Jumat, 29 Mei 2009

Cara pandang beban hidup

Bukan berat Beban yang membuat kita Stress, tetapi lamanya kita memikul
beban tersebut.
Pada saat memberikan kuliah tentang Manajemen Stress, Stephen Covey
mengangkat segelas air dan bertanya kepada para siswanya: "Seberapa berat

menurut anda kira segelas air ini?"

Para siswa menjawab mulai dari 200 gr sampai 500 gr."Ini bukanlah masalah
berat absolutnya,tapi tergantung berapa lama anda memegangnya." kata Covey.

"Jika saya memegangnya selama 1 menit, tidak ada masalah. Jika saya
memegangnya selama 1
jam, lengan kanan saya akan sakit. Dan jika saya memegangnya selama 1
hari penuh, mungkin anda harus memanggilkan ambulans untuk saya.

Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama saya
memegangnya, maka bebannya akan semakin berat."

"Jika kita membawa beban kita terus menerus, lambat laun kita tidak akan
mampu membawanya lagi. Beban itu akan meningkat beratnya." lanjut Covey.

"Apa yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut,

istirahat sejenak sebelum mengangkatnya lagi". Kita harus meninggalkan
beban kita secara periodik, agar kita dapat lebih segar dan mampu membawanya lagi.

Jadi sebelum pulang ke rumah dari pekerjaan sore ini, tinggalkan beban
pekerjaan. Jangan bawa pulang. Beban itu dapat diambil lagi besok.

Apapun beban yang ada dipundak anda hari ini, coba
tinggalkan sejenak jika bisa. Setelah beristirahat nanti dapat diambil lagi.

Hidup ini singkat, jadi cobalah menikmatinya dan memanfaatkannya...!! Hal
terindah dan terbaik di dunia ini tak dapat dilihat, atau disentuh, tapi dapat dirasakan jauh
di relung hati kita.

Start the day with smile and have a good day........

Rabu, 27 Mei 2009

MENGUTUK ATAU MENDOAKAN KEBAIKAN

Kejengkelan memenuhi dada. Hambatan datang dari hati
sendiri. Dengan
mengutuk akan menderita kerugian. Dengan memberi restu
segala sesuatu
akan jadi lancar.

Saat mengemudikan mobil, kebanyakan orang Barat sangat taat
pada
peraturan, juga sangat sopan, karena itu bila mengetahui
ada seorang
pengemudi hendak berpindah jalur, acapkali pengemudi lain
otomatis akan
mengalah dan memberikan jalan. Oleh karenanya jika saat
sedang
mengemudikan mobil mereka menjumpai pengemudi yang
mengemudikan mobil
dengan kasar (tidak tahu adat), mereka merasa sangat tidak
nyaman,
bahkan bisa menjadi emosional.

Suatu hari ketika David sedang mengemudikan mobil ke
kantor, sepanjang
perjalanan menemui kemacetan, kecepatan mobil tidak bisa
tinggi, saat
itu tiba-tiba datang sebuah mobil secara kasar memotong
jalannya dan
memaksa masuk di depan mobilnya.

David yang saat itu sudah agak resah tak kuasa menahan
mulutnya telah
mencetuskan makian "sialan!". Dalam hatinya segera
mengutuk, "Kurang
ajar, semoga perjalananmu menjumpai kemacetan besar, biar
saja dan
rasain terlambat masuk kantor."

Ternyata sebagaimana harapan David, sepanjang perjalanan
mengalami
kemacetan besar, mobil yang berada tepat di depan mobil
David
benar-benar hanya bisa berjalan pelahan-lahan, kelihatannya
pengemudinya
harus terlambat sampai di kantor, David yang membuntut di
belakang mobil
itu tertawa dalam hati, dia sangat gembira bahwa
kutukannya itu menjadi
kenyataan.

Pada akhirnya, orang yang dikutuk David itu benar-benar
terlambat atau
tidak David tidak tahu pasti. Tetapi ketika David tiba di
kantor, dia
sendiri sudah terlambat hampir setengah jam lamanya.

Ketika David sedang mencetak kartu absennya, tiba-tiba dia
mendapatkan
bahwa dirinya sangat menggelikan, bagaimana dia sampai bisa
mengutuk
mobil yang berada tepat di depannya dan yang berada tepat
satu jalur
dengannya supaya menemui kemacetan? Bukankah ini sama saja
dengan
mengutuk diri sendiri?

David berpikir lagi, jika sampai kutukannya itu cukup
serius, membuat
orang yang berada di depan mobilnya itu mengalami
kecelakaan, maka
kemungkinan besar dirinya juga akan terlibat dalam tabrakan
itu, ikut
tertimpa kesialan, walaupun mungkin saja tidak ikut
tertabrak, tetapi
mungkin akibat dari kejadian ini menjadikan perjalannya
tertunda lebih
lama lagi, mungkin keterlambatan yang terjadi bukan hanya
setengah jam
saja.

Maka David lalu berpikir seharusnya dia memberi restu orang
yang berada
di depannya, mengharapkan dia selamat sepanjang perjalanan,
bisa melaju
dengan lancar, dengan demikian dia yang berada di belakang
mobil itu,
juga bisa seperti orang yang berada di depannya melaju
dengan cepat
tanpa hambatan, dan dapat tiba di kantor tepat pada
waktunya.

Setelah pikirannya terbuka, David berjanji kepada dirinya
sendiri, lain
waktu jika menjumpai keadaan semacam ini, sekalipun merasa
sangat
jengkel juga harus merestui, merestui orang yang berada di
depannya agar
bisa lancar sepanjang perjalanan, jika orang lain lancar
dia sendiri
juga lancar, orang lain selamat dia sendiri juga akan
selamat.

Lagi pula dengan berbuat demikian, paling tidak, tidak akan
bisa membuat
diri sendiri jadi kesal, dan bisa mempertahankan perasaan
riang
bergembira ketika sampai di tempat kerja.

Seringkali saat berada di puncak kemarahannya, seseorang
bisa kehilangan
nalarnya, dia menjadi tidak jelas dengan keadaan dia yang
sebenarnya,
sering-sering tidak sadar dengan tindakan yang telah
dilakukan,
kemungkinan besar akan bisa merugikan bukan hanya diri
sendiri tetapi
juga pihak lain, karena jika kita bersama-sama berada di
atas satu
perahu, jika perahu ini karam, maka secara otomatis kita
akan
bersama-sama tenggelam ke dalam air.

Oleh sebab itu, mengapa tidak bermurah hati ? Daripada
mengutuk, lebih
baik kita mendoakan hal yang baik bagi orang lain.
Dengan demikian
bukan saja dalam hati kita tidak akan terpendam hawa
amarah, tetapi
ketika kita hati kita tidak jadi marah, kita juga akan
merasakan betapa
anggun sikap kita ini.

Selain itu ketika kita bisa dengan berkepala dingin
menghadapi suatu
masalah, seringkali masalah itu bisa berubah dengan
sendirinya menjadi
lancar, mungkin itulah yang dikatakan dengan "sesuatu dapat
berubah
menjadi keberuntungan adalah seiring dengan adanya
perubahan hati!"

Dari : Epochtimes. co.id

Selasa, 26 Mei 2009

MENCINTAI ...

Bukanlah bagaimana kamu melupakan ...
melainkan bagaimana kamu MEMAAFKAN ...
Bukan bagaimana kamu mendengarkan ...
melainkan bagaimana kamu MENGERTI

Bukan apa yang kamu lihat ...
melainkan apa yang kamu RASAKAN ...
Bukan bagaimana kamu melepaskan ...
melainkan bagaimana kamu BERTAHAN

Lebih berbahaya mencucurkan airmata dalam hati ...
dibandingkan menangis tersedu-sedu ...

Air mata yang keluar dapat dihapus ...
sementara air mata yang tersembunyi
menggoreskan luka yang tidak akan pernah hilang ...

Dalam urusan cinta , orang sangat jarang menang ...
Tapi ketika cinta itu TULUS ... meskipun kalah,
kamu tetap menang hanya karena kamu berbahagia ...
dapat mencintai seseorang ...
lebih dari kamu mencintai dirimu sendiri

Akan tiba saatnya dimana kamu harus
berhenti mencintai seseorang
Bukan karena orang itu berhenti mencintai kamu
Melainkan karena kamu menyadari bahwa orang itu akan lebih berbahagia apabila kamu melepaskannya.

Apabila kamu benar-benar mencintai seseorang,
jangan lepaskan dia...
Jangan percaya bahwa melepaskan selalu berarti kamu benar-benar mencintai melainkan ... berjuanglah demi cintamu .
Itulah CINTA SEJATI.

Lebih baik menunggu orang yang kamu inginkan
Daripada berjalan bersama 'yang tersedia'

Kadang kala, orang yang kamu cintai adalah orang yang paling menyakiti hatimu dan kadang kala, teman yang menangis bersamamu adalah cinta yang tidak kamu sadari...

(anonym)

Sabtu, 23 Mei 2009

3 tips meraih hidup bahagia

Mengapa banyak orang tidak bahagia?


Apakah rahasia hidup yang bahagia
itu?....... Banyak orang yang mengidentikkan kebahagiaan dengan segala
sesuatu yang berada di luar kita,.... seperti harta benda yang kita
miliki. Apakah Anda akan berbahagia jika mempunyai rumah yang indah,
mobil mewah, penghasilan yang berlimpah, dan pasangan hidup dan
anak-anak yang tampan dan cantik?..... ... Mungkin Anda akan mengatakan
"ya."......!..... Tapi, percayalah itu tidak akan berlangsung lama.

Kebahagiaan
yang disebabkan hal-hal di luar kita..... adalah kebahagiaan semu.
Kebahagiaan itu akan segera hilang begitu Anda berhasil memiliki barang
tersebut. Anda melihat kawan Anda membeli mobil mewah, handphone yang
canggih, atau sekadar baju baru. Anda begitu ingin memilikinya.
Anehnya, begitu Anda berhasil memilikinya, rasa bahagia itu segera
hilang. Anda merasa biasa-biasa saja. Bahkan, Anda mulai melirik orang
lain yang memiliki barang yang lebih bagus lagi daripada yang Anda
miliki. Anda kembali berangan-angan untuk memilikinya. Demikianlah
seterusnya. Dan Anda tidak akan pernah bahagia.

Budha Gautama
pernah mengatakan, "Keinginan-keinginan yang ada pada manusia-lah yang
seringkali menjauhkan manusia dari kebahagiaan." Ia benar. Kebahagiaan
adalah sebuah kondisi tanpa syarat. Anda tidak perlu memiliki apapun
untuk berbahagia. Ini adalah sesuatu yang sudah Anda putuskan dari awal.

Coba
katakan pada diri Anda sendiri, "Saya sudah memilih untuk bahagia
apapun yang akan terjadi." Anda akan merasa bahagia walaupun tidak
memiliki harta yang banyak, walaupun kondisi di luar tidak sesuai
dengan keinginan Anda. Semua itu tidak akan mengganggu karena Anda
tidak menempatkan kebahagiaan Anda disana. Kebahagiaan yang hakiki
terletak di dalam diri Anda sendiri. Inti kebahagiaan ada pada pikiran
Anda. Ubahlah cara Anda berpikir dan Anda akan segera mendapatkan
kebahagiaan dan ketentraman batin.

Saya mendapatkan gagasan
mengenai tiga kunci kebahagiaan ini setelah merenungkan arti tasbih,
tahmid dan takbir yang kita ucapkan tiap hari tapi sering tanpa makna
yang mendalam.

Kunci pertama kebahagiaan adalah rela memaafkan

Coba
renungkan kata subhanallah. Tuhanlah yang Maha Suci, sementara manusia
adalah tempat kesalahan dan kealpaan. Kesempurnaan manusia justru
terletak pada ketidaksempurnaanny a. Dengan memahami konsep ini, hati
Anda akan selalu terbuka untuk memaafkan orang lain. Seorang dokter
terkenal Gerarld Jampolsky menemukan bahwa sebagian besar masalah yang
kita hadapi dalam hidup bersumber dari ketidakmampuan kita untuk
memaafkan orang lain. Ia bahkan mendirikan sebuah pusat penyembuhan
terkemuka di Amerika yang hanya menggunakan satu metode tunggal yaitu,
rela memaafkan!

Kunci kedua adalah bersyukur dan Ikhlas dalam berbuat

Coba
renungkan kata alhamdulillah. Orang yang bahagia adalah orang yang
senantiasa mengucapkan alhamdulillah dalam situasi apapun. Ini seperti
cerita seorang petani miskin yang kehilangan kuda satu-satunya.
Orang-orang di desanya amat prihatin terhadap kejadian itu, namun ia
hanya mengatakan, alhamdulillah dengan penuh keikhlasan. Seminggu
kemudian kuda tersebut kembali ke rumahnya sambil membawa serombongan
kuda liar. Petani itu mendadak menjadi orang kaya. Orang-orang di
desanya berduyun-duyun mengucapkan selamat kepadanya, namun ia hanya
berkata, alhamdulillah.

Tak lama kemudian petani ini kembali
mendapat musibah. Anaknya yang berusaha menjinakkan seekor kuda liar
terjatuh sehingga patah kakinya. Orang-orang desa merasa amat prihatin,
tapi sang petani hanya mengatakan, alhamdulillah dengan keikhlasan.
Ternyata seminggu kemudian tentara masuk ke desa itu untuk mencari para
pemuda untuk wajib militer. Semua pemuda diboyong keluar desa kecuali
anak sang petani karena kakinya patah. Melihat hal itu si petani hanya
berkata singkat, alhamdulillah.

Cerita itu sangat inspiratif
karena dapat menunjukkan kepada kita bahwa apa yang kelihatannya baik,
belum tentu baik. Sebaliknya, apa yang kelihatan buruk belum tentu
buruk. Orang yang bersyukur tidak terganggu dengan apa yang ada di luar
karena ia selalu menerima apa saja yang ia hadapi.

Kunci ketiga kebahagiaan adalah tidak membesar-besarkan hal-hal kecil

Coba
renungkan kalimat Allahu akbar. Anda akan merasa bahwa hanya Tuhanlah
yang Maha Besar dan banyak hal-hal yang kita pusingkan setiap hari
sebenarnya adalah masalah-masalah kecil. Masalah-masalah ini bahkan
tidak akan pernah kita ingat lagi satu tahun dari sekarang.

Penelitian
mengenai stres menunjukkan adanya beberapa hal yang merupakan penyebab
terbesar stres, seperti kematian orang yang kita cintai, kecelakaan
lalu lintas, dan sebagainya. Hal-hal seperti ini bolehlah Anda anggap
sebagai hal yang "agak besar." Tapi, bukankah hal-hal ini hanya kita
alami sekali-sekali dan pada waktu-waktu tertentu? Kenyataannya,
kebanyakan hal-hal yang kita pusingkan dalam hidup
Demikian tips hari ini semoga bermanfaat dan menambah kebahagiaan bagi kita semua.

Salam syukur dan bahagia
terimakasih
i love you

Ahmad - Money Magnet Forum

BALANCE SHEET OF LIFE

Our Birth is our Opening Balance!
Our Death is our Closing Balance!
Our Prejudiced Views are our Liabilities
Our Creative Ideas are our Assets

Heart is our Current Asset
Soul is our Fixed Asset
Brain is our Fixed Deposit
Thinking is our Current Account

Achievements are our Capital
Character & Morals, our Stock-in-Trade
Friends are our General Reserves
Values & Behaviour are our Goodwill
Patience is our Interest Earned
Love is our Dividend
Children are our Bonus Issues
Education is Brands / Patents

Knowledge is our Investment
Experience is our Premium Account
The Aim is to Tally the Balance Sheet Accurately.
The Goal is to get the Best Presented Accounts Award.

Some very Good and Very bad things ...
The most destructive habit....... ........ .....Worry
The greatest Joy......... ......... .......... ...Giving
The greatest loss.......Loss of self-respect

The most satisfying work........ .......Helping others
The ugliest personality trait....... . .....Selfishness
The most endangered species..... ....Dedicated leaders
Our greatest natural resource.... ......... ...Our youth

The greatest 'shot in the arm'........ .Encouragement
The greatest problem to overcome.... ........ ...Fear
The most effective sleeping pill....... Peace of mind
The most crippling failure disease..... . .......Excuses

The most powerful force in life........ ........... Love
The most dangerous act...... ..A gossip
The world's most incredible computer.... ....The brain
The worst thing to be without..... .......... ..... Hope

The deadliest weapon...... ........ ........The tongue
The two most power-filled words....... ........ 'I Can'
The greatest asset....... .......... ........ ....Faith
The most worthless emotion.... ......... ....Self- pity

The most beautiful attire...... ......... ........SMILE!
The most prized possession.. ........ .....Integrity
The most powerful channel of communication. ....Prayer
The most contagious spirit...... ......... ......Enthusiasm

Life ends; when you stop Dreaming,
Hope ends; when you stop Believing,
Love ends; when you stop Caring,
And Friendship ends; when you stop Sharing...!! !

God Loves You.

Jumat, 22 Mei 2009

Kebahagiaan adalah pilihan

Pada suatu zaman di Tiongkok, hiduplah seorang jenderal besar yang
selalu menang dalam setiap pertempuran. Karena itulah, ia dijuluki
"Sang Jenderal Penakluk" oleh rakyat.

Suatu
ketika, dalam sebuah pertempuran, ia dan pasukannya terdesak oleh
pasukan lawan yang berkali lipat lebih banyak. Mereka melarikan diri,
namun terangsak sampai ke pinggir jurang. Pada saat itu para prajurit
Sang Jenderal menjadi putus asa dan ingin menyerah kepada musuh saja.

Sang
Jenderal segera mengambil inisiatif, "Wahai seluruh pasukan,
menang-kalah sudah ditakdirkan oleh dewa-dewa. Kita akan menanyakan
kepada para dewa, apakah hari ini kita harus kalah atau akan menang."

Saya
akan melakukan tos dengan keping keberuntungan ini! Jika sisi gambar
yang muncul, kita akan menang. Jika sisi angka yang muncul, kita akan
kalah! Biarlah dewa-dewa yang menentukan!" seru Sang Jenderal sambil
melemparkan kepingnya untuk tos? Ternyata sisi gambar yang muncul!

Keadaan
itu disambut histeris oleh pasukan Sang Jenderal, "Hahaha? dewa-dewa di
pihak kita! Kita sudah pasti menang!!!" Dengan semangat membara,
bagaikan kesetanan mereka berbalik menggempur balik pasukan lawan.
Akhirnya, mereka benar-benar berhasil menunggang-langgang kan lawan yang
berlipat-lipat banyaknya.

Pada senja pasca-kemenangan, seorang
prajurit berkata kepada Sang Jenderal, "Kemenangan kita telah
ditentukan dari langit, dewa-dewa begitu baik terhadap kita."

Sang
Jenderal menukas, "Apa iya sih?" sembari melemparkan keping
keberuntungannya kepada prajurit itu. Si prajurit memeriksa kedua sisi
keping itu, dan dia hanya bisa melongo ketika mendapati bahwa ternyata
kedua sisinya adalah gambar?

Memang dalam hidup ini ada banyak
hal eksternal yang tidak bisa kita ubah; banyak hal yang terjadi tidak
sesuai dengan kehendak kita. Namun demikian, pada dasarnya dan pada
akhirnya, kita tetap bisa mengubah pikiran atau sisi internal kita
sendiri: untuk menjadi bahagia atau menjadi tidak berbahagia. Jika
bahagia atau tidak bahagia diidentikkan dengan nasib baik atau nasib
buruk, jadi sebenarnya nasib kita tidaklah ditentukan oleh siapa-siapa,
melainkan oleh diri kita sendiri.

Ujung-ujungnya, kebahagiaan adalah sebuah pilihan proaktif. "The most proactive thing we can do is to 'be happy'," begitu kata Stephen R. Covey dalam buku 7 Habits-nya.

Rabu, 20 Mei 2009

Di Luar Kebisingan Kata-Kata

Menyimak adalah seni yang tidak mudah didapat, tetapi di situ terdapat keindahan dan pemahaman luhur. Kita menyimak dengan berbagai kedalaman diri kita, tetapi cara menyimak kita selalu disertai suatu prakonsepsi atau berangkat dari suatu sudut pandang tertentu. Kita tidak sekadar menyimak; selalu ada tabir menyela berupa pikiran-pikiran, kesimpulan-kesimpulan dan prasangka-prasangka kita sendiri. ... Untuk dapat menyimak haruslah ada keheningan di dalam, kebebasan dari ketegangan untuk memperoleh sesuatu, suatu perhatian yang rileks. Keadaan yang waspada tapi pasif ini mampu mendengar apa yang berada di luar kesimpulan kata-kata. Kata-kata membingungkan; itu hanya cara berkomunikasi lahiriah; tetapi untuk menghayati di luar kebisingan kata-kata haruslah ada sikap pasif tapi waspada di dalam menyimak. Mereka yang mencinta dapat menyimak; tetapi amat jarang orang menemukan seorang penyimak. Kebanyakan dari kita selalu mengejar hasil, menggapai cita-cita; kita selamanya mengatasi dan menaklukkan, dan dengan demikian tidak menyimak. Hanya di dalam menyimak kita mendengar nyanyian kata-kata.

J. Krishnamurti – The Book of Life

Selasa, 19 Mei 2009

PERBEDAAN PERSEPSI


Ada seorang ayah yang menjelang ajalnya di hadapan sang Istri berpesan DUA hal kepada 2 anak laki-lakinya :

- Pertama : Jangan pernah menagih hutang kepada orang yg berhutang kepadamu.
- Kedua : Jika pergi ke toko jangan sampai mukanya terkena sinar matahari.

Waktu berjalan terus. Dan kenyataan terjadi, bahwa beberapa tahun setelah ayahnya meninggal anak yang sulung bertambah kaya sedang yang bungsu menjadi semakin miskin.

Pada suatu hari sang Ibu menanyakan hal itu kepada mereka.

Jawab anak yang bungsu :
"Ini karena saya mengikuti pesan ayah. Ayah berpesan bahwa saya tidak boleh menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadaku, akibatnya modalku susut karena orang yang berhutang kepadaku tidak membayar sementara aku tidak boleh menagih".
"Juga Ayah berpesan supaya kalau saya pergi atau pulang dari rumah ke toko dan sebaliknya tidak boleh terkena sinar matahari. Akibatnya saya harus naik becak atau andong, padahal sebetulnya saya bisa berjalan kaki saja, tetapi karena pesan ayah itu, akibatnya pengeluaranku bertambah banyak".

Kepada anak yang sulung yang bertambah kaya, sang Ibu pun bertanya hal yang sama.
Jawab anak sulung :
"Ini semua adalah karena saya mentaati pesan ayah. Karena Ayah berpesan supaya saya tidak menagih kepada orang yang berhutang kepada saya, maka saya tidak pernah menghutangkan sehingga dengan demikian modal
tidak susut".

"Juga Ayah berpesan agar supaya jika saya berangkat ke toko atau pulang dari toko tidak boleh terkena sinar matahari, maka saya berangkat ke toko sebelum matahari terbit dan pulang sesudah matahari terbenam.
Karenanya toko saya buka sebelum toko lain buka, dan tutup jauh sesudah toko yang lain tutup."

"Sehingga karena kebiasaan itu, orang menjadi tahu dan tokoku menjadi laris, karena mempunyai jam kerja lebih lama".

MORAL CERITA :
Kisah diatas menunjukkan bagaimana sebuah kalimat di tanggapi dengan presepsi yang berbeda.
Jika kita melihat dengan positive attitude maka segala kesulitan sebenarnya adalah sebuah perjalanan membuat kita sukses tetapi kita bisa juga terhanyut dengan adanya kesulitan karena rutinitas kita... pilihan ada di tangan anda.
'Berusahalah melakukan hal biasa dengan cara yang luar biasa'