengambil bungkusan kecil itu, dia membukanya. Isinya sebungkus kecil biskuit yang dibungkus kertas usang. Siu Lan mengenali tulisan pada kertas usang itu adalah tulisan Lie Mei yang masih berantakan namun tetap terbaca *,"Hi..hi..hi. . mama pasti lupa. Ini hari istimewa buat mama. Aku membelikan biskuit kecil ini untuk hadiah. Uangku tidak cukup untuk membeli biskuit ukuran besar. Hi…hi…hi.. mama selamat ulang tahun."*

------------ -------

**Ingatlah, jangan terlalu cepat menilai seseorang berdasarkan persepsi kita, karena persepsi kita belum tentu benar adanya.


Take time to THINK. It is the source of power
Take time to READ. It is the foundation of wisdom
Take time to be QUIET. It is the opportunity to seek God
Take time to DREAM. It is what the future is made of
Take time to PRAY. It is the greatest power on earth....... .

Dari milis Money Magnet

Kisah sebuah cangkir

Sepasang kakek dan nenek sedang berada di toko souvenir untuk
mencari hadiah bagi ulang tahun cucunya yang tercinta. Kemudian mata
mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang sangat cantik. " Lihat
cangkir itu", kata si nenek pada suaminya. "Kau benar, ini adalah
cangkir tercantik yang pernah aku lihat!", ujar si kakek. Mereka
kemudian menjulurkan tangan untuk mengambil cangkir tersebut. Tepat
saat tangan mereka menyentuhnya si cangkir tiba-tiba berbicara :

" Terima kasih atas perhatiannya. Perlu kalian ketahui, aku dulunya
tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi orang, aku hanyalah
seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari, ada seorang
perajin dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda yang berputar."

" Aku berteriak-teriak karena pusing. :Stop! .. Stop! .. Aku
berteriak, tetapi orang itu berkata, "Belum !!" Lalu ia mulai menyodok
dan meninjuku berulang-ulang. Stop! Stop! Teriakku lagi, tapi orang ini
tidak menghiraukanku serta masih saja meninjuku, menekan-nekan aku
dengan tangannya hingga kadang2 aku gepeng, kembung dan sebagainya.
Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalm perapian. Panas!!
Panas!! teriakku dengan keras. Stop!! Cukup!! Teriakku lagi."

"Orang itu tidak menghiraukan penderitaanku. Akhirnya, ia mengangkat
aku dari perapian itu dan membiarkan aku menjadi dingin. Aku pikir,
inilah akhir penderitaanku. Tapi ternyata ... !!! Belum .. !!! AKu
diberikan kepada seorang wanita yang memberikan warna kepada seluruh
tubuhku. Bahan pewarna berbau menusuk dan sangat lengket sehingga
membuatku sangat tersiksa. Stop! Stop! Aku berteriak dengan putus asa.
" Belum !!", kata wanita itu, bahkan kemudian aku diberikan kepada
seorang pria yang kembali memasukkan aku ke dalam api yang panas dan
membakar!! Bahkan lebih panas dari api yg sebelumnya. Tolong !!
Hentikan penyiksaan ini !! Sambil menangis aku berteriak sekuat2nya.
Namun orang tersebut tetap membakarku, hingga lama kemudian baru aku
diangkat dari api dan dibiarkan dingin dan membeku !!

Setelah benar2 dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan
menempatkan aku dekat kaca. Aku kemudian dapat melihat diriku. Aku
terkehut sekali !!! Aku hampir tidak percaya dengan apa yg kulihat,
karena dari pantulan kaca aku melihat diriku sebagai sebuah cangkir
yang sangat cantik !!! Semua penderitaan dan kesakitan yang aku derita
selama ini seakan-akan sirna, hilang tanpa bekas !! "

------------ --------- --------- --------- --------- --------- -

Sahabatku, ....

Seperti itulah Tuhan Yang Maha Kuasa membentuk kita. Pada saat Dia
membentuk kita tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan dan
banyak air mata. Tetapi, itulah cara mengubah kita agar menjadi cantik
dan memancarkan kemuliaan-Nya.

Sahabatku,

Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan apabila kamu jatuh ke dalam
berbagai cobaan, sebab Anda tau, bahwa ujian menghasilkan ketekunan.
Dan biarkanlah ketekunan itu memperolah buah yang matang supaya Anda
menjadi sempurna, utuh dan tak kekurangan suatu apapun. Apabila Anda
menghadapi ujian hidup, jangan kecil hati karena Tuhan sedang membentuk
anda, walaupun pembentukan2 itu menyakitkan, tetapi setelah melalui
semua proses, Anda akan melihat bahwa Anda bisa lebih cantik dari
cantik yang tercantik sekalipun !!

Keep Your Faith To The God .... !!!! No else !!!!!!
Salam penuh cinta ....

Dari milis Money Magnet

Rabu, 20 Agustus 2008

MUJIZAT NYANYIAN SEORANG KAKAK

Kisah nyata ini terjadi di sebuah Rumah Sakit di Tennessee, USA.
Seorang ibu muda, Karen namanya sedang mengandung bayinya yang ke dua.
Sebagaimana layaknya para ibu, Karen membantu Michael anaknya pertama
yang baru berusia 3 tahun bagi kehadiran adik bayinya. Michael senang
sekali akan punya adik. Kerap kali ia menempelkan telinganya diperut
ibunya. Dan karena Michael suka bernyanyi, ia pun sering menyanyi bagi
adiknya yang masih diperut ibunya itu. Nampaknya Michael amat sayang
sama adiknya yang belum lahir itu.
Tiba saatnya bagi Karen untuk
melahirkan. Tapi sungguh diluar dugaan, terjadi komplikasi serius. Baru
setelah perjuangan berjam-jam adik Michael dilahirkan. Seorang bayi
putri yang cantik, sayang kondisinya begitu buruk sehingga dokter yang
merawat dengan sedih berterus terang kepada Karen; bersiaplah jika
sesuatu yang tidak kita inginkan terjadi.
Karen
dan suaminya berusaha menerima keadaan dengan sabar dan hanya bisa
pasrah kepada yang Kuasa. Mereka bahkan sudah menyiapkan acara
penguburan buat putrinya sewaktu-waktu dipanggil Tuhan. Lain halnya
dengan kakaknya Michael, sejak adiknya dirawat di ICU ia merengek terus!
Mami, ... aku mau nyanyi buat adik kecil! Ibunya kurang tanggap.
Mami, ... aku pengen nyanyi! Karen terlalu larut dalam kesedihan dan kekuatirannya.
Mami, ... aku kepengen nyanyi! Ini berulang kali diminta
Michael bahkan sambil meraung menangis. Karen tetap menganggap rengekan Michael rengekan anak kecil.
Lagi pula ICU adalah daerah terlarang bagi anak-anak.
Baru
ketika harapan menipis, sang ibu mau mendengarkan Michael. Baik,
setidaknya biar Michael melihat adiknya untuk yang terakhir kalinya.
Mumpung adiknya masih hidup! Ia dicegat oleh suster didepan pintu kamar
ICU. Anak kecil dilarang masuk!. Karen ragu-ragu. Tapi, suster....
suster tak mau tahu; ini peraturan! Anak kecil dilarang dibawa masuk!
Karen menatap tajam suster itu, lalu katanya: Suster, sebelum menyanyi
buat adiknya, Michael tidak akan kubawa pergi! Mungkin ini yang
terakhir kalinya bagi Michael melihat adiknya! Suster terdiam menatap
Michael dan berkata, tapi tidak boleh lebih dari lima menit!.
Demikianlah
kemudian Michael dibungkus dengan pakaian khusus lalu dibawa masuk ke
ruang ICU. Ia didekatkan pada adiknya yang sedang tergolek dalam
sakratul maut. Michael menatap lekat adiknya ... lalu dari mulutnya
yang kecil mungil keluarlah suara nyanyian yang nyaring "... You are my
sunshine, my only sunshine, you make me happy when skies are grey ..."
Ajaib! si Adik langsung memberi respon. Seolah ia sadar akan sapaan
sayang dari kakaknya.
You never know, dear, How much I love you.
Please don't take my sunshine away. Denyut nadinya menjadi lebih
teratur. Karen dengan haru melihat dan menatapnya dengan tajam dan
terus, ... terus Michael! teruskan sayang! ... bisik ibunya ... The
other night, dear, as I laid sleeping, I dream, I held you in my hands
... dan sang adikpun meregang, seolah menghela napas panjang.
Pernapasannya lalu menjadi teratur ... I'll always love you and make
you happy, if you will only stay the same ... Sang adik kelihatan
begitu tenang ... sangat tenang.
Lagi sayang! bujuk ibunya sambil
mencucurkan air matanya. Michael terus bernyanyi dan ... adiknya
kelihatan semakin tenang, relax dan damai ... lalu tertidur lelap.
Suster
yang tadinya melarang untuk masuk, kini ikut terisak-isak menyaksikan
apa yang telah terjadi atas diri adik Michael dan kejadian yang baru
saja ia saksikan sendiri.
Hari berikutnya, satu hari kemudian si
adik bayi sudah diperbolehkan pulang. Para tenaga medis tak habis pikir
atas kejadian yang menimpa pasien yang satu ini. Mereka hanya bisa
menyebutnya sebagai sebuah therapy ajaib, dan Karen juga suaminya
melihatnya sebagai Mujizat Kasih Ilahi yang luar biasa, sungguh amat
luar biasa! tak bisa mengungkapkan dengan kata-kata.
Bagi sang adik,
kehadiran Michael berarti soal hidup dan mati. Benar bahwa memang Kasih
Ilahi yang menolongnya. Dan ingat Kasih Ilahi pun membutuhkan mulut
kecil si Michael untuk mengatakan "How much I love you".
Dan
ternyata Kasih Ilahi membutuhkan pula hati polos seorang anak kecil
"Michael" untuk memberi kehidupan. Itulah kehendak Tuhan, tidak ada
yang mustahil bagiNYA bila IA menghendaki terjadi.

Note:
Kadang hal-hal yang menentukan ... dalam diri orang lain ...
Datang dari seseorang yang kita anggap lemah ...
Hadir dari seseorang yang kita tidak pernah perhitungkan ...

Dari milis Money Magnet

Selasa, 29 Juli 2008

Iman seorang Musafir



Pada suatu hari ada seorang Musafir sedang melintasi gurun pasir Gobi
(gurun pasir Mongolia ). Musafir tersebut terlihat kehilangan arah, payah
berjalan, dan sudah kehabisan air. Gurun Gobi adalah tempat dimana anda
bisa melihat kompas bisa berputar-putar sendiri dan tidak bisa menunjukkan
arah. Dengan keluhan dalam hati sang Musafir berkata, “Saya bisa mati di
gurun ini, tolonglah saya Tuhan.” Dengan ketekatan Musafir tersebut
berjalan terus. Pada saat haus dan keletihan yang tak terhingga, dia
melihat suatu telaga yang cukup untuk diminum. Musafir tersebut lari namun
ternyata hanya fatamorgana. Semangat hidupnya kembali pudar dan kembali dia
berkata, “Saya bisa mati di gurun ini, tolonglah saya Tuhan.” Dengan
kekuatan yang tertinggal dan semangat yang telah dikumpulkan kembali
setelah termanggu-manggu beberapa saat, berjalanlah kembali Musafir
tersebut dengan iman yang baru. Pada waktu berjalan kira-kira satu jam,
Musafir melihat semacam pondok kecil dengan pompa air tangan. Musafir
bergegas memompa pompa itu dan memompa dan memompa namun tidak air yang
keluar selain bunyi derit besi tua pompa yang kering. Dengan nafas yang
tersenggal-senggal, mata Musafir akhirnya bertatapan dengan sebotol air
dengan label yang tertulis “tuangkan air ini ke pompa tersebut.” Dalam hati
Musafir yang sudah sangat kehausan tersebut berkata, “enak aja suruh buang
percuma, mending saya minum aja!,” namun ada suara hati lain yang
mengatakan “turuti apa yang tertulis di label itu.” Terjadilah perang batin
antara mau diminum atau dituang ke pompa. Setelah doa sebentar, pikiran
Musafir bulat untuk menuang air dalam botol itu ke pompa. Setelah sesaat
dituang, kembali Musafir memompa yang awalnya masih berderit namun tidak
lama keluarlah air dari pompa tersebut. Musafir tersebut sangat gembira,
bisa meminum sepuasnya, bisa mencuci kakinya, bisa mencuci tangan, bahkan
membasahi seluruh badannya. Setelah segar ia beranjak meneruskan
perjalanan, tapi matanya tertuju pada botol yang airnya telah dituang ke
pompa. Ia berkata, “aku akan mengisi kembali botol ini dengan air dan bisa
untuk digunakan Musafir yang lain. Bukan air dalam botol ini yang
menyelamatkan saya namun iman untuk memberi yang telah menyelamatkan saya.”

Saudaraku refleksikan dan terapkan dalam kehidupan anda. Sekering apapun
keuangan bisnis, keuangan keluarga atau keuangan apapun, coba beri dahulu,
anda pasti akan diberi kembalinya berlimpah-limpah. Apabila anda membaca
artikel ini bisa mengatakan ‘baik’ namun lebih dashyat lagi kalau anda mau
melakukan. Dalam doa mintalah hikmat untuk bisa menabur ditempat yang benar
di mata Tuhan, lakukan dan tunggu berkat yang melimpah. Selamat
mempraktekkan iman anda. Musafir yang terdahulu akan menanti cerita anda
bagaimana saat anda menemukan botol yang berisi air tersebut.

Dari milis Money Magnet