Minggu, 30 Agustus 2009
Ada seorang anak lelaki, memiliki hati yang baik, namun memiliki suatu kelemahan, yaitu sifat amat pemarah, dan setiap kali dia marah, selalu mengucapkan kata-kata kasar. Melihat hal itu, amat sedihlah orang tuanya. Lalu berusaha dengan sejuta nasehat, namun terasa sia-sia, karena anak itu tetap saja sia-sia, pada setiap kali anak itu marah, tetap anak itu mengucapkan kata-kata kasar yang melukai.
Pada suatu hari, sang ayah menghampiri sang anak saat di belakang rumah, membawa selembar papan polos bersih, beberapa buah paku, dan sebuah palu, lalu sang ayah berkata, "Nak, setiap kali kamu marah, kamu ambillah paku ini, lalu kamu pukulkan paku ini ke papan polos ini,lampiaskanlah kemarahanmu pada papan ini, sampai marahmu reda."
Lalu anak itu melakukan seperti apa yang ayahnya katakan, setiap marah anak itu marah, dia berlari ke belakang rumah, kemudian memukul paku itu sekuat-kuatnya ke papan itu sampai kemarahannya reda.
Setelah seminggu sang ayah memanggil sang anak ke belakang rumah dan berkata kepada sang anak, "Anakku, sekarang kamu cabutkan paku-paku yang telah kamu tancapkan itu."
Lalu sang anak mencabut paku itu dan berkata kepada sang ayah, "Ayah, susah sekali paku ini dicabut."
Lalu sang ayah berkata, "Kamu merasa susah, itulah kesusahan kita untuk bisa menahan marah dan berdamai dengan orang yang telah kita marahi."
Lanjut sang ayah lagi, "Nach sekarang kamu lihat bekas yang ada khan, itulah luka-luka yang kamu timbulkan saat kamu memarahi orang itu. Setiap kemarahan, pasti akan menimbulkan luka bagi orang lain. Semakin besar kemarahan kamu, semakin dalam paku kamu tancapkan, semakin susah kamu mencabutnya, itu artinya semakin susah kamu berdamai dan semakin besar luka yang kamu tinggalkan. Nach anakku, belajarlah menahan amarah dan emosi. Diamlah pada saat marah, sehingga kemarahan tidak menimbulkan luka pada orang lain."
Fr : Franklin Filbert Irwan
Dari milis kisah2 inspiratif