Selasa, 26 Agustus 2008

Siu Lan, seorang janda miskin memiliki seorang putri kecil berumur 7 tahun, Lie Mei. Kemiskinan memaksanya untuk membuat sendiri kue-kue dan menjajakannya di pasar untuk biaya hidup berdua. Hidup penuh kekurangan membuat Lie Mei tidak pernah bermanja-manja pada ibunya, seperti anak kecil
lain.

Suatu ketika dimusim dingin, saat selesai membuat kue, Siu Lan melihat keranjang penjaja kuenya sudah rusak berat. Dia berpesan agar Lie Mei menunggu di rumah karena dia akan membeli keranjang kue yang baru.

Pulang dari membeli keranjang kue, Siu Lan menemukan pintu rumah tidak terkunci dan Lie Mei tidak ada di rumah. Marahlah Siu Lan.Putrinya benar-benar tidak tahu diri, sudah hidup susah masih juga pergi bermain dengan teman-temannya. Lie Mei tidak menunggu rumah seperti pesannya.

Siu Lan menyusun kue kedalam keranjang, dan pergi keluar rumah untuk menjajakannya. Dinginnya salju yang memenuhi jalan tidak menyurutkan niatnya untuk menjual kue. Bagaimana lagi ? Mereka harus dapat uang untuk makan.

Sebagai hukuman bagi Lie Mei, putrinya, pintu rumah dikunci Siu Lan dari luar agar Lie Mei tidak bisa pulang. Putri kecil itu harus diberi pelajaran, pikirnya geram. Lie Mei sudah berani kurang ajar.

Sepulang menjajakan kue, Siu Lan menemukan Lie Mei, gadis kecil itu tergeletak di depan pintu. Siu Lan berlari memeluk Lie Mei yang membeku dan sudah tidak bernyawa. Siu Lan berteriak membelah kebekuan salju dan menangis meraung-raung, tapi Lie Mei tetap tidak bergerak. Dengan segera, Siu Lan membopong Lie Mei masuk ke rumah.

Siu Lan menggoncang- goncangkan tubuh beku putri kecilnya sambil meneriakkan nama Lie Mei. Tiba-tiba jatuh sebuah bungkusan kecil dari tangan Lie Mei. Siu Lan mengambil bungkusan kecil itu, dia membukanya. Isinya sebungkus kecil biskuit yang dibungkus kertas usang. Siu Lan mengenali tulisan pada kertas usang itu adalah tulisan Lie Mei yang masih berantakan namun tetap terbaca *,"Hi..hi..hi. . mama pasti lupa. Ini hari istimewa buat mama. Aku membelikan biskuit kecil ini untuk hadiah. Uangku tidak cukup untuk membeli biskuit ukuran besar. Hi…hi…hi.. mama selamat ulang tahun."*

------------ -------

**Ingatlah, jangan terlalu cepat menilai seseorang berdasarkan persepsi kita, karena persepsi kita belum tentu benar adanya.


Take time to THINK. It is the source of power
Take time to READ. It is the foundation of wisdom
Take time to be QUIET. It is the opportunity to seek God
Take time to DREAM. It is what the future is made of
Take time to PRAY. It is the greatest power on earth....... .

Dari milis Money Magnet

Kisah sebuah cangkir

Sepasang kakek dan nenek sedang berada di toko souvenir untuk
mencari hadiah bagi ulang tahun cucunya yang tercinta. Kemudian mata
mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang sangat cantik. " Lihat
cangkir itu", kata si nenek pada suaminya. "Kau benar, ini adalah
cangkir tercantik yang pernah aku lihat!", ujar si kakek. Mereka
kemudian menjulurkan tangan untuk mengambil cangkir tersebut. Tepat
saat tangan mereka menyentuhnya si cangkir tiba-tiba berbicara :

" Terima kasih atas perhatiannya. Perlu kalian ketahui, aku dulunya
tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi orang, aku hanyalah
seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari, ada seorang
perajin dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda yang berputar."

" Aku berteriak-teriak karena pusing. :Stop! .. Stop! .. Aku
berteriak, tetapi orang itu berkata, "Belum !!" Lalu ia mulai menyodok
dan meninjuku berulang-ulang. Stop! Stop! Teriakku lagi, tapi orang ini
tidak menghiraukanku serta masih saja meninjuku, menekan-nekan aku
dengan tangannya hingga kadang2 aku gepeng, kembung dan sebagainya.
Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalm perapian. Panas!!
Panas!! teriakku dengan keras. Stop!! Cukup!! Teriakku lagi."

"Orang itu tidak menghiraukan penderitaanku. Akhirnya, ia mengangkat
aku dari perapian itu dan membiarkan aku menjadi dingin. Aku pikir,
inilah akhir penderitaanku. Tapi ternyata ... !!! Belum .. !!! AKu
diberikan kepada seorang wanita yang memberikan warna kepada seluruh
tubuhku. Bahan pewarna berbau menusuk dan sangat lengket sehingga
membuatku sangat tersiksa. Stop! Stop! Aku berteriak dengan putus asa.
" Belum !!", kata wanita itu, bahkan kemudian aku diberikan kepada
seorang pria yang kembali memasukkan aku ke dalam api yang panas dan
membakar!! Bahkan lebih panas dari api yg sebelumnya. Tolong !!
Hentikan penyiksaan ini !! Sambil menangis aku berteriak sekuat2nya.
Namun orang tersebut tetap membakarku, hingga lama kemudian baru aku
diangkat dari api dan dibiarkan dingin dan membeku !!

Setelah benar2 dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan
menempatkan aku dekat kaca. Aku kemudian dapat melihat diriku. Aku
terkehut sekali !!! Aku hampir tidak percaya dengan apa yg kulihat,
karena dari pantulan kaca aku melihat diriku sebagai sebuah cangkir
yang sangat cantik !!! Semua penderitaan dan kesakitan yang aku derita
selama ini seakan-akan sirna, hilang tanpa bekas !! "

------------ --------- --------- --------- --------- --------- -

Sahabatku, ....

Seperti itulah Tuhan Yang Maha Kuasa membentuk kita. Pada saat Dia
membentuk kita tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan dan
banyak air mata. Tetapi, itulah cara mengubah kita agar menjadi cantik
dan memancarkan kemuliaan-Nya.

Sahabatku,

Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan apabila kamu jatuh ke dalam
berbagai cobaan, sebab Anda tau, bahwa ujian menghasilkan ketekunan.
Dan biarkanlah ketekunan itu memperolah buah yang matang supaya Anda
menjadi sempurna, utuh dan tak kekurangan suatu apapun. Apabila Anda
menghadapi ujian hidup, jangan kecil hati karena Tuhan sedang membentuk
anda, walaupun pembentukan2 itu menyakitkan, tetapi setelah melalui
semua proses, Anda akan melihat bahwa Anda bisa lebih cantik dari
cantik yang tercantik sekalipun !!

Keep Your Faith To The God .... !!!! No else !!!!!!
Salam penuh cinta ....

Dari milis Money Magnet

Rabu, 20 Agustus 2008

MUJIZAT NYANYIAN SEORANG KAKAK

Kisah nyata ini terjadi di sebuah Rumah Sakit di Tennessee, USA.
Seorang ibu muda, Karen namanya sedang mengandung bayinya yang ke dua.
Sebagaimana layaknya para ibu, Karen membantu Michael anaknya pertama
yang baru berusia 3 tahun bagi kehadiran adik bayinya. Michael senang
sekali akan punya adik. Kerap kali ia menempelkan telinganya diperut
ibunya. Dan karena Michael suka bernyanyi, ia pun sering menyanyi bagi
adiknya yang masih diperut ibunya itu. Nampaknya Michael amat sayang
sama adiknya yang belum lahir itu.
Tiba saatnya bagi Karen untuk
melahirkan. Tapi sungguh diluar dugaan, terjadi komplikasi serius. Baru
setelah perjuangan berjam-jam adik Michael dilahirkan. Seorang bayi
putri yang cantik, sayang kondisinya begitu buruk sehingga dokter yang
merawat dengan sedih berterus terang kepada Karen; bersiaplah jika
sesuatu yang tidak kita inginkan terjadi.
Karen
dan suaminya berusaha menerima keadaan dengan sabar dan hanya bisa
pasrah kepada yang Kuasa. Mereka bahkan sudah menyiapkan acara
penguburan buat putrinya sewaktu-waktu dipanggil Tuhan. Lain halnya
dengan kakaknya Michael, sejak adiknya dirawat di ICU ia merengek terus!
Mami, ... aku mau nyanyi buat adik kecil! Ibunya kurang tanggap.
Mami, ... aku pengen nyanyi! Karen terlalu larut dalam kesedihan dan kekuatirannya.
Mami, ... aku kepengen nyanyi! Ini berulang kali diminta
Michael bahkan sambil meraung menangis. Karen tetap menganggap rengekan Michael rengekan anak kecil.
Lagi pula ICU adalah daerah terlarang bagi anak-anak.
Baru
ketika harapan menipis, sang ibu mau mendengarkan Michael. Baik,
setidaknya biar Michael melihat adiknya untuk yang terakhir kalinya.
Mumpung adiknya masih hidup! Ia dicegat oleh suster didepan pintu kamar
ICU. Anak kecil dilarang masuk!. Karen ragu-ragu. Tapi, suster....
suster tak mau tahu; ini peraturan! Anak kecil dilarang dibawa masuk!
Karen menatap tajam suster itu, lalu katanya: Suster, sebelum menyanyi
buat adiknya, Michael tidak akan kubawa pergi! Mungkin ini yang
terakhir kalinya bagi Michael melihat adiknya! Suster terdiam menatap
Michael dan berkata, tapi tidak boleh lebih dari lima menit!.
Demikianlah
kemudian Michael dibungkus dengan pakaian khusus lalu dibawa masuk ke
ruang ICU. Ia didekatkan pada adiknya yang sedang tergolek dalam
sakratul maut. Michael menatap lekat adiknya ... lalu dari mulutnya
yang kecil mungil keluarlah suara nyanyian yang nyaring "... You are my
sunshine, my only sunshine, you make me happy when skies are grey ..."
Ajaib! si Adik langsung memberi respon. Seolah ia sadar akan sapaan
sayang dari kakaknya.
You never know, dear, How much I love you.
Please don't take my sunshine away. Denyut nadinya menjadi lebih
teratur. Karen dengan haru melihat dan menatapnya dengan tajam dan
terus, ... terus Michael! teruskan sayang! ... bisik ibunya ... The
other night, dear, as I laid sleeping, I dream, I held you in my hands
... dan sang adikpun meregang, seolah menghela napas panjang.
Pernapasannya lalu menjadi teratur ... I'll always love you and make
you happy, if you will only stay the same ... Sang adik kelihatan
begitu tenang ... sangat tenang.
Lagi sayang! bujuk ibunya sambil
mencucurkan air matanya. Michael terus bernyanyi dan ... adiknya
kelihatan semakin tenang, relax dan damai ... lalu tertidur lelap.
Suster
yang tadinya melarang untuk masuk, kini ikut terisak-isak menyaksikan
apa yang telah terjadi atas diri adik Michael dan kejadian yang baru
saja ia saksikan sendiri.
Hari berikutnya, satu hari kemudian si
adik bayi sudah diperbolehkan pulang. Para tenaga medis tak habis pikir
atas kejadian yang menimpa pasien yang satu ini. Mereka hanya bisa
menyebutnya sebagai sebuah therapy ajaib, dan Karen juga suaminya
melihatnya sebagai Mujizat Kasih Ilahi yang luar biasa, sungguh amat
luar biasa! tak bisa mengungkapkan dengan kata-kata.
Bagi sang adik,
kehadiran Michael berarti soal hidup dan mati. Benar bahwa memang Kasih
Ilahi yang menolongnya. Dan ingat Kasih Ilahi pun membutuhkan mulut
kecil si Michael untuk mengatakan "How much I love you".
Dan
ternyata Kasih Ilahi membutuhkan pula hati polos seorang anak kecil
"Michael" untuk memberi kehidupan. Itulah kehendak Tuhan, tidak ada
yang mustahil bagiNYA bila IA menghendaki terjadi.

Note:
Kadang hal-hal yang menentukan ... dalam diri orang lain ...
Datang dari seseorang yang kita anggap lemah ...
Hadir dari seseorang yang kita tidak pernah perhitungkan ...

Dari milis Money Magnet