Senin, 30 Juni 2008

Cinta Tuhan

Kadang kita bertanya dlm hati & menyalahkan Tuhan,
"apa yg telah saya
lakukan sampai saya harus mengalami ini semua ?" atau
"kenapa Tuhan
membiarkan ini semua terjadi pada saya ?"

Here is a wonderful explanation. ..

Seorang anak memberitahu ibunya kalau segala sesuatu
tidak berjalan
seperti
yang dia harapkan. Dia mendapatkan nilai jelek dalam
raport, putus
dengan
pacarnya, dan sahabat terbaiknya pindah ke luar kota.
Saat itu ibunya
sedang membuat kue, dan menawarkan apakah anaknya mau
mencicipinya,
dengan
senang hati dia berkata, "Tentu saja, I love your
cake."

"Nih, cicipi mentega ini," kata Ibunya menawarkan.
"Yaiks," ujar
anaknya.

"Bagaimana dgn telur mentah ?"

"You're kidding me, Mom."

"Mau coba tepung terigu atau baking soda ?"

"Mom, semua itu menjijikkan. "

Lalu Ibunya menjawab, "ya, semua itu memang
kelihatannya tidak enak jika
dilihat satu per satu. Tapi jika dicampur jadi satu
melalui satu proses
yang benar, akan menjadi kue yang enak."

Tuhan bekerja dengan cara yang sama. Seringkali kita
bertanya kenapa Dia
membiarkan kita melalui masa-masa yang sulit dan tidak
menyenangkan.
Tapi
Tuhan tahu jika Dia membiarkan semuanya terjadi satu
per satu sesuai dgn
rancanganNya, segala sesuatunya akan menjadi sempurna
tepat pada
waktunya.
Kita hanya perlu percaya proses ini diperlukan untuk
menyempurnakan
hidup
kita.

Tuhan teramat sangat mencintai kita. Dia mengirimkan
bunga setiap musim
semi, sinar matahari setiap pagi. Setiap saat kita
ingin bicara, Dia
akan
mendengarkan. Dia ada setiap saat kita membutuhkanNya,
Dia ada di setiap
tempat, dan Dia memilih untuk berdiam di hati kita.

Dari milis Money Magnet

Seorang pengusaha sukses jatuh di kamar mandi dan akhirnya stroke. Sudah 7 malam dirawat diRS di ruang ICU. Di saat orang-orang terlelap dalam mimpi malam, dalam dunia roh seorang malaikat menghampiri si pengusaha yang terbaring tak berdaya.

Malaikat memulai pembicaraan, "Kalau dalam waktu 24 jam ada 50 orang berdoa buat kesembuhanmu, maka kau akan hidup. Dan sebaliknya jika dalam 24 jam jumlah yang aku tetapkan belum terpenuhi, itu artinya kau akan meninggal dunia!

"Kalau hanya mencari 50 orang, itu mahgampang .. . " kata si pengusaha ini dengan yakinnya.

Setelah itu Malaikat pun pergi dan berjanji akan datang 1 jam sebelum batas waktu yang sudah disepakati.

Tepat pukul 23:00, Malaikat kembali mengunjunginya; dengan antusiasnya si pengusaha bertanya, "Apakah besok pagi aku sudah pulih? Pastilah banyak yang berdoa buat aku, jumlah karyawan yang aku punya lebih dari 2000 orang, jadi kalau hanya mencari 50 orang yang berdoa pasti bukan persoalan yang sulit".

Dengan lembut si Malaikat berkata, "Anakku, aku sudah berkeliling mencari suara hati yang berdoa buatmu tapi sampai saat ini baru 3 orang yang berdoa buatmu, sementara waktumu tinggal 60 menit lagi. Rasanya mustahil kalau dalam waktu dekat ini ada 50 orang yang berdoa buat kesembuhanmu" .

Tampa menunggu reaksi dari si pengusaha, si malaikat menunjukkan layar besar berupa TV siapa 3 orang yang berdoa buat kesembuhannya. Di layar itu terlihat wajah duka dari sang istri, di sebelahnya ada 2 orang anak kecil, putra putrinya yang berdoa dengan khusuk dan tampak ada tetesan air mata di pipi mereka".

Kata Malaikat, "Aku akan memberitahukanmu, kenapa Tuhan rindu memberikanmu kesempatan kedua? Itu karena doa istrimu yang tidak putus-putus berharap akan kesembuhanmu"

Kembali terlihat dimana si istri sedang berdoa jam 2:00 subuh, " Tuhan, aku tahu kalau selama hidupnya suamiku bukanlah suami atau ayah yang baik! Aku tahu dia sudah mengkhianati pernikahan kami, aku tahu dia tidak jujur dalam bisnisnya, dan kalaupun dia memberikan sumbangan, itu hanya untuk popularitas saja untuk menutupi perbuatannya yang tidak benar dihadapanMu. Tapi Tuhan, tolong pandang anak-anak yang telah Engkau titipkan pada kami, mereka masih membutuhkan
seorang ayah. Hamba tidak mampu membesarkan mereka seorang diri."

Dan setelah itu istrinya berhenti berkata-kata tapi air matanya semakin deras mengalir di pipinya yang kelihatan tirus karena kurang istirahat".

Melihat peristiwa itu, tampa terasa, air mata mengalir di pipi pengusaha ini. Timbul penyesalan bahwa selama ini bahwa dia bukanlah suami yang baik. Dan ayah yang menjadi contoh bagi anak-anaknya. Malam ini dia baru menyadari betapa besar cinta istri dan anak-anak padanya.

Waktu terus bergulir, waktu yang dia miliki hanya 10 menit lagi, melihat waktu yang makin sempit semakin menangislah si pengusaha ini,penyesalan yang luar biasa. Tapi waktunya sudah terlambat ! Tidak mungkin dalam waktu 10 menit ada yang berdoa 47 orang !

Dengan setengah bergumam dia bertanya,"Apakah diantara karyawanku, kerabatku, teman bisnisku, teman organisasiku tidak ada yang berdoa buatku?"

Jawab si Malaikat, " Ada beberapa yang berdoa buatmu.Tapi mereka tidak Tulus. Bahkan ada yang mensyukuri penyakit yang kau derita saat ini. Itu semua karena selama ini kamu arogan, egois dan bukanlah atasan yang baik. Bahkan kau tega memecat karyawan yang tidak bersalah". Si pengusaha tertunduk lemah, dan pasrah kalau malam ini adalah malam yang terakhir buat dia. Tapi dia minta waktu sesaat untuk melihat anak dan si istri yang setia menjaganya sepanjang malam.

Air matanya tambah deras, ketika melihat anaknya yang sulung tertidur di kursi rumah sakit dan si istri yang kelihatan lelah juga tertidur di kursi sambil memangku si bungsu.

Ketika waktu menunjukkan pukul 24:00, tiba-tiba si Malaikat berkata,"Anakku, Tuhan melihat air matamu dan penyesalanmu ! ! Kau tidak jadi meninggal,karena ada 47 orang yang berdoa buatmu tepat jam 24:00".

Dengan terheran-heran dan tidak percaya, si pengusaha bertanya siapakah yang 47 orang itu. Sambil tersenyum si Malaikat menunjukkan suatu tempat yang pernah dia kunjungi bulan lalu.

Bukankah itu Panti Asuhan ? kata si pengusaha pelan. "Benar anakku, kau pernah memberi bantuan bagi mereka beberapa bulan yang lalu, walau aku tahu tujuanmu saat itu hanya untuk mencari popularitas saja dan untuk menarik perhatian pemerintah dan investor luar negeri. "

"Tadi pagi, salah seorang anak panti asuhan tersebut membaca di koran kalauseorang pengusaha terkena stroke dan sudah 7 hari di ICU. Setelah melihat gambar di koran dan yakin kalau pria yang sedang koma adalah kamu, pria yang pernah menolong mereka dan akhirnya anak-anak panti asuhan sepakat berdoa buat kesembuhanmu. "

Doa sangat besar kuasanya. Tak jarang kita malas. Tidak punya waktu. Tidak terbeban untuk berdoa bagi orang lain.

Ketika kita mengingat seorang sahabat lama/keluarga, kita pikir itu hanya kebetulan saja padahal seharusnya kita berdoa bagi dia. Mungkin saja pada saat kita mengingatnya dia dalam keadaan butuh dukungan doa dari orang-orang yang mengasihi dia.

Disaat kita berdoa bagi orang lain, kita akan mendapatkan kekuatan baru dan kita bisa melihat kemuliaan Tuhan dari peristiwa yang terjadi.

Hindarilah perbuatan menyakiti orang lain... Sebaliknya perbanyaklah berdoa buat orang lain.

Terima kasih

Karena pahlawan sejati, bukan dilihat dari kekuatan phisiknya,tapi dari kekuatan hatinya. Katakan ini dengan pelan, "Ya TUHAN saya mencintai-MU dan membutuhkan- MU, datang dan terangilah hati kami sekarang...! !!".

Dari milis Money Magnet

Kamis, 26 Juni 2008


Jika merasa tidak puas dengan tujuan hidup, seorang manusia akan mencari kedalam diri dengan bantuan pengetahuan spiritual untuk melampaui batasan dunia relatif disekitarnya agar dapat menikmati kebahagiaan sejati dalam dirinya. Pencapaian ini dapat diperoleh melalui meditasi.

Bagaimana caranya melakukan meditasi dengan lebih baik?

Ini merupakan pertanyaan penting yang telah dicoba dijawab dalam praktek.

  1. Minimalkan gangguan
    Lepaskan gagang telepon dari tempatnya, beritahu teman dan keluarga agar tidak menggangu pada saat bermeditasi. Tutup pintu, tutup mata dan selama melakukan meditasi lupakan segala permasalahan yang ada. Hal ini akan memberikan efek psikologi yang luar biasa. Jika selama bermeditasi sebagian pikiran kita terarah ke suara bel pintu, atau siap-siap melompat begitu ada bunyi telepon, atau siap-siap keluar begitu ada yang bicara, maka akan sangat sulit untuk dapat berkonsentrasi. Pasrahkan diri kita sepenuhnya dalam proses meditasi, biarkan orang-orang sekitar anda tahu bahwa ini merupakan hal yang penting bagi anda. Mereka pun akan belajar untuk menghargainya. Pastikan bahwa selama periode waktu anda melakukan meditasi bahwa anda tidak ingin diganggu siapapun. Lakukan pengaturan seperlunya (menitipkan anak, pengaturan pesan telepon, dsb) maka andapun akan merasa bebas dan tenang dalam melakukan meditasi.
  2. Meditasi di waktu yang sama setiap hari
    Para meditator berpengalaman telah mengetahui bahwa jika mereka selalu bermeditasi pada jam-jam tertentu, katakanlah 06:00 dan 17:30, maka jika waktu tersebut tiba, secara otomatis mereka akan merasakan ingin melakukan mediasi. Waktu yang dianggap optimum untuk bermeditasi adalah pada saat matahari terbit dan terbenam.

    Jika seseorang memiliki keinginan yang tulus untuk mempelajari meditasi, penting baginya untuk bisa membiasakan melakukan meditasi secara teratur. Dua kali sehari, pada pagi hari untuk menyelaraskan mental dan memberikan semangat untuk memulai hari, dan di malam hari untuk menciptakan ritme dan harmoni dalam hidup. Meditasi dua kali sehari ini akan mengikat kita dengan ritme hidup. Karena itu penting untuk dapat mempertahankan keteraturan meditasi. Bahkan pada kondisi darurat, seperti terlambat kerja, lakukanlah meditasi selama 5 - 10 menit.

    Orang-orang yang baru memulai meditasi sering kali mengalami kesulitan dalam menyediakan waktu yang tepat untuk meditasi. Buatlah jadwal kegiatan sehari- hari, lalu lakukan “brain-storming” (mencari segala kemungkinan dan mendata sebanyak-banyaknya) untuk mendapatkan waktu yang paling cocok. Para meditator berpengalaman biasanya dengan sendirinya mengalami pengurangan waktu tidur (dikarenakan meditasi yang bisa juga berfungsi sebagai istirahat secara fisiologis). Dengan demikian mereka mendapat tambahan waktu 1-3 jam yang bisa digunakan untuk meditasi, atau aktivitas lain.

    Kita tidak boleh sampai melupakan bahwa hidup ini sangat berarti. Kita mempunyai tujuan tertentu dalam hidup ini. Jika kita tidak mengetahui tujuan hidup kita, kita tidak akan dapat mencapai “Ananda” (Kebahagiaan sejati). Tidak perduli apakah seseorang kaya atau miskin, besar atau kecil, terpelajar atau tidak terpelajar, kebanyakan orang menderita secara fisik, mental atau spiritual. Mengapa? Karena mereka tidak menyadari arti hidupnya. Jika seseorang berusaha mendapat kebahagiaan dengan jalan memenuhi kebutuhan fisik, ia tidak akan mampu memuaskan hasrat mentalnya.

  3. Dua kali sehari, tanpa terlewatkan
    Ini merupakan kunci sukses dalam meditasi. Jika seseorang memiliki keinginan tulus untuk mengeksplorasi tingkatan dan kedalaman meditasi, penting baginya untuk menciptakan kebiasaan untuk bermeditasi tanpa terlewatkan. Meditasi dapat diandaikan sebagai rantai yang indah, setiap hari kita melakukan meditasi, kita menambahkan satu buah mata rantai. Hasilnya adalah suatu untaian rantai yang kuat dan bermanfaat. Tetapi seandainya kita lalai dan meninggalkan meditasi, kita seperti kehilangan mata rantai. Untuk dapat membuat mental kita kuat, usahakan untuk tidak pernah melewatkan meditasi. Bersikap non-kompromi, bahkan dalam situasi darurat, selalu dimungkinkan utuk dapat melakukan meditasi selama lima sampai sepuluh menit jika kita telah berketetapan untuk selalu melakukannya. Meskipun sulit pada awalnya, lama kelamaan akan menjadi kebiasaan seperti menggosok gigi, dan kita mampu melakukannya tanpa perlu banyak pertimbangan.
  4. Bermeditasi di tempat yang sama
    Usahakan menyediakan tempat di pojok ruangan atau bahkan sebuah ruangan kecil khusus untuk melakukan meditasi. Jaga agar tetap segar dan bersih, dan usahakan untuk tidak melakukan meditasi di tempat lain. Maka anda akan mendapati tempat itu menjadi penuh arti. Jika kita berada di tempat itu, pikiran kita secara alami akan merasakan keinginan untuk bermeditasi. Tentu saja anda dapat bermeditasi di mana saja, di mobil, di bis, di alam terbuka, tetapi jika selalu bermeditasi di tempat khusus yang tenang akan sangat membantu, terutama di awal-awal proses meditasi.
  5. Bermeditasi dengan perut kosong
    Setelah makan, tubuh kita akan memusatkan energi pada proses pencernaan makanan, dengan akibat kurangnya energi yang dialokasikan untuk kerja mental (hal ini dapat kita rasakan dengan merasa malas/mengantuk setelah makan besar). Karena meditasi membutuhkan kesiagaan, konsentrasi, energi mental dan “kesadaran penuh”, akan membantu jika melakukan meditasi dengan perut kosong. Jika anda merasa sangat lapar, minumlah segelas jus atau susu atau mengkonsumsi makanan ringan, karena jika perut sangat lapar, meditasi kita pun akan terganggu.
  6. Bermeditasi dalam posisi yang nyaman dengan punggung tegak
    Jika kita melakukan meditasi dengan baik, akan ada aliran energi di tulang belakang yang mengarah ke atas. Duduk dengan tulang punggung bengkok (membungkuk atau menekuk kebelakang) akan menghambat aliran energi ini, mengganggu pernafasan dan menghilangkan kesiagaan mental. Jadi penting untuk dapat duduk setegak mungkin. Permukaan lantai yang rata membantu membentuk posisi ini. Pemanasan dan stretching lembut juga membantu mempersiapkan tubuh sebelum meditasi. Beberapa orang dapat terbantu meditasinya dengan menaruh bantal kecil di bawah bokongnya, karena dapat mengurangi tekanan pada lutut dan menghasilkan postur yang lebih baik dengan meninggikan tulang punggungnya.

    Penting untuk bisa duduk dengan nyaman, sehingga pikiran kita bebas berkonsentrasi pada proses meditasi. Jika duduk di atas karpet, bantal tipis atau selimut yang dilipat dirasa tidak nyaman, dapat dicoba duduk tegak di atas kursi. Dengan berlatih posisi duduk dua kali sehari dengan diawali pemanasan dan stretching untuk melemaskan otot, umumnya orang-orang akan mendapati tubuhnya menjadi fleksibel dan rileks dalam beberapa minggu saja.

  7. Menjalin hubungan dengan grup spiritualis
    Salah satu faktor pendorong terbesar terhadap peningkatan kualitas spiritual yaitu dengan menyempatkan waktu bersama orang-orang yang sama-sama melakukan praktek meditasi. Melakukan meditasi bersama setiap minggu merupakan keharusan bagi meditator yang serius.

    Konferensi dan seminar yang diadakan ?nanda M?rga menawarkan kesempatan bagi para meditator untuk dapat melarutkan diri dalam praktek spiritual dan mempelajari lebih banyak tentang filosofi Yoga.

  8. Membaca buku-buku spiritual
    Seseorang dengan intelektualitas tinggi, yang harus tetap diam selama meditasi, juga perlu untuk meningkatkan intelektualitasnya. Untuk itu disarankan untuk selalu menyempatkan waktu dalam satu hari untuk membaca buku-buku yang dapat meningkatkan kualitas spiritual. Setelah melakukan meditasi merupakan waktu yang baik untuk membaca buku selama beberapa menit, karena saat itu pikiran menjadi jernih dan tenang, sehingga lebih mudah mencerap dan memahami ide-ide baru.
  9. Berkonsultasi dengan pengajar meditasi (?carya)
    Para pengajar meditasi (?carya) akan melakukan perjalanan ke daerah anda secara berkala. Mereka dapat menjawab pertanyaan tentang meditasi dan mengajarkan teknik meditasi pribasi. Anggota ?nanda M?rga lokal dapat memberi tahu anda kapan seorang ?carya akan datang dan kegiatan apa yang akan diadakan selama kedatangannya (ceramah, meditasi bersama, dll). ?carya adalah orang-orang yang terlatih dan membaktikan diri untuk melayani kemanusiaan. Tugas mereka adalah mengajarkan meditasi dan latihan spiritual kepada siapa saja yang memiliki hasrat yang tulus untuk mempelajarinya. Banyak permasalahan atau kesulitan yang dapat diselesaikan dengan bantuan seorang ?carya. Jadi, jangan sampai melewatkan kesempatan untuk dapat berkonsultasi dengan ?carya. Mintalah insruktur Yoga anda atau orang yang mengatur kedatangan ?carya untuk mengadakan pertemuan konsultasi. Mereka juga dapat mengatakan apa yang dapat anda harapkan dari pertemuan dengan ?carya, sehingga anda dapat memanfaatkan pertemuan dengan ?carya sebaik mungkin.
  10. Teguh dalam latihan
    Banyak orang yang berkecil-hati dan frustasi ketika hasil yang didapat dari meditasi tidak memenuhi harapannya. Mereka merasa ada yang salah dalam dirinya lalu menyerah dalam latihan dengan perasaan kalah dan rendah diri. Setiap orang yang berlatih meditasi pasti mengalami hal ini dengan cara yang sedikit berbeda. Akan sangat membantu jika mengetahui bahwa sebenarnya orang lainpun mengalami pengalaman yang sama dan akan memahami bahwa hal ini adalah sesuatu yang harus dilewati. Terutama pada awal latihan meditasi, pikiran akan sulit dikendalikan. Seorang Yogi besar, Ramakrishna, pernah berkata: “Pikiran adalah seperti kera gila yang disengat kalajengking” (Sesuatu yang teramat sulit untuk dikendalikan, red.). Anda mungkin akan mendapati bahwa ketika duduk bermeditasi, sekian banyak pikiran bermunculan dalam kepala anda, anda membaca mantra, tetapi pikiran terseret ke hal-hal lain. Suara- suara disekeliling anda mengacaukan konsentrasi, dan tubuh anda menjadi tidak rileks. Pada saat-saat seperti ini, seseorang dapat dengan mudah menjadi frustasi, dan menganggap meditasinya tidak berguna. Tetapi, sesungguhnya banyak efek meditasi yang terjadi di dalam diri dan tidak muncul ke permukaan secara langsung. Dengan secara konstan mengarahkan pikiran kembali ke mantra, berarti anda secara perlahan meningkatkan kapasitas untuk dapat mempertahankan pikiran dalam kondisi terkonsentrasi.
Dari Anandamarga.or.id

Rabu, 25 Juni 2008

Sebatang Bambu


Sebatang bambu yang indah tumbuh di halaman rumah seorang petani. Batang bambu ini tumbuh tinggi menjulang di antara batang-batang bambu lainnya. Suatu hari datanglah sang petani yang empunya pohon bambu itu.

Dia berkata kepada batang bambu,” Wahai bambu, maukah engkau kupakai untuk menjadi pipa saluran air yg sangat berguna untuk mengairi sawahku?”
Batang bambu menjawabnya, “Oh tentu aku mau bila dapat berguna bagi engkau,Tuan. Tapi ceritakan apa yang akan kau lakukan untuk membuatku menjadi pipa saluran air itu.”
Sang petani menjawab, “Pertama, aku akan menebangmu untuk memisahkan engkau dari rumpunmu yang indah itu. Lalu aku akan membuang cabang-cabangmu yang dapat melukai orang yang memegangmu. Setelah itu aku akan membelah-belah engkau sesuai dengan keperluanku. Terakhir aku akan membuang sekat-sekat yang ada di dalam batangmu, supaya air dapat mengalir dengan lancar. Apabila aku sudah selesai dengan pekerjaanku, engkau akan menjadi pipa yang akan mengalirkan air untuk mengairi sawah sehingga padi yang ditanam dapat tumbuh dengan subur.”

Mendengar hal ini, batang bambu lama terdiam….., kemudian dia berkata kpd petani, “Tuan, tentu aku akan merasa sangat sakit ketika engkau menebangku. Juga pasti akan sakit ketika engkau membuang cabang-cabangku, bahkan lebih sakit lagi ketika engkau membelah-belah batangku yang indah ini dan pasti tak tertahankan ketika engkau mengorek-ngorek bagian dalam tubuhku untuk membuang sekat-sekat penghalang itu. Apakah aku akan kuat melalui semua proses itu, Tuan?”
Petani menjawab, ” Wahai bambu, engkau pasti kuat melalui semua ini karena aku memilihmu justru karena engkau yang paling kuat dari semua batang pada rumpun ini. Jadi tenanglah.”
Akhirnya batang bambu itu menyerah, “Baiklah, Tuan. Aku ingin sekali berguna ketimbang batang bambu yg lain. Inilah aku, tebanglah aku, perbuatlah sesuai dengan yang kau kehendaki.”

Setelah petani selesai dengan pekerjaannya, batang bambu indah yang dulu hanya menjadi penghias halaman rumah petani, kini telah berubah menjadi pipa saluran air yang mengairi sawah sehingga padi dapat tumbuh dengan subur dan berbuah banyak.
Pernahkah kita berpikir bahwa dengan tanggung jawab dan persoalan yg sarat, mungkin Tuhan sedang memproses kita untuk menjadi indah di hadapan-Nya? Sama seperti batang bambu itu, kita sedang ditempa, Tuhan sedang membuat kita sempurna untuk di pakai menjadi penyalur berkat.

Tapi jangan kuatir, kita pasti kuat karena Tuhan tak akan memberikan beban yang tak mampu kita pikul. Jadi maukah kita berserah pada kehendak Tuhan, membiarkan Dia bebas berkarya di dalam diri kita untuk menjadikan kita alat yang berguna bagi-Nya?

Seperti batang bambu itu, mari kita berkata, ” Inilah aku, Tuhan…perbuatlah sesuai dengan yang Kau kehendaki.”

Dari Henlia.com

Kamis, 19 Juni 2008

Kopi Asin


Seorang pria bertemu dengan seorang gadis di sebuah pesta, si gadis tampil luar biasa cantiknya, banyak lelaki yang mencoba mengejar si gadis. Si pria sebetulnya tampil biasa saja dan tak ada yang begitu memperhatikan dia, tapi pada saat pesta selesai dia memberanikan diri mengajak si gadis untuk sekedar mencari minuman hangat. Si gadis agak terkejut, tapi karena kesopanan si pria itu, si gadis mengiyakan ajakannya.

Dan mereka berdua akhirnya duduk di sebuah coffee shop, tapi si pria sangat gugup untuk berkata apa-apa dan si gadis mulai merasa tidak nyaman dan berkata, “Kita pulang aja yuk…?”.

Namun tiba-tiba si pria meminta sesuatu pada sang pramusaji, “Bisa minta garam buat kopi saya?” Semua orang yang mendengar memandang dengan ke arah si pria, aneh sekali! Wajahnya berubah merah, tapi tetap saja dia memasukkan garam tersebut ke dalam kopinya dan meminumnya.

Si gadis dengan penasaran bertanya, “Kenapa kamu bisa punya hobi seperti ini?”

Si pria menjawab, “Ketika saya kecil, saya tinggal di daerah pantai dekat laut, saya suka bermain di laut, saya dapat merasakan rasanya laut, asin dan sedikit menggigit, sama seperti kopi asin ini. Dan setiap saya minum kopi asin, saya selalu ingat masa kanak-kanak saya, ingat kampung halaman, saya sangat rindu kampung halaman saya, saya kangen orang tua saya yang masih tinggal di sana.”

Begitu berkata kalimat terakhir, mata si pria mulai berkaca-kaca, dan si gadis sangat tersentuh akan perasaan tulus dari ucapan pria di hadapannya itu. Si gadis berpikir bila seorang pria dapat bercerita bahwa ia rindu kampung halamannya, pasti pria itu mencintai rumahnya, perduli akan rumahnya dan mempunyai tanggung jawab terhadap rumahnya. Kemudian si gadis juga mulai berbicara, bercerita juga tentang kampung halamannya nun jauh di sana , masa kecilnya, dan keluarganya.

Suasana kaku langsung berubah menjadi sebuah perbincangan yang hangat juga akhirnya menjadi sebuah awal yang indah dalam cerita mereka berdua.

Mereka akhirnya berpacaran. Si gadis akhirnya menemukan bahwa si pria itu adalah seorang lelaki yang dapat memenuhi segala permintaannya, dia sangat perhatian, berhati baik, hangat, sangat perduli … betul-betul seseorang yang sangat baik tapi si gadis hampir saja kehilangan seorang lelaki seperti itu!

Untung ada kopi asin!

Kemudian cerita berlanjut seperti layaknya setiap cerita cinta yang indah, sang putri menikah dengan sang pangeran dan mereka hidup bahagia selamanya, dan setiap saat sang putri membuat kopi untuk sang pangeran, ia membubuhkan garam di dalamnya, karena ia tahu bahwa itulah yang disukai oleh pangerannya.

Setelah 40 tahun, si pria meninggal dunia, dan meninggalkan sebuah surat yang berkata, “Sayangku yang tercinta, mohon maafkan saya, maafkan kalau seumur hidupku adalah dusta belaka. Hanya sebuah kebohongan yang aku katakan padamu … tentang kopi asin.”

Ingat sewaktu kita pertama kali jalan bersama? Saya sangat gugup waktu itu, sebenarnya saya ingin minta gula tapi malah berkata garam. Sulit sekali bagi saya untuk merubahnya karena kamu pasti akan tambah merasa tidak nyaman, jadi saya maju terus. Saya tak pernah terpikir bahwa hal itu ternyata menjadi awal komunikasi kita! Saya mencoba untuk berkata sejujurnya selama ini, tapi saya terlalu takut melakukannya, karena saya telah berjanji untuk tidak membohongimu untuk suatu apa pun.

Sekarang saya sekarat, saya tidak takut apa-apa lagi jadi saya katakan padamu yang sejujurnya, saya tidak suka kopi asin, betul-betul aneh dan rasanya tidak enak. Tapi saya selalu dapat kopi asin seumur hidupku sejak bertemu denganmu, dan saya tidak pernah sekalipun menyesal untuk segala sesuatu yang saya lakukan untukmu. Memilikimu adalah kebahagiaan terbesar dalam seluruh hidupku. Bila saya dapat hidup untuk kedua kalinya, saya tetap ingin bertemu kamu lagi dan memilikimu seumur hidupku, meskipun saya harus meminum kopi asin itu lagi.

Air mata si gadis betul-betul membuat surat itu menjadi basah. Kemudian hari bila ada seseorang yang bertanya padanya, apa rasanya minum kopi pakai garam?

Si gadis pasti menjawab, “Rasanya manis.”

Kadang anda merasa anda mengenal seseorang lebih baik dari orang lain, tapi hanya untuk menyadari bahwa pendapat anda tentang seseorang itu bukan seperti yang anda gambarkan. Sama seperti kejadian kopi asin tadi.

Tambahkan Cinta dan Kurangi Benci karena terkadang garam terasa lebih manis daripada gula.

Dari Henlia.com

Selasa, 17 Juni 2008

Tersenyum


Saya adalah ibu tiga orang anak (umur 3, 12, dan 14 tahun) dan baru saja menyelesaikan kuliah saya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi. Sang Dosen sangat inspiratif dgn kualitas yang saya harapkan setiap orang memilikinya. Tugas terakhir yang diberikannya diberi nama “Tersenyum” .

Seluruh siswa diminta untuk pergi ke luar dan tersenyum kepada tiga orang dan mendokumentasikan reaksi mereka. Saya adalah seorang yang mudah bersahabat dan selalu tersenyum pada setiap orang dan mengatakan “hello”, jadi, saya pikir, tugas ini sangatlah mudah.

Segera setelah kami menerima tugas tsb., suami saya,anak bungsu saya, dan saya pergi ke restoran McDonald’s pada suatu pagi di bulan Maret yang sangat dingin dan kering. Ini adalah salah satu cara kami dalam antrian, menunggu untuk dilayani, ketika mendadak setiap orang di sekitar kami mulai menyingkir, dan bahkan kemudian suami saya ikut menyingkir.

Saya tidak bergerak sama sekali …. suatu perasaan panik menguasai diri saya ketika saya berbalik untuk melihat mengapa mereka semua menyingkir. Ketika berbalik itulah saya membaui suatu “bau badan kotor” yang sangat menyengat, dan berdiri di belakang saya dua orang lelaki tunawisma.

Ketika saya menunduk melihat laki-laki yang lebih pendek, yang dekat dengan saya, ia sedang “tersenyum”. Matanya yang biru langit indah penuh dengan cahaya Tuhan ketika ia minta untuk dapat diterima. Ia berkata “Good day” sambil menghitung beberapa koin yang telah ia kumpulkan. Lelaki yang kedua memainkan tangannya dengan gerakan aneh sambil berdiri di belakang temannya. Saya menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defisiensi mental dan lelaki dengan mata biru itu adalah penolongnya. Saya menahan haru ketika berdiri di sana bersama mereka.

Wanita muda di counter menanyai lelaki itu apa yang mereka inginkan. Ia berkata, “Kopi saja, Nona” karena hanya itulah yang mampu mereka beli. (jika mereka ingin duduk di dalam restoran dan menghangatkan tubuh mereka, mereka harus membeli sesuatu. Ia hanya ingin menghangatkan badan).

Kemudian saya benar-benar merasakannya desakan itu sedemikian kuat sehingga saya hampir saja merengkuh dan memeluk lelak kecil bermata biru itu.
Hal itu terjadi bersamaan dengan ketika saya menyadari bahwa semua mata di restoran menatap saya, menilai semua tindakan saya. Saya tersenyum dan berkata pada wanita di belakang counter untuk memberikan saya dua paket makan pagi lagi dalam nampan terpisah.

Kemudian saya berjalan melingkari sudut ke arah meja yang telah dipilih kedua lelaki itu sebagai tempat istirahatnya. Saya meletakkan nampan itu ke atas meja dan meletakkan tangan saya di atas tangan dingin lelaki bemata biru itu.
Ia melihat ke arah saya, dengan air mata berlinang, dan berkata “Terima kasih.”
Saya meluruskan badan dan mulai menepuk tangannya dan berkata, “Saya tidak melakukannya untukmu. Tuhan berada di sini bekerja melalui diriku untuk memberimu harapan.”

Saya mulai menangis ketika saya berjalan meninggalkannya dan bergabung dengan suami dan anak saya. Ketika saya duduk suami saya tersenyum kepada saya dan berkata, “Itulah sebabnya mengapa Tuhan memberikan kamu kepadaku, Sayang. Untuk memberiku harapan.” Kami saling berpegangan tangan beberapa saat dan pada saat itu kami tahu bahwa hanya karena Rahmat Tuhan kami diberikan apa yang dapat kami berikan untuk orang lain.

Hari itu ditunjukkan kepadaku cahaya kasih Tuhan yang murni dan indah.
Saya kembali ke college, pada hari terakhir kuliah, dengan cerita ini ditangan saya. Saya menyerahkan “proyek” saya dan dosen saya membacanya.
Kemudian ia melihat kepada saya dan berkata, “Bolehkan saya membagikan ceritamu kepada yang lain?” Saya mengangguk pelahan dan ia kemudian meminta perhatian dari kelas. Ia mulai membaca dan saat itu saya tahu bahwa kami,sebagai manusia dan bagian dari Tuhan, membagikan pengalaman ini untuk menyembuhkan dan untuk disembuhkan.
Dengan caraNya sendiri, Tuhan memakai saya untuk menyentuh orang-orang yang ada diMcDonald’s, suamiku, anakku, guruku, dan setiap jiwa yang menghadiri ruang kelas di malam terakhir saya sebagai mahasiswi. Saya lulus dengan satu pelajaran terbesar yang pernah saya pelajari: PENERIMAAN YANG TAK BERSYARAT.

Banyak cinta dan kasih sayang yang dikirimkan kepada setiap orang yang mungkin membaca cerita ini dan mempelajari bagaimana untuk MENCINTAI SESAMA DAN MEMANFAATKAN BENDA-BENDA BUKANNYA MENCINTAI BENDA DAN MEMANFAATKAN SESAMA.

Dari : henlia.com

Rabu, 11 Juni 2008

Mandikan Aku Bunda


Di bawah ini adalah salah satu contoh tragis.
Sering kali orang tidak mensyukuri apa yang diMILIKInya sampai akhirnya …..
Rani, sebut saja begitu namanya. Kawan kuliah ini berotak cemerlang dan memiliki idealisme tinggi. Sejak masuk kampus, sikap dan konsep dirinya sudah jelas: meraih yang terbaik, di bidang akademis maupun profesi yang akan digelutinya. ”Why not the best,” katanya selalu, mengutip seorang mantan presiden Amerika.
Ketika Universitas mengirim mahasiswa untuk studi Hukum Internasional di Universiteit Utrecht, Belanda, Rani termasuk salah satunya. Saya lebih memilih menuntaskan pendidikan kedokteran.
Berikutnya, Rani mendapat pendamping yang ‘’selevel”; sama-sama berprestasi, meski berbeda profesi.
Alifya, buah cinta mereka, lahir ketika Rani diangkat sebagai staf diplomat, bertepatan dengan tuntasnya suami dia meraih PhD. Lengkaplah kebahagiaan mereka. Konon, nama putera mereka itu diambil dari huruf pertama hijaiyah ”alif” dan huruf terakhir ”ya”, jadilah nama yang enak didengar: Alifya. Saya tak sempat mengira, apa mereka bermaksud menjadikannya sebagai anak yang pertama dan terakhir.
Ketika Alif, panggilan puteranya itu, berusia 6 bulan, kesibukan Rani semakin menggila. Bak garuda, nyaris tiap hari ia terbang dari satu kota ke kota lain, dan dari satu negara ke negara lain.
Setulusnya saya pernah bertanya, ”Tidakkah si Alif terlalu kecil untuk ditinggal-tinggal? ” Dengan sigap Rani menjawab, ”Oh, saya sudah mengantisipasi segala sesuatunya. Everything is OK!” Ucapannya itu betul-betul ia buktikan. Perawatan dan perhatian anaknya, ditangani secara profesional oleh baby sitter mahal. Rani tinggal mengontrol jadual Alif lewat telepon. Alif tumbuh menjadi anak yang tampak lincah, cerdas dan gampang mengerti.

Kakek-neneknya selalu memompakan kebanggaan kepada cucu semata wayang itu, tentang kehebatan ibu-bapaknya. Tentang gelar dan nama besar, tentang naik pesawat terbang, dan uang yang banyak.
”Contohlah ayah-bunda Alif, kalau Alif besar nanti.” Begitu selalu nenek Alif, ibunya Rani, berpesan di akhir dongeng menjelang tidurnya.
Ketika Alif berusia 3 tahun, Rani bercerita kalau dia minta adik. Terkejut dengan permintaan tak terduga itu, Rani dan suaminya kembali menagih pengertian anaknya. Kesibukan mereka belum memungkinkan untuk menghadirkan seorang adik buat Alif. Lagi-lagi bocah kecil ini ”memahami” orang tuanya. Buktinya, kata Rani, ia tak lagi merengek minta adik. Alif, tampaknya mewarisi karakter ibunya yang bukan perengek. Meski kedua orangtuanya kerap pulang larut, ia jarang sekali ngambek.
Bahkan, tutur Rani, Alif selalu menyambut kedatangannya dengan penuh ceria. Maka, Rani menyapanya ”malaikat kecilku”.
Sungguh keluarga yang bahagia, pikir saya. Meski kedua orangtuanya super sibuk, Alif tetap tumbuh penuh cinta. Diam-diam, saya iri pada keluarga ini.
Suatu hari, menjelang Rani berangkat ke kantor, entah mengapa Alif menolak dimandikan baby sitter. ”Alif ingin Bunda mandikan,” ujarnya penuh harap. Karuan saja Rani, yang detik ke detik waktunya sangat diperhitungkan, gusar. Ia menampik permintaan Alif sambil tetap gesit berdandan dan mempersiapkan keperluan kantornya. Suaminya pun turut membujuk Alif agar mau mandi dengan Tante Mien, baby sitter-nya. Lagi-lagi, Alif dengan pengertian menurut, meski wajahnya cemberut.
Peristiwa ini berulang sampai hampir sepekan. ”Bunda, mandikan aku!” kian lama suara Alif penuh tekanan. Toh, Rani dan suaminya berpikir, mungkin itu karena Alif sedang dalam masa pra-sekolah, jadinya agak lebih minta perhatian. Setelah dibujuk-bujuk, akhirnya Alif bisa ditinggal juga.
Sampai suatu sore, saya dikejutkan telponnya Mien, sang baby sitter. ”Bu dokter, Alif demam dan kejang-kejang. Sekarang di Emergency.” Setengah terbang, saya ngebut ke UGD. But it was too late. Allah sudah punya rencana lain. Alif, si malaikat kecil, keburu dipanggil pulang oleh-Nya.
Rani, ketika diberi tahu soal Alif, sedang meresmikan kantor barunya. Ia shock berat. Setibanya di rumah, satu-satunya keinginan dia adalah memandikan putranya. Setelah pekan lalu Alif mulai menuntut, Rani memang menyimpan komitmen untuk suatu saat memandikan anaknya sendiri.
Dan siang itu, janji Rani terwujud, meski setelah tubuh si kecil terbaring kaku. ”Ini Bunda Lif, Bunda mandikan Alif,” ucapnya lirih, di tengah jamaah yang sunyi. Satu persatu rekan Rani menyingkir dari sampingnya, berusaha menyembunyikan tangis.

Ketika tanah merah telah mengubur jasad si kecil, kami masih berdiri mematung di sisi pusara. Berkali-kali Rani, sahabatku yang tegar itu, berkata, ”Ini sudah takdir, ya kan. Sama saja, aku di sebelahnya ataupun di seberang lautan, kalau sudah saatnya, ya dia pergi juga kan?” Saya diam saja.
Rasanya Rani memang tak perlu hiburan dari orang lain. Suaminya mematung seperti tak bernyawa. Wajahnya pias, tatapannya kosong. ”Ini konsekuensi sebuah pilihan,” lanjut Rani, tetap mencoba tegar dan kuat. Hening sejenak. Angin senja meniupkan aroma bunga kamboja.
Tiba-tiba Rani berlutut. ”Aku ibunyaaa!” serunya histeris, lantas tergugu hebat. Rasanya baru kali ini saya menyaksikan Rani menangis, lebih-lebih tangisan yang meledak. ”Bangunlah Lif, Bunda mau mandikan Alif. Beri kesempatan Bunda sekali saja Lif. Sekali saja, Aliiif..” Rani merintih mengiba-iba. Detik berikutnya, ia menubruk pusara dan tertelungkup di atasnya. Air matanya membanjiri tanah merah yang menaungi jasad Alif. Senja pun makin tua.

– Nasi sudah menjadi bubur, sesal tidak lagi menolong.
– Hal yang nampaknya sepele sering kali menimbulkan sesal dan kehilangan yang amat sangat.
– Sering kali orang sibuk ‘di luaran’, asik dengan dunianya dan ambisinya sendiri tidak mengabaikan orang-orang di dekatnya yang disayanginya. Akan masih ada waktu ‘nanti’ buat mereka jadi abaikan saja dulu.
– Sering kali orang takabur dan merasa yakin bahwa pengertian dan kasih sayang yang diterimanya tidak akan hilang. Merasa mereka akan mengerti karena mereka menyayanginya dan tetap akan ada.
– Pelajaran yang sangat menyedihkan.

Dari henlia.com

Selasa, 10 Juni 2008


Nyaris setiap bangun tidur, diva Indonesia, Kris Dayanti, sudah Ditawari peluang konser atau menyanyi di panggung senilai puluhan juta hanya untuk membawakan 3-5 lagu. Kalau sehari saja bisa menghasilkan puluhan juta rupiah, tinggal hitung sendiri penghasilan bulanannya.

Belum lagi tawaran iklan berbagai produk. Namun, pernahkan kita dengar
pertanyaan:
Kris Dayanti kuliah di mana atau meraih gelar sarjana apa? Jangankan Kris Dayanti, Tasya dan Joshua — dua bocah cilik Indonesia yang masih SD — pun sudah mampu menghasilkan duit ratusan juta bahkan miliaran rupiah. Sejarah wirausaha (entrepreneur) juga mencatat, banyak pengusaha bahkan konglomerat Indonesia yang sukses Membangun imperium bisnis mereka meski pendidikannya hanya SMP bahkan SD.

Mungkin tak perlu terlalu banyak mencari contoh orang lain. Kalau Saja saya dulu memilih menamatkan kuliah saya di Universitas Gadjah Mada, hampir pasti saya tak akan berani memulai bisnis Bimbingan Belajar Primagama, yang kini berubah menjadi holding company beromset di atas seratus miliar rupiah. Meski dulu saya belum membaca buku laris Robert Kiyosaki, If You Want to Be Rich and Happy, Don`t Go to School?, saya sudah sadar bahwa pintar dan dapat ranking di sekolah tidak menjamin seseorang akan sukses dan kaya-raya.

Saya bahkan punya keyakinan, semakin lama seseorang sekolah, semakin Tidak kreatiflah dia. Karenanya, semakin takut pula dia mengambil risiko ? sikap penting yang amat diperlukan bila seseorang ingin sukses menjadi wirausaha. Dan, saat ini, menjadi business owner adalah jalan kongkret menjadi kaya-raya. Lewat pekerjaan yang ditekuni bertahun-tahun, akhirnya seseorang umumnya ingin hidup makmur dan terjamin masa depannya. Istilah gampangnya, hidup kaya-raya.

Namun, tak banyak orang yang menyadari bahwa sejak masuk kuliah Sebenarnya seseorang telah menyiapkan dirinya hidup miskin. Contoh ekstremnya,kalau seseorang sejak muda bercita-cita menjadi guru, jangan harap di usia pensiunnya dia bisa membeli Mercy terbaru dan tinggal di perumahan elite.

Demikian juga, bidan atau perawat rumah sakit mustahil mampu mengkredit Toyota Kijang LGX di usia pensiunnya. Lain ceritanya kalau dia memiliki jiwa wirausaha, sehingga dengan keahliannya dia mendirikan klinik atau rumah bersalin di rumah, yang bisa dikelola bersama kolega bidan lain. Salah satu contoh yang berhasil mengembangkan cara serupa Adalah Grup RS Hermina di Jakarta. Memang, cukup banyak bidan berjiwa wirausaha yang berani mengelola usaha rumah bersalin seusai berdinas di rumah sakit.

Setelah berkembang menjadi klinik dan rumah bersalin besar, mereka Pun membeli tanah di tempat lain untuk mengembangkan usahanya. Dengan begitu, BMW atau Mercy pun bisa dibelinya dengan mudah.

Banyak pula orang yang terbuai oleh sukses semu selama bertahun-tahun menjadi karyawan. Kalau kita menjadi manajer pemasaran bank dan suatu ketika berhasil memasarkan produk tertentu, pastilah kita berharap mendapatkan kenaikan gaji dari sukses itu. Ketika itu didapat, kita merasa kerja kita berhasil. Padahal, keuntungan atau bertambahnya kekayaan sang pemilik bank jauh berlipat dari kenaikan gaji yang diberikan kepada karyawan yang bekerja pada bank miliknya. Siapa yang lebih untung dan lebih
kaya: karyawan yang punya ide pemasaran yang cemerlang, ataukah pemilik bank yang pasif dan mampu membayar lebih mahal kepada karyawan yang kreatif untuk mengelola untungnya menjadi berlipat? Jelas pemilik bank yang lebih banyak diuntungkan.

Jadi, mengapa mesti bertahan jadi karyawan? Bisnis kadang bisa dimulai dari kesadaran akan potensi diri sendiri. Sayangnya, tak banyak orang menyadarinya. Untuk memulai bisnis,seorang ahli farmasi, misalnya, sering kali tak menyadari bahwa keahliannya adalah modal utama memulai bisnis. Sebab, mindset ahli farmasi tersebut adalah long life to be an employee. Maka, ketika suatu saat ia berhasil menemukan ramuan obat antikanker, dia memilih menjual paten penemuannya kepada pabrik farmasi besar. Sang ahli farmasi hanya menerima royalti tanpa pernah tahu persis keuntungan bersih yang tentu saja jauh lebih besar dibanding royalti yang diberikan kepadanya. Padahal, kalau saja sang penemu memilih mencari mitra bisnis yang mau membiayai penemuannya agar menjadi bisnis farmasi yang besar dan menguntungan, tentu kehidupannya jauh lebih kaya. Dengan bekal cetak biru penelitiannya yang profitable, tak sulit sebenarnya sang penemu mendapatkan mitra bisnis yang mau membantu permodalan bisnisnya. Investor tentu semakin percaya karena uangnya dikelola oleh orang yang tepat. Dan yang pasti, sang ahli bisa menjadi pemilik bisnis sembari terus mengembangkan penelitian lain sambil menghitung keuntungan bisnis yang dikelolanya sendiri. Bahkan, suatu saat ia bisa membayar ahli lain yang lebih hebat darinya untuk mengembangkan bisnis farmasinya.

Ini hanya satu contoh. Masih ada jutaan peluang yang sayang kalau Keliru dilihat kemungkinannya mengubah nasib Anda. Jadi, sekali lagi, Jangan terlalu lama menjadi karyawan. Mulailah mewujudkan mimpi Anda Menemukan jalan menjadi pengusaha yang mapan secara finansial. Yakinlah, jutaan peluang bisnis selalu tersedia. Lihatlah peluang yang belum dikerjakan orang lain.

Kita tahu, misalnya, begitu banyak orang yang menjual wedang jahe, dari pasar becek hingga kaki lima. Tugas wirausaha adalah, bagaimana membuat wedang jahe mampu mendatangkan uang ratusan juta atau bahkan miliaran rupiah. Itu yang perlu kita cari tahu dan mencobanya. Atau, silakan nekat terus menjadi karyawan, niscaya Anda akan menyesali saat pensiun nanti.

Penulis adalah Presiden Direktur Grup Primagama, juga Pengelola dan Mentor Utama Entrepreneur University.

Kisah kepompong


Seorang menemukan kepompong seekor kupu-kupu. Suatu hari lubang kecil
muncul. Dia duduk dan mengamati dalam beberapa jam kupu-kupu itu ketika dia
berjuang dengan memaksa dirinya melewati lubang kecil itu. Kemudian
kupu-kupu itu berhenti membuat kemajuan. Kelihatannya dia telah berusaha
semampunya dan dia tidak bisa lebih jauh lagi.

Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya, dia ambil sebuah
gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu. Kupu-kupu tersebut
keluar dengan mudahnya. Namun, dia mempunyai tubuh gembung dan kecil,
sayap2
mengkerut. Orang tersebut terus menga-matinya karena dia berharap bahwa,
pada suatu saat, sayap-sayap itu akan mekar dan melebar sehingga mampu
menopang tubuhnya, yg mungkin akan berkembang dalam waktu. Semuanya tak
pernah terjadi.

Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak di
sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap-sayap mengkerut. Dia tidak pernah
bisa terbang. Yang tidak dimengerti dari kebaikan dan keter-gesaan orang
tersebut adalah bahwa kepompong yg menghambat dan per-juangan yg dibutuhkan
kupu-kupu untuk melewati lubang kecil adalah jalan Tuhan untuk memaksa
cairan dari tubuh kupu-kupu itu ke dalam sayap-sayapnya sedemikian,
sehingga
dia akan siap terbang begitu dia memperoleh kebebasan dari kepompong
tersebut.

Kadang-kadang perjuangan adalah yang kita perlukan dalam hidup kita. Jika
Tuhan membiarkan kita hidup tanpa hambatan, itu mungkin melum-puhkan kita.
Kita mungkin tidak sekuat yg semestinya kita mampu. Kita mungkin tidak
pernah dapat terbang.

Saya memohon Kekuatan ……
Dan Tuhan memberi saya kesulitan-kesulitan untuk membuat saya kuat.

Saya memohon Kebijakan ……
Dan Tuhan memberi saya persoalan untuk diselesaikan.

Saya memohon Kemakmuran …..
Dan Tuhan memberi saya Otak dan Tenaga untuk bekerja.

Saya memohon Keteguhan hati ….
Dan Tuhan memberi saya Bahaya untuk diatasi.

Saya memohon Cinta ……
Dan Tuhan memberi saya orang-orang bermasalah untuk ditolong.

Saya memohon Kemurahan/kebaikan hati ……
Dan Tuhan memberi saya kesempatan-kesempatan.

Saya tidak memperoleh yg saya inginkan …….
saya mendapatkan segala yang saya butuhkan.

Dari henlia.com

Hati yang Sempurna

Pada suatu hari, seorang pemuda berdiri di tengah kota dan menyatakan bahwa dialah pemilik hati yang terindah yang ada di kota itu. Banyak orang kemudian berkumpul dan mereka semua mengagumi hati pemuda itu, karena memang benar-benar sempurna. Tidak ada satu cacat atau goresan sedikitpun di hati pemuda itu. Pemuda itu sangat bangga dan mulai menyombongkan hatinya yang indah. Tiba-tiba, seorang lelaki tua menyeruak dari kerumunan, tampil ke depan dan berkata ” Mengapa hatimu masih belum seindah hatiku ?”. Kerumunan orang-orang dan pemuda itu melihat pada hati pak tua itu. Hati pak tua itu berdegup dengan kuatnya, namun penuh dengan bekas luka, dimana ada bekas potongan hati yang diambil dan ada potongan yang lain ditempatkan di situ;namun tidak benar-benar pas dan ada sisi-sisi potongan yang tidak rata. Bahkan, ada bagian-bagian yang berlubang karena dicungkil dan tidak ditutup kembali. Orang-orang itu tercengang dan berpikir, bagaimana mungkin pak tua itu mengatakan bahwa hatinya lebih indah ? Pemuda itu melihat kepada pak tua itu, memperhatikan hati yang dimilikinya dan tertawa ” Anda pasti bercanda, pak tua”, katanya, “bandingkan hatimu dengan hatiku, hatiku sangatlah sempurna sedangkan hatimu tak lebih dari kumpulan bekas luka dan cabikan”. ” Ya”, kata pak tua itu, ” hatimu kelihatan sangat sempurna meski demikian aku tak akan menukar hatiku dengan hatimu. Lihatlah, setiap bekas luka ini adalah tanda dari orang-orang yang kepadanya kuberikan kasihku, aku menyobek sebagian dari hatiku untuk kuberikan kepada mereka, dan seringkali mereka juga memberikan sesobek hati mereka untuk menutup kembali sobekan yang kuberikan. Namun karena setiap sobekan itu tidaklah sama, ada bagian-bagian yang kasar, yang sangat aku hargai, karena itu mengingatkanku akan cinta kasih yang telah bersama-sama kami bagikan. Adakalanya, aku memberikan potongan hatiku begitu saja dan orang yang kuberi itu tidak membalas dengan memberikan potongan hatinya. Hal itulah yang meninggalkan lubang-lubang sobekan - - memberikan cinta kasih adalah suatu kesempatan. Meskipun bekas cabikan itu menyakitkan, mereka tetap terbuka, hal itu mengingatkanku akan cinta kasihku pada orang-orang itu, dan aku berharap, suatu ketika nanti mereka akan kembali dan mengisi lubang-lubang itu. Sekarang, tahukah engkau keindahan hati yang sesungguhnya itu ?” Pemuda itu berdiri membisu dan airmata mulai mengalir di pipinya. Dia berjalan ke arah pak tua itu, menggapai hatinya yang begitu muda dan indah, dan merobeknya sepotong. Pemuda itu memberikan robekan hatinya kepada pak tua dengan tangan-tangan yang gemetar. Pak tua itu menerima pemberian itu, menaruhnya di hatinya dan kemudian mengambil sesobek dari hatinya yang sudah amat tua dan penuh luka, kemudian menempatkannya untuk menutup luka di hati pemuda itu. Sobekan itu pas, tetapi tidak sempurna, karena ada sisi-sisi yang tidak sama rata. Pemuda itu melihat kedalam hatinya, yang tidak lagi sempurna tetapi kini lebih indah dari sebelumnya, karena cinta kasih dari pak tua itu telah mengalir kedalamnya. Mereka berdua kemudian berpelukan dan berjalan beriringan.

Dari : www.henlia.com


Selesai berlibur dari kampung, saya harus kembali ke Jakarta. Mengingat jalan tol yang juga padat, saya
menyusuri jalan lama. Terasa mengantuk, saya singgah sebentar di sebuah restoran. Begitu memesan makanan, seorang anak lelaki berusia lebih kurang 12 tahun muncul di depan. “Abang mau beli kue?” Katanya sambil tersenyum. Tangannya segera menyelak daun pisang yang menjadi
penutup bakul kue jajanannya. “Tidak Dik, Abang sudah pesan makanan,” jawab saya ringkas. dia berlalu.

Jumat, 06 Juni 2008

Sang Ibu

Cerita Inspirasi dari Sang Ibu...

” Nak, bangun… Hari Sudah Pagi. Sarapanmu udah ibu siapin di meja… “

Tradisi ini sudah berlangsung 20 tahun, sejak pertama kali aku bisa mengingat.

Kini usiaku sudah kepala 3 dan aku jadi seorang karyawan disebuah Perusahaan Tambang, tapi kebiasaan Ibuku tidak pernah berubah.

” Ibu sayang… ga usah repot-repot Bu, aku dan adik-adikku udah dewasa ” pintaku pada Ibu pada suatu pagi.

Wajah tua itu langsung berubah.Pun ketika Ibu mengajakku makan siang di sebuah restoran.Buru- buru kukeluarkan uang dan kubayar semuanya.Ingin kubalas jasa Ibu selama ini dengan hasil keringatku.

Raut sedih itu tak bisa disembunyikan.

Kenapa Ibu mudah sekali sedih ? Aku hanya bisa mereka-reka, mungkin sekarang fasenya aku mengalami kesulitan memahami Ibu karena dari sebuah artikel yang kubaca … orang yang lanjut usia bisa sangat sensitive dan cenderung untuk bersikap kanak-kanak ….. tapi entahlah….

Niatku ingin membahagiakan malah membuat Ibu sedih.

Seperti biasa, Ibu tidak akan pernah mengatakan apa-apa.

Suatu hari kuberanikan diri untuk bertanya,

” Bu, maafkan aku kalau telah menyakiti perasaan Ibu. Apa yang membuat Ibu sedih ? “

Kutatap jauh kedalam sudut mata Ibu, ada genangan air mata di sana yang akan segera berlinang .

Terbata-bata Ibu berkata, “Tiba-tiba Ibu merasa kalian tidak lagi membutuhkan Ibu. Kalian sudah dewasa, sudah bisa menghidupi diri sendiri. Ibu tidak boleh lagi menyiapkan sarapan untuk kalian, Ibu tidak bisa lagi jajanin kalian. Semua sudah bisa kalian lakukan sendiri “

Ah, Ya Tuhan, ternyata buat seorang Ibu .. bersusah payah melayani putra-putrinya adalah sebuah kebahagiaan.

Satu hal yang tak pernah kusadari sebelumnya. Niat membahagiakan bisa jadi malah membuat orang tua menjadi sedih karena kita tidak berusaha untuk saling membuka diri melihat arti kebahagiaan dari sudut pandang masing-masing.

Diam-diam aku merenung didalam hati… Apa yang telah kupersembahkan untuk Ibu dalam usiaku sekarang ? Adakah Ibu bahagia dan bangga pada putera putrinya ? Ketika itu kutanya pada Ibu, Ibu menjawab,

“Banyak sekali nak kebahagiaan yang telah kalian berikan pada Ibu.

Kalian tumbuh sehat dan lucu ketika bayi adalah kebahagiaan.

Kalian berprestasi di sekolah adalah kebanggaan buat Ibu.

Kalian berprestasi di pekerjaan adalah kebanggaan buat Ibu .

Setelah dewasa, kalian berprilaku sebagaimana seharusnya seorang hamba, itu kebahagiaan buat Ibu.

Setiap kali binar mata kalian mengisyaratkan kebahagiaan di situlah kebahagiaan orang tua.”

Lagi-lagi aku hanya bisa berucap, “Ampunkan aku ya Allah kalau selama ini sedikit sekali ketulusan yang kuberikan kepada Ibu. Masih banyak alasan ketika Ibu menginginkan sesuatu.”

Betapa sabarnya Ibuku melalui liku-liku kehidupan.

Sebagai seorang wanita karier seharusnya banyak alasan yang bisa dilontarkan Ibuku untuk “cuti” dari pekerjaan rumah atau menyerahkan tugas itu kepada pembantu.

Tapi tidak! Ibuku seorang yang idealis. Menata keluarga, merawat dan mendidik anak-anak adalah hak prerogatif seorang ibu yang takkan bisa dilimpahkan kepada siapapun.

Ah, maafkan kami Ibu … 18 jam sehari sebagai “pekerja” seakan tak pernah membuat Ibu lelah..

“Nak… bangun nak, hari sudah mulai pagi .. sarapannya udah Ibu siapin dimeja.. “

Kali ini aku lompat segera.. kubuka pintu kamar dan kurangkul Ibu sehangat mungkin, kuciumi pipinya yang mulai keriput, kutatap matanya lekat-lekat dan kuucapkan,

“Terimakasih Ibu, aku beruntung sekali memiliki Ibu yang baik hati, ijinkan aku membahagiakan Ibu…”.

Kulihat binar itu memancarkan kebahagiaan. .. Cintaku ini milikmu, Ibu… Aku masih sangat membutuhkanmu. ..

Maafkan aku yang belum bisa menjabarkan arti kebahagiaan buat dirimu..

Sahabat.. tidak selamanya kata sayang harus diungkapkan dengan kalimat “aku sayang padamu… “,

namun begitu, cinta itu diciptakan bukanlah untuk di simpan dan dipendam, namun untuk diungkapkan dengan tulus..

Ayo kita mulai dari orang terdekat yang sangat mencintai kita …

Ibu dan ayah walau mereka tak pernah meminta dan mungkin telah tiada.

Percayalah.. . kata-kata itu akan membuat mereka sangat berarti dan bahagia.

“Ya Tuhan, cintai Ibuku, beri aku kesempatan untuk bisa membahagiakan Ibu…, dan jika saatnya nanti Ibu Kau panggil, panggillah dalam keadaan yang sangat baik. Ampunilah segala dosa-dosanya dan sayangilah ia sebagaimana ia menyayangi aku selagi aku kecil…

ibu bukan hanya seorang motivator yang selamanya kahn hidup dihati, namun beliau juga pendamping setia disaat rasa gundah, gelisah, cemas, disertai khawatir yang mendatangi kita, beliau hadir disaat tak terduga, beliau bagaikan cahaya pagi yang selalu menerangi tanpa henti walaupun cahaya hanya tinggal sedikit lagi, namun keinginannya untuk membuat anak-anaknya bahagia tak pernah hilang, wahai sahabat dan pembaca yang budiman, hidup ini sangat lah singkat, jika hidup yang singkat ini kita gunakan hanya untuk menyakiti orang lain dan membuat sesuatu yang tak berarti, maka hidup ini tak lebih dari sekedar sampah yang tak bernilai hargannya dmata siapapun, namun jadikan lah hidup ini indah dengan cinta, tak mampu membuat diri sendiri bahagia khan bukan alasan untuk tidak membahagiakan orang lain, seorang biksu yang bernama sri panyavaro, dalam bukunya ” bersahabat dengan kehidupan” pernah menulis, kebahagiaan itu datang ketika kita selalu berusaha untuk membahagiakan orang lain, justru sebaliknya, penderitaan itu datang ketika kita mengharapkan orang lain untuk membuat kita bahagia.

Dari milis Money Magnet

Kamis, 05 Juni 2008

BESARNYA PENGHARGAAN


Seorang penjual daging mengamati suasana sekitar tokonya.

Ia sangat terkejut melihat seekor anjing datang ke samping tokonya.

Ia mengusir anjing itu, tetapi anjing itu kembali lagi.

Maka, ia menghampiri anjing itu dan melihat ada suatu catatan di mulut
anjing itu.

Ia mengambil catatan itu dan membacanya,

'Tolong sediakan 12 sosis dan satu kaki domba. Uangnya ada di mulut
anjing ini.'

Si penjual daging melihat ke mulut anjing itu dan ternyata ada uang
sebesar 10 dollar di sana. Segera ia mengambil uang itu, kemudian ia
memasukkan sosis dan kaki domba ke dalam kantung plastik dan
diletakkan kembali di mulut anjing itu.

Si penjual daging sangat terkesan.

Kebetulan saat itu adalah waktu tutup tokonya, ia menutup tokonya dan
berjalan mengikuti si anjing.

Anjing tersebut berjalan menyusuri jalan dan sampai ke tempat
penyeberangan jalan. Anjing itu meletakkan kantung plastiknya,
melompat dan menekan tombol penyeberangan, kemudian menunggu dengan
sabar dengan kantung plastik di mulut, sambil menunggu lampu
penyeberang berwarna hijau.

Setelah lampu menjadi hijau, ia menyeberang sementara si penjual
daging mengikutinya.

Anjing tsb kemudian sampai ke perhentian bus, dan mulai melihat 'Papan
informasi jam perjalanan '.

Si penjual daging terkagum-kagum melihatnya.

Si anjing melihat 'Papan informasi jam perjalanan' dan kemudian duduk
disalah satu bangku yang disediakan.

Sebuah bus datang,

si anjing menghampirinya dan melihat nomor bus dan kemudian kembali ke
tempat duduknya.

Bus lain datang.

Sekali lagi si anjing menghampiri dan melihat nomor busnya.

Setelah melihat bahwa bus tersebut adalah bus yang benar, si anjing
naik.

Si penjual daging, dengan kekagumannya mengikuti anjing itu dan naik
ke bus tersebut.

Bus berjalan meninggalkan kota, menuju ke pinggiran kota.

Si anjing melihat pemandangan sekitar.

Akhirnya ia bangun dan bergerak ke depan bus, ia berdiri dengan 2
kakinya dan menekan tombol agar bus berhenti.

Kemudian ia keluar, kantung plastik masih tergantung di mulutnya.

Anjing tersebut berjalan menyusuri jalan sambil dikuti si penjual daging.

Si anjing berhenti pada suatu rumah, ia berjalan menyusuri jalan kecil
dan meletakkan kantung plastik pada salah satu anak tangga.

Kemudian, ia mundur, berlari dan membenturkan dirinya ke pintu.

Ia mundur, dan kembali membenturkan dirinya ke pintu rumah tsb.

Tidak ada jawaban dari dalam rumah, jadi si anjing kembali melalui
jalan kecil, melompati tembok kecil dan berjalan sepanjang batas kebun
tersebut.

Ia menghampiri jendela dan membenturkan kepalanya beberapa kali,
berjalan mundur, melompat balik dan menunggu di pintu.

Si penjual daging melihat seorang pria tinggi besar membuka pintu dan
mulai menyiksa anjing tersebut, menendangnya, memukulinya, serta
menyumpahinya.

Si penjual daging berlari untuk menghentikan pria tersebut,

'Apa yang kaulakukan ..?
Anjing ini adalah anjing yg jenius.
Ia bisa masuk televisi untuk kejeniusannya. '

Pria itu menjawab, 'Kaukatakan anjing ini pintar ...?

Dalam minggu ini sudah dua kali anjing bodoh ini lupa membawa kuncinya
..!'

Mungkin hal serupa pernah terjadi dalam kehidupan Anda.

Sesuatu yang bagi Anda kurang memuaskan, mungkin adalah sesuatu yang
sangat luar biasa bagi orang lain.

Yang membedakan hanyalah seberapa besar penghargaan kita.

Pemilik anjing tidak menghargai kemampuan si anjing dan hanya terfokus
pada kesalahannya semata, sehingga menganggapnya anjing yang bodoh.

Sebaliknya, sang pemilik toko menganggap anjing tersebut luar biasa
pintarnya karena mampu berbelanja sendirian.

Mungkin kita tidak pernah menyadari bahwa setiap harinya kita
menghadapi pilihan yang sama.

Kita punya dua pilihan dalam menghadapi hidup ini,
apakah hendak mengeluh atas berbagai hal yang kurang memuaskan,
atau bersyukur atas berbagai karunia yang telah kita terima.

Tuhan telah mengkaruniai Anda dengan 86.400 detik per hari.

Sudah adakah yang Anda gunakan untuk mengucap syukur?

Dari milis Money Magnet

Jatuh cinta lagi..
Lagi lagi aku jatuh cinta...
Begitu sebuah
syair lagu yang belakangan cukup populer

Membuat saya
teringat akan kisah kehidupan seorang teman.
Pada usia
pernikahannya ke 8 tahun, dia sebagai seorang istri kembali jatuh cinta.
Jatuh cinta pada
orang yang tidak tepat.
Karena jatuh
cinta pada suami orang lain juga...dan dia juga istri seseorang

Mungkin fenomena
ini sudah tidak asing.
Saya tidak
membahas soal kelanjutannya bagaimana, tetapi yang menarik perhatian saya
adalah saat teman saya berusaha menutupi kelemahan dirinya dengan berbagai
macam alasan.

Inilah fenomena
kehidupan seorang manusia,

Sering kali untuk
menutupi kesalahan dan perasaan bersalah.
Selalu ada beribu
alasan yang muncul untuk di kemukakan sebagai tameng.

Untuk kasus teman
saya ini, beberapa alasan yang dibuatnya menjadi tameng benar benar sangat umum
terjadi.
Gimana ngga mau
jatuh cinta lagi, suami gue..cuek banget ya jelaslah kalo gue bisa suka ama
oranglain
Gimana bisa
tahan, dia itu baiiiiiiiiik banget
Gimana bisa
nolak, dia itu memang mencintai gue sungguh sungguh
Waaah..dia itu
romatis banget, ngga seperti suami gue yang dingin
Waah..karismanya
itu lho, membuat semua orang bisa jatuh cinta kok..
Dan kalo
diteruskan akan selalu ada alasana untuk membuat dirinya ’aman’

Semua itu..hanya
untuk menutup kelemahan diri, bahwa dirinya lemah tidak mampu mempertahankan
janji pernikahannya
Bahwa dirinya
merasa kecewa
Dirinya merasa
marah terhadap suaminya
Dirinya merasa
tergoda
Bahwa dirinyalah
yang memiliki masalah untuk minta perhatian dan tidak pernah mendapatkannya.

Dan tidak ada
sebab lain, selain diri kita yang mengijinkan semua perasaan itu hadir di hari
kita.
Diri sendiri lah yang membuat keputusan untuk memilih jalan mana yang akan dilewati.

Kisah ini juga
memberikan pelajaran bagi saya, mengingatkan dan mengispirasi.
Karena saya juga
seorang manusia :)

Salam dari
seorang manusia,
Ely Susanti - milis Money Magnet

The Children Are a Future

Dear All,

Sharing saya kali ini, khusus saya persembahkan untuk para Ayah/Ibu dan yang berencana menjadi Ayah/Ibu yang berbahagia (wahhh, kelihatannya serius banget nihhh....)

Hari Sabtu & Minggu (18 & 19 Mei 2008) kemarin, kelas Hypnotherapy yang saya ikuti telah memasuki hari ke 5 & 6, oleh karena hampir semua materi/teori tentang dasar-dasar dan prosedur Hypnotherapy sudah diberikan di minggu yang lalu, maka praktis dalam 2 hari ini, sebagian besar waktunya dihabiskan untuk membahas kasus-kasus hypnotherapy yang telah dilaksanakan, baik yang dilakukan oleh para Hypnotherapist dari Quantum Hypnosis Indonesia (yaaa, kita-kita ini, he...he...he. ..) maupun kasus-kasus nyata yang ada di literatur. Setelah membahas beberapa kasus yang benar-benar kejadian nyata yang ada disekitar kita, saya tercekat ....???!!!, karena sebagian besar kasus yang kita kupas tuntas ini, akar masalahnya (penyebabnya) nya adalah trauma (luka batin) yang dialami klien ketika usia kanak-kanak (persis seperti yang dikatakan oleh Pak Adi, bahwa sebagian besar permasalahan yang dialami remaja atau orang dewasa (apakah itu, penyimpangan perilaku, kegagalan dalam hidup, pribadi yang rapuh, tidak PeDe, dll), biasanya disebabkan oleh trauma/luka batin yang dialaminya ketika di usia 7-10 th).
So !!!,
kita lihat, .... betapa dahsyatnya pikiran bawah sadar ini menentukan kehidupan seseorang apabila dia di Install dengan program yang salah atau ngawur di masa kecil.
Pertanyaannya adalah :

"Apakah hal ini, kita lakukan terhadap anak-anak kita,
sengaja ataupun tidak !!!???"

Ada satu kasus, dari beberapa kasus diatas, yang benar-benar membuat saya tercenung dalam sekali, yaitu tentang seorang wanita yang relatif muda, yang harus meminum obat penenang 2 kali sehari dan setiap 2 minggu sekali dia harus keluar negeri untuk disuntik dan ini sudah bertahun-tahun dia lakukan !!!???, padahal dengan tegas dia mengatakan, bahwa dia benci hal itu, karena sangat menyiksa dirinya, tapi dia tak berdaya untuk menolaknya !!!???. Kasus ini mengingatkan saya, dengan kejadian yang menimpa anak ke 3 saya.

Anak saya yang nomer 3 inipun, ketika duduk di kelas 1 SD di sekolah swata yang konvensional, sudah harus minum obat yang diberikan oleh Psikiater dan bolak-balik ke Psikolog, karena di diagnosa ADD. Penyebab awal saya membawanya bolak-balik ke Psikolog dan akhirnya ke Psikiater, karena nilai-nilai pelajarannya di sekolah selalu berkisar antara angka 1, 2, 3 dan gurunya mengatakan bahwa dia kurang konsentrasi.
Karena setelah berbulan-bulan dibawa ke Psikolog ataupun Psikiater, tidak ada perubahan, maka saya mulai berpikir..., jangan-jangan, memang sekolahnya yang bermasalah ???.
Karena anak saya yang pertama (yang kini kuliah), yang juga bersekolah di sekolah yang sama, pernah mengalami trauma yang sangat luar biasa pada saat dia duduk di kelas 3 SD, yaitu dia pernah disuruh oleh GURU AGAMA nya untuk berdiri didepan kelas sambil bertelanjang dada dan menjadi bahan tertawaan teman-teman sekelasnya, hanya karena tidak mengerjakan PR AGAMA nya !!!???. Saya marah besar kepada GURU AGAMA tersebut maupun kepala sekolahnya. Dampak peristiwa tersebut terhadap anak pertama saya ini, dia menjadi sangat tidak percaya diri (saya sulit sekali mengangkat kembali harga dirinya, bahkan sampai kelas 3 SMA pun, rasa tidak PeDenya masih cukup kental). Oleh karena itu, saya berfikir jangan-jangan, anak saya yang nomer 3 bukan menderita ADD, tapi memang sistem pendidikan atau pengajaran di sekolah itu yang jelek !!!.

Kejadian yang menimpa anak ke 3 saya inilah, yang mendorong kami (saya dan istri) untuk mendirikan sekolah sendiri, yang kami beri nama Al Fikri. Dan alhamdulillah, pada tahun ajaran berikutnya, yaitu tahun 2001/2002, kami memindahkan anak kami yang nomer 3 tersebut ke Al Fikri, walaupun harus diturunkan ke kelas 1 lagi (seharusnya dia sudah kelas 2), karena saat itu Al Fikri hanya punya 2 ruangan kelas untuk kelas 1. Kalau sekarang sihh, Al Fikri termasuk sekolah TOP di Depok, lhooo ... (dengan 500 an murid), nggak kalah sama sekolah Anugerah Pekertinya Pak Adi (narsis dikit, nggak apa-apa khannn...??? ). Sejak bersekolah di Al Fikri sampai sekarang (kini sudah di kelas 1 SMP), anak ke 3 saya ini, tidak pernah dapat nilai dibawah 6, bahkan ada 2 pelajaran yang nilainya 9 (bukan karena anaknya yang punya sekolah, terus nilainya di bagus-bagusin sama gurunya, lhooo...he.. .he...he) .

Dear Ayah/Ibu & Calon Ayah/Ibu yang penuh cinta kasih,

Tadinya saya takut sekali membayangkan apa yang terjadi 10-20 tahun kemudian, pada anak-anak indonesia yang kini masih duduk di TK & SD di sekolah- sekolah yang sebagian besar hanya menjejalkan program-program yang salah dan membuat kacau pikiran anak-anak yang masih murni itu ???, belum lagi lingkungan yang semakin tidak kondusif (seperti banyak sekali tayangan-tayangan TV yang sangat merusak mental anak-anak kita). Namun perasaan takut ini lama-lama mencair dan berubah menjadi perasaan optimis, bahwa selalu ada jalan keluar dan pertolongan Tuhan, selama kita yakin dan mau melakukannya. Salah satunya adalah dengan adanya komunitas milis, Alumni SC dan alumni Quantum Hypnosis Indonesia ini. Saya percaya bahwa teman-teman yang relative lebih memahami mekanisme kerja pikiran ini, akan meng "edukasi" orang lain, dimanapun teman-teman berada.
Saya sangat yakin itu.

Akhir kata, marilah kita mulai dari diri kita masing-masing. Sambil bergandengan tangan dan meyatukan hati dengan pasangan kita, pandanglah wajah anak-anak kita yang sedang tertidur lelap, wajah-wajah yang lucu, tanpa dosa, manis dan polos itu. Lalu kita ikrarkan :

"Ananda tersayang... , mulai malam ini dan seterusnya, Papa & Mama/Bapak & Ibu/Ayah & Bunda, akan membimbing kalian dengan penuh kelembutan dan kesabaran serta kami akan menjaga kalian dengan perisai cinta kasih, sehingga tidak satupun yang bisa merampas masa kecil kalian yang indah ini. Bertumbuhlah dan berkembanglah menjadi pribadi yang utuh dan tangguh. Rasakan energi cinta dari kita berdua ini dan simpanlah disetiap relung jantung hati kalian". Terima kasih yaa Tuhan.

Semoga bermanfaat, dan mohon maaf bila ada kata-kata yang tidak berkenan.

Salam berkelimpahan,

Johan - Milis Money Magnet

5 Pelajaran berharga

Ini lima buah Pelajaran Berharga, yang sangat bagus untuk kita, mari
kita renungkan bersama

1. Pelajaran Penting ke-1 : Semua Orang itu Penting Artinya Bagi Anda

Pada bulan ke-2 diawal kuliah saya, seorang Profesor memberikan quiz
mendadak pada kami. Karena kebetulan cukup menyimak semua
kuliah-kuliahnya, saya cukup cepat menyelesaikan soal-soal quiz,
sampai pada soal yang terakhir. Isi Soal terakhir ini adalah : Siapa
nama depan wanita yang menjadi petugas pembersih sekolah ?. Saya
yakin soal ini cuma "bercanda". Saya sering melihat perempuan ini.
Tinggi,berambut gelap dan berusia sekitar 50-an, tapi bagaimana saya
tahu nama depannya... ? Saya kumpulkan saja kertas ujian saya, tentu
saja dengan jawaban soal terakhir kosong. Sebelum kelas usai, seorang
rekan bertanya pada Profesor itu, mengenai soal terakhir
akan "dihitung" atau tidak.
"Tentu Saja Dihitung !!" kata si Profesor. "Pada perjalanan karirmu,
kamu akan ketemu banyak orang. Semuanya penting!. Semua harus kamu
perhatikan dan pelihara, walaupun itu cuma dengan sepotong senyuman,
atau sekilas "hallo"! Saya selalu ingat pelajaran itu. Saya kemudian
tahu, bahwa nama depan ibu pembersih sekolah adalah "Dorothy".

2. Pelajaran Penting ke-2 : Penumpang yang Kehujanan

Malam itu, pukul setengah dua belas malam. Seorang wanita negro rapi
yang sudah berumur, sedang berdiri di tepi jalan tol Alabama . Ia
nampak mencoba bertahan dalam hujan yang sangat deras, yang hampir
seperti badai. Mobilnya kelihatannya lagi rusak, dan perempuan ini
sangat ingin menumpang mobil. Dalam keadaan basah kuyup, ia mencoba
menghentikan setiap mobil yang lewat. Mobil berikutnya dikendarai
oleh seorang pemuda bule, dia berhenti untuk menolong ibu ini.
Kelihatannya si bule ini tidak paham akan konflik etnis tahun 1960-
an, yaitu pada saat itu. Pemuda ini akhirnya membawa si ibu negro
selamat hingga suatu tempat, untuk menda patkan pertolongan, lalu
mencarikan si ibu ini taksi. Walaupun terlihat sangat tergesa-gesa,
si ibu tadi bertanya tentang alamat si pemuda itu, menulisnya, lalu
mengucapkan terima kasih pada si pemuda. 7 hari berlalu, dan tiba-
tiba pintu rumah pemuda bule ini diketuk Seseorang. Kejutan baginya,
karena yang datang ternyata kiriman sebuah televisi set besar
berwarna (1960-an !) khusus dikirim ke rumahnya.Terselip surat kecil
tertempel di televisi, yang isinya adalah : " Terima kasih nak,
karena membantuku di jalan Tol malam itu. Hujan tidak hanya
membasahi bajuku, tetapi juga jiwaku. Untung saja anda datang dan
menolong saya. Karena pertolongan anda, saya masih sempat untuk
hadir disisi suamiku yang sedang sekarat...hingga wafatnya. Tuhan
memberkati anda,karena membantu saya dan tidak mementingkan dirimu
pada saat itu" Tertanda Ny.Nat King Cole.
Catatan : Nat King Cole, adalah penyanyi negro tenar thn. 60-an di
USA

3. Pelajaran penting ke-3 : Selalulah perhatikan dan ingat pada
semua yang anda layani.

Di zaman eskrim khusus (ice cream sundae) masih murah, seorang anak
laki-laki umur 10-an tahun masuk ke Coffee Shop Hotel, dan duduk di
meja. Seorang pelayan wanita menghampiri, dan memberikan air putih
dihadapannya. Anak ini kemudian bertanya "Berapa ya,... harga satu
ice cream sundae?" katanya. "50 sen..." balas si pelayan. Si anak
kemudian mengeluarkan isi sakunya dan menghitung dan mempelajari
koin-koin di kantongnya.. .. "Wah... Kalau ice cream yang biasa saja
berapa?" katanya lagi. Tetapi kali ini orang-orang yang duduk di
meja-meja lain sudah mulai banyak... dan pelayan ini mulai tidak
sabar. "35 sen" kata si pelayan sambil uring-uringan. Anak ini mulai
menghitungi dan mempelajari lagi koin-koin yang tadi
dikantongnya. "Bu... saya pesen yang ice cream biasa saja
ya..."ujarnya. Sang pelayan kemudian membawa ice cream tersebut,
meletakkan kertas kuitansi di atas meja dan terus melengos berjalan.
Si anak ini kemudian makan ice-cream, bayar di kasir, dan pergi.
Ketika si Pelayan wanita ini kembali untuk membersihkan meja si anak
kecil tadi, dia mulai menangis terharu. Rapi tersusun disamping
piring kecilnya yang kosong, ada 2 buah koin 10-sen dan 5 buah koin
1-sen. Anda bisa lihat... uang anak kecil ini tidak cukup bukan
karena harga Ice-cream Sundae yg 50 sen itu, tetapi karena tidak
memiliki cukup uang untuk memberi sang pelayan uang tip
yang "layak"..... .

4. Pelajaran penting ke-4 : Penghalang di Jalan Kita

Zaman dahulu kala, tersebutlah seorang Raja, yang menempatkan sebuah
batu besar di tengah-tengah jalan. Raja tersebut kemudian
bersembunyi, untuk melihat apakah ada yang mau menyingkirkan batu
itu dari jalan.
Beberapa pedagang terkaya yang menjadi rekanan raja tiba ditempat,
untuk berjalan melingkari batu besar tersebut. Banyak juga yang
datang, kemudian memaki-maki sang Raja, karena tidak membersihkan
jalan dari rintangan.Tetapi tidak ada satupun yang mau melancarkan
jalan dengan menyingkirkan batu itu. Kemudian datanglah seorang
petani, yang menggendong banyak sekali sayur mayur. Ketika semakin
dekat, petani ini kemudian meletakkan dahulu bebannya, dan mencoba
memindahkan batu itu kepinggir jalan. Setelah banyak mendorong dan
mendorong, akhirnya ia berhasil menyingkirkan batu besar itu. Ketika
si petani ingin mengangkat kembali sayurnya, ternyata ditempat batu
tadi ada kantung yang berisi banyak uang emas dan surat Raja. Surat
yang mengatakan bahwa emas ini hanya untuk orang yang mau
menyingkirkan batu tersebut dari jalan. Petani ini kemudian belajar,
satu pelajaran yang kita tidak pernah bisa mengerti. Bahwa pada dalam
setiap rintangan, tersembunyi kesempatan yang bisa dipakai untuk
memperbaiki hidup kita.

5. Pelajaran penting ke-5 : Memberi, ketika dibutuhkan.

Waktu itu, ketika saya masih seorang sukarel awan yang bekerja di
sebuah rumah sakit, saya berkenalan dengan seorang gadis kecil yang
bernama Liz, seorang penderita satu penyakit serius yang sangat
jarang. Kesempatan sembuh, hanya ada pada adiknya, seorang pria kecil
yang berumur 5 tahun, yang secara mujizat sembuh dari penyakit yang
sama. Anak ini memiliki antibodi yang diperlukan untuk melawan
penyakit itu. Dokter kemudian mencoba menerangkan situasi lengkap
medikal tersebut ke anak kecil ini, dan bertanya apakah ia siap
memberikan darahnya kepada kakak perempuannya. Saya melihat si kecil
itu ragu-ragu sebentar, sebelum mengambil nafas panjang dan berkata
"Baiklah... Saya akan melakukan hal tersebut.... asalkan itu bisa
menyelamatkan kakakku". Mengikuti proses tranfusi darah, si kecil ini
berbaring di tempat tidur,di samping kakaknya. Wajah sang kakak mulai
memerah, tetapi Wajah si kecil mulai pucat dan senyumnya menghilang.
Si kecil melihat ke dokter itu, dan bertanya dalam suara yang
bergetar...katanya "Apakah saya akan langsung mati dokter?" Rupanya
si kecil sedikit salah pengertian. Ia merasa, bahwa ia harus
menyerahkan semua darahnya untuk menyelamatkan jiwa kakaknya.
Lihatlah...bukankah pengertian dan sikap adalah segalanya?


Dan ingatlah dengan satu pepatah :
Ingat dan bersikap baiklah kepada setiap orang yang kita temui dalam
perjalanan kita naik menuju puncak kesuksesan.. .karena kita akan
bertemu dengan mereka kembali pada saat kita melangkah turun

Dari milis Money Magnet

Bila Ibu Boleh Memilih

Anakku, Bila Ibu boleh memilih apakah Ibu berbadan langsing atau besar karena mengandungmu, maka Ibu memilih mengandungmu, karena dalam mengandungmu, Ibu merasakan keajaiban dan kebesaran Tuhan. Sembilan bulan Nak engkau hidup di perut ibu. Engkau ikut kemanapun ibu pergi, engkau ikut merasakan ketika jantung Ibu berdetak karena kebahagiaan. Engkau menendang rahim Ibu, ketika engkau merasa tidak nyaman, karena Ibu kecewa dan berurai air mata.

Anakku, Bila Ibu boleh memilih apakah Ibu harus operasi Caesar, atau Ibu harus berjuang melahirkanmu, maka Ibu memilih berjuang melahirkanmu. Karena menunggu dari jam ke jam, menit ke menit kelahiranmu adalah seperti menunggu antrian memasuki pintu surga. Karena kedahsyatan perjuanganmu untuk mencari jalan keluar ke dunia sangat Ibu rasakan. Dan saat itulah kebesaran Allah menyelimuti kita berdua. Malaikat tersenyum diantara peluh dan erangan rasa sakit yang tak pernah bisa Ibu ceritakan kepada siapapun juga.

Dan ketika engkau hadir, tangismu memecah dunia. Saat itulah, saat paling membahagiakan. Segala sakit dan derita sirna melihat dirimu yang merah.
AJAIB .....Tuhan menciptakanmu.

Anakku
, Bila Ibu boleh memilih apakah Ibu berdada indah, atau harus bangun tengah malam untuk menyusuimu, maka ibu memilih menyusuimu. Karena dengan menyusuimu Ibu telah membekali hidupmu dengan tetesan tetesan dan tegukan tegukan yang sangat berharga. Merasakan kehangatan bibir dan badanmu di dada Ibu dalam kantuk Ibu, adalah sebuah rasa luar biasa yang orang lain tidak bisa rasakan.

Anakku
, Bila Ibu boleh memilih duduk berlama lama diruang rapat atau duduk di lantai menemanimu menempelkan puzzle denganmu, maka Ibu memilih bermain puzzle denganmu.
Tetapi anakku, hidup memang pilihan, jika dengan pilihan Ibu, engkau merasa sepi dan merana, maka maafkanlah nak..... Maafkan Ibu.... Maafkan Ibu. Percayalah nak, Ibu sedang menyempurnakan puzzle kehidupan kita, agar tidak ada satu kepingpun bagian puzzle kehidupan kita yang hilang.
Percayalah nak, sepi dan rasa kehilanganmu adalah sebagian duka Ibu. Percayalah nak..engkau selalu menjadi belahan jiwa Ibu

-Artikel diatas dikutip dari milis sebelah-

Artikel ini sangat menyentuh hati saya yang paling dalam, dan saya yakin begitu juga dengan anda..... dan saya jadi teringat saat melahirkan anak ke 4 saya, 5 tahun yang lalu. Begini ceritanya, ketika kehamilan saya sudah memasuki masa-masa melahirkan, suatu hari saya merasakan perut saya mulai mulas dan saya pikir inilah saatnya. Langsung saya dengan diantar suami menuju RSAB di Depok, dengan pertimbangan RS ini cukup baik dan sangat dekat dengan rumah, tapi setelah menunggu berjam-jam tetap tidak ada tanda2 akan lahir, maka saya di sarankan untuk pulang kembali. Selama menunggu dirumah saya tetap mengalami perdarahan, tapi belum terlihat lagi tanda-tanda akan melahirkan. Baru seminggu kemudian, dihari yang sama saya masuk lagi ke RSAB tersebut dan ketika seorang perawat melihat keadaan saya, diapun langsung menyodorkan kursi roda ...... mungkin khawatir saya terlanjur lahir waktu berjalan. Tetapi yang ditunggu tidak muncul juga ... !!!???, saya makin gelisah karena sudah sehari semalam saya dirumah sakit itu dan saya mulai meminta dokter untuk operasi Caesar saja mengingat usia saya saat itu sudah usia "genting" (41 th), tapi pihak rumah sakit malah menyuruh saya pulang lagi !!!???, akhirnya ditengah-tengah kebingungan, kami (saya dan suami) memutuskan untuk menuju ke RSAB Harapan Kita, tempat dimana saya melahirkan ketiga anak saya terdahulu. Ternyata begitu sampai di Harapan Kita ini, tidak lama kemudian, anak saya yang ke 4 ini lahir dengan lancar dan normal !!!. Oooaalaahhh, ternyata dia tidak mau dibedakan tempat lahirnya dengan kakak-kakaknya. ..., dia juga ingin dirumah sakit yang sama. ... Alhamdulillah.

"anakku.....mama bersyukur sudah memilih untuk berjuang mengeluarkanmu dari rahim mama dan menunggumu untuk mencari jalan keluarmu sendiri ........ walaupun mama sempat tidak yakin apakah mama sanggup untuk membantumu untuk keluar, ternyata kerjasama kita saat itu..... berhasil dengan lancar...... Alhamdulillah. Mama mengerti kalau kamu ingin sama dengan kakak2mu. Dan mama bersyukur sampai umur 2 tahun kamu masih mama berikan ASI "


salam kasih sayang seorang ibu......

Retno Arifin- milis Money Magnet

Selasa, 03 Juni 2008

Cerita 3 Anak Sulung

Untuk mencari jawabannya, gua mau cerita masa kecil gua dulu ketika gua
lahir di Medan. Ceritanya orang tua gua kerja di kilang minyak lepas
pantai di medan beserta 3 orang engineer lainnya. Kita sebut saja mereka
Pak AA, Pak BB, Pak CC dan bokap. Mereka semua diberi rumah berderet
persis. Kita berbagi pekarangan belakang yang sama. Mereka semua juga
sama, pengantin baru. Engineer-engineer yang baru lulus, keterima kerja
dan ketika tahu bahwa mereka ditempatkan di Medan, langsung ngajak
kawin. Di tahap ini mereka masih sama. bahkan mereka melahirkan anak
sulung mereka di waktu yang berdekatan. Kemudian mereka melahirkan anak
kedua dan ketiga. Keempat engineer ini sistem kerjanya adalah 3 minggu
di oil rig dan 3 minggu di rumah. Dan di sini lah gua mulai bisa mengingat.

Pak AA
Pak AA punya dua anak. AA sulung dan AA bungsu. Pak AA ingin mendidik
disiplin pada mereka. Metode yang dia gunakan adalah mencambuk dengan
ikat pinggang. Yang lain adalah sapu lidi dan rotan kalo gak salah. Gua
pernah main ke rumah Pak AA dan mendapati AA sulung menangis di sofa. AA
bungsu hanya melihat dari kejauhan.

Pak BB
Pak BB punya dua anak. BB sulung dan BB bungsu. Pak BB mendidik
anak-anaknya dengan mengancam. Yang paling sering kena adalah BB sulung.
Diancemnya macem-macem. Gua pernah main di halaman belakang dan
mendapati BB sulung stres berat. Dan stresnya gak main-main. BB sulung
jadi mengidap kelainan saraf motorik di mana meski gak ada angin gak ada
apa, dia kelojotan sendiri. Gua pernah tanya ke nyokap kenapa BB sulung
seperti itu. Ternyata karena stres. Umur kita di bawah 10 tahun by the
way, waktu itu.

Pak CC
Pak CC punya 3 anak. CC sulung, CC tengah dan CC bungsu. Gua melihat dia
sabar dan mengayomi. Seakan sadar bahwa gak banyak yang dia bisa
harapkan dari anak kecil dan kenakalannya. Sering ajak diskusi, kasih
perhatian. Dia jarang marah. Malah gua gak pernah melihat dia marah,
setidaknya ketika gua main sama anak-anaknya. Mungkin dia sadar bahwa
setelah 3 minggu gak ketemu, dia harus win back simpati anak-anaknya
makanya dia gak ambil pusing sama sedikit kesalahan-kesalahan adolescent
mereka.

10 tahun kemudian
Lama berselang dari masa kecil kita, keempat keluarga ini banyak yang
pindah ke kantor pusat mereka di Jakarta. Kita masih sering ketemu kalo
ada acara kantor bokap. Tapi karena rumahnya jauhan, jadi jarang. Makin
kita besar, kita makin lepas kontak.

25 tahun kemudian
Suatu hari kakak gua menikah dan bokap mengundang semua teman lamanya ke
resepsi. Gua excited banget karena anak-anak AA BB dan CC ini. Dan ini
yang gua dapatkan:

Anak-anak AA
AA bungsu lagi S2 dan sudah jadi kontraktor.
AA sulung mengidap narkoba.

Anak-anak BB
BB bungsu yang masih SMA sudah bolak-balik jakarta-Sao Paolo karena dia
jadi duta Unicef dalam sebuah world wide programnya.
BB sulung kuliah aja seperti biasa dan itu pun katanya kesulitan
berprestasi. Setelah 25 tahun ini, kelainan syarafnya masih ada.

Anak-anak CC
CC bungsu sekolah di Amrik.
CC tengah memilih kerja di San Diego .
CC sulung kerja di salah satu bank paling bergengsi di Indonesia .

Dari sini gua mikir. kenapa AA dan BB sulung memiliki kesulitan hidup?
Sedangkan AA dan BB bungsu menjalani kehidupan yang gua bilang
spektakuler. Ini berlawanan sekali dengan stigma yang hadir dalam
kehidupan bangsa timur di mana kita kerap berpandangan:

- Si sulung anak yang mantep, mandiri.
- Si bungsu adalah anak manja yang gak bisa mandiri. Anak mami.

Sering kali dalam 20 tahun pertama hidup gua, dalam cincin sosial gua,
ada aja yang bilang
"Lu bungsu sih Dit"
"Lu bungsu ya Dit?"
"Dasar bungsu! Gini aja capek."

Jawabannya adalah:
1. Bungsu, dengan cepat belajar dari kesalahan kakaknya.
Sementara kakaknya nabrakin mobil dan dimarahin sampe trauma oleh si
bapak, si bungsu dengan cepat belajar "Oh, nabrakin mobil gak boleh."
Dan ada banyak sekali hal-hal seperti ini di mana si sulung harus suffer
dan si bungsu menuai pelajarannya. Sementara si sulung trauma dan
kehilangan confidence untuk proaktif mencoba sesuatu lagi, si bungsu
jadi well prepared dan malah penasaran pengen nyoba apakah dia bisa do
better apa nggak.

2. Orang tua cenderung tidak sadar bahwa dia bereksperimen dengan si sulung.
Mau gak mau, memiliki si sulung adalah pengalaman pertama mereka menjadi
orang tua. Ketika mereka menemukan sulung melakukan kesalahan, 40%
kemungkinan orang tua juga gak tau anaknya harus diapain. Si sulung
mecahin kaca dan digampar bapaknya. Tapi setelah lama bapaknya sadar
bahwa sulung jadi trauma. Dia insyaf dan berjanji tidak mengulangnya.
Ketika bungsu mecahin toples, si bapak gak gampar. Sementara si bungsu
termaafkan, sulung yang udah trauma digampar, juga sakit hati melihat
perlakuan yang gak adil. Padahal sang bapak udah insyaf juga udah baik.
Serba salah.

Dan ada banyak sekali kejadian seperti ini dalam kehidupan adik kakak.
Pak AA misalnya, AA sulung pada awalnya dididik dengan sangat keras. 5
tahun kemudian sepertinya Pak AA sadar bahwa metodenya salah sehingga
approach pada AA bungsu sangat berbeda. Sedihnya lagi, Pak AA terkadang
menyiratkan kekecewaannya bahwa AA sulung -kasarnya nih- "produk gagal"

Padahal kalo gua lihat, kegagalan ada di pihak dia. Gimana nggak? Di
saat AA sulung berumur 5 tahun, di mana dia mendefine benar-salah dari
ajaran ortu, dia jarang ketemu bapaknya yang ada di oil rig dan
pulang-pulang di sabuk.

3. Orang Tua juga berproses untuk menjadi dewasa.
Orang tua hidup di dua jaman. jaman dia jadi anak dan jaman dia jadi
orang tua. Kedua jaman ini beda total. Masalahnya, ada beberapa orang
tua yang anak sulungnya masuk usia didik kritis (masa di mana anak kecil
mendefine benar-salah dari ajaran ortu -ini masa yang gua define sendiri
ya, gak tau di dunia psikologi ada apa nggak. Yang jelas sarjana
psikologi lebih tahu deh dari gua) orang tuanya masih hidup di jaman
dulu. contoh kasus,

Beberapa temen sulung gua ketika mulai pacaran susahnya setengah mati.
Ada yang dibilang gak boleh lah, ada yang harus gini lah, gitu lah. Tapi
giliran si bungsu pacaran dengan usia yang relatif lebih cepat, orang
tua nyantai. Mungkin karena di saat ini orang tua sudah mulai
beradaptasi dengan jaman sekarang. Di tambah lagi dengan kecenderungan
di mana si bungsu ingin melakukan apa yang si sulung lakukan. Sulung
pacaran di usia 18, kemungkinan besar si bungsu pacaran dari umur 14
karena melihat asyiknya si kakak.

There you have it, susahnya jadi orang tua.

Kalo anak gak didisiplinkan, takutnya jadi rusak dan pembangkang. Kalo
gak pernah dimarahin, takutnya jadi lembek. Di setiap saat orang tua
harus dihadapkan dengan pilihan kemungkinan yang gak enak ini. Dan sadar
tidak sadar pilihan yang mereka ambil membentuk mentalitas para anaknya.

Dan yang menyeramkan bagi orang tua, sadar gak sadar, mentalitas anak
adalah bekal si anak untuk survive di kehidupan mereka nanti.

As for me and kakak gua, we grew up fine. Dan gua gak ngomong gitu
karena bokap gua adalah penggemar blog gua, tapi we really did grow up
fine. Kakak gua pinternya setengah mati, S2 dan jadi dosen. Profesi yang
gua bilang sangat mulia karena membantu membuka wawasan muridnya agar
muridnya bisa menjadi sukses. Gua? well, you know how I am now.

Tapi memang ada yang gua pelajari dari bokap yang gua belajar untuk
nggak. Yaitu kerja di tempat remote yang jauh dari keluarga.

Nyokap gua pernah cerita, ketika gua masih ngerangkak dan hobi nelen
kelereng, kakak gua udah bisa ngomong. Suatu hari bokap pulang dari oil
rig dan kakak gua nanya ke nyokap "Mah, itu siapa?"

Gua kebayang pasti bokap sedih kalo inget atau tahu cerita ini. Yang
jelas, gua sengaja milih apartemen di Singapur ini yang bisa jalan kaki
ke kantor. Makan siang gua bisa pulang dan main sama Alde. Gua pernah
baca di intisari bahwa ada kecenderungan di mana anak yang menghabiskan
banyak waktu dengan bapaknya, ketika udah gede, kepandaiannya di atas
rata-rata.

Makanya sampe sekarang gua belum pernah nulis lagi sejak Alde lahir. Gua
pengen make sure, he has enough attention a child can get from both parents.

In the end, jadi orang tua itu adalah pilihan yang kesiapannya terkadang
harus lebih dalam dari yang kita kira. Gua cuman bersyukur gua punya
masa kecil dan teman-teman yang di mana gua bisa nimba pengalaman. Agar
gua bisa terapkan atau malah jangan terapkan ke keluarga gua yang kecil
ini.
curve my life......

Dari : milis Money Magnet