Rabu, 02 Juli 2008

Testimonial LOA dan DO'A

by : Rahmat Rizki


SALAM VIBRASI POSITIF,

Menjelma menjadi nyata kira-kira tiga minggu yang lalu.

Cerita ini berawal semenjak semakin beranjak besarnya kedua putri saya,
yang besar 7 tahun dan yang kecil 4 tahun. Sebagai orang tua, saya
berkewajiban untuk berusaha menjaga hubungan keluarga tetap hangat dan
ceria. Salah satu caranya adalah dengan lebih sering melakukan kegiatan
bersama di luar seperti makan di luar, dan berkunjung ke rumah teman,
rumah saudara dan lain-lain. Akhirnya muncul kendala yaitu sarana
transportasi. Motor yang biasa saya gunakan sudah tidak nyaman digunakan

berempat. Akhirnya saya dan istri mempunyai rencana untuk membeli mobil.
Setelah diskusi dan tanya ke sana sini akhirnya kami berencana membeli
mobil baru yaitu daihatsu xenia secara cash dengan pertimbangan irit,
penumpang banyak yang biaya perawatan yang murah. Mulailah saya bekerja
lebih giat untuk mengumpulkan dana karena terus terang saat itu tabungan

saya hanya berjumlah Rp 4 jt saja. Setiap selesai sholat saya berdo'a
"YA ALLAH TERIMA KASIH ATAS MOBIL YANG TELAH ENGKAU BERIKAN" dengan
berjimajinasi bahwa mobil itu telah ada.

Suatu hari di bulan maret 2008 di kantor tempat saya bekerja ada
penawaran pinjaman lunak dari bank tanpa agunan, segera saya manfaatkan
kesempatan itu. Saya dapat pinjaman Rp 50 jt (keterima ke rekening Rp
48.5 jt). Saldo tabungan saya menjadi sekitar Rp 60 jt. Wahh masih jauh
dari harga mobil yang kira2 Rp 100 jt pikir saya. Saya pun berfikir dan
berusaha untuk mengumpulkan uang lagi. Puncak keputusan saya terjadi
tanggal 20 April 2008. Saat itu ada seorang sahabat di kantor dan guru
SD anak saya menikah. Sayapun atang sekeluarga dengan motor GL Pro
kesayangan. Berempat kami datang ke dua pernihakan itu . Pertama kami ke

pernikahan Ibu Guru, jam 12:30 tanpa sempat makan terlebih dulu kami
pamit dan langsung meluncur ke pernikahan sahabat saya. Di perjalanan
ternyata hujan mulai turun. Kami pun berhenti untuk berteduh, untunglah
hujan hanya sebentar. Tapi akibat hujan jalanan jadi macet dan becek.
Kami terus berjalan tapi gerimis mulai turun lagi. Pakaian batik saya,
dan kebaya istri mulai basah, tapi kami nekad karena sudah jam 13:30.
Setelah berbasah-basah, bermacet-macet dan pinggang kaki pegal akhirnya
kami sampai ke pesta pernihanan sahabat saya tepat pukul 14:00 dan
ternyata para tamu sudah pulang, makanan dan minuman sudah habis. Dalam
keadaan cape, pegel, basah, kami masih sempat tersenyum. Duh coba kalau
uang udah cukup kita pasti naik mobil ya. Saat itu saya langsung ingat
sebuah buku karangan Bpk. Yohanes Surya, judul nya Mestakung. Saya harus

menempatkan diri saya di titik kritis.

Saat itu juga saya langsung telepon ke Sales Daihatsu yang pernah
menawarkan saya mobil xenia. Saya ajak bertemu dan saya langsung
membayar uang muka. Saat itu tabungan saya masih Rp 60 jt. Saya masih
butuh Rp 40 jt. Saya mempunyai waktu kira-kira 1-2 bulan untuk melunasi
saat mobil datang. Hari-hari berikutnya adalah hari-hari penuh
keajaiban. Tiba-tiba saya mendapat tawaran proyek yang cukup
menguntungkan. Beberapa orang yang pernah berhutang tiba-tiba melunasi
hutangnya. Dan saya sendiri tidak percaya, tepat saat mobil datang
kira-kira 3 minggu yang lalu, uang di rekening saya sudah berjumlah
lebih dari Rp 100 jt. Alhamdulillah terima kasih ya ALLAH.

Dan hingga saat ini masih ada perasaan tidak percaya bahwa saya sekarang

telah memiliki mobil baru :). Semoga kisah saya bisa menjadi inspirasi
teman-teman semua, mohon maaf kalau ada yang kurang berkenan.

Salam hangat, dan mari terus bergetar positif. Wassalamualaikum.

Dari milis Lingkar LOA


Tanggapan :

Mungkin penjelasan yang lebih logis adalah sebagai berikut :
Jika seseorang berada di titik kritis (terpaksa bisa) maka dia akan melakukan usaha dengan serius dan sungguh sungguh dengan mengeluarkan semua skill yang dia punya sehingga akhirnya dia berhasil.

Jadi menurut saya fase proses (persiapan dan usaha) tidaklah bisa ditinggalkan. Kalau kita hanya menginginkan saja dan bahkan berada di titik kritis namun kita tidak melakukan suatu persiapan dan usaha tentunya alam semesta juga tidak akan mendukung.

Mengutip strategi bangsa Spartan pada jaman dahulu, mereka berhasil mengalahkan musuh yang berjumlah hampir 30 kali lipatnya dan posisi bangsa Spartan dalam pertempuran itu adalah sebagai penyerang. Mereka bisa menang karena mereka menempatkan dirinya pada titik kritis yaitu dengan cara membakar sekoci begitu sampai di pantai musuh sehingga tidak ada peluang untuk mundur. Pilihannya menjadi lebih simple yaitu menang atau mati. Strategi ini juga pernah digunakan oleh Jenderal Mc Arthur saat menyerbu Bataan di Philipina untuk kedua kalinya. Tentara Jepang yang pada pertempuran sebelumnya berhasil mengalahkan dan memporak porandakan pasukan Mc Arthur sehingga terpaksa mundur hingga Pulau Biak di Irian. Mc Arthur berkata "I Shall Return" dan dia buktikan. Pada serangan kedua ke Bataan itu pasukan Mc Arthur belum pulih kekuatannya karena kiriman pasukan pengganti belum tiba. Bahkan Jenderal Eisenhower Panglima Pasukan US dan Panglima Mandala Theatre Asia
Pacific serta Jenderal Montgomery dari Inggris yang menjadi Panglima Tertinggi Sekutu sudah berusaha keras melarang Mc Arthur melakukan serangan kedua tersebut. Namun Mc Arthur dengan yakin bahkan tidak menghiraukan seruan dari atasan atasannya itu. Dia melancarkan serangan ke Bataan, namun begitu mendarat di pantai musuh, dia perintahkan untuk meledakkan semua sekoci pendarat. Akibatnya pasukan Ranger US yang dipimpinnya tidak punya peluang untuk kembali. Mereka berjuang sudah bukan lagi untuk bela negara melainkan untuk membela nyawanya masing masing. Pasukan Ranger bertempur membabi buta dan brutal bahkan sampai terlibat Hand To Hand Combat dan perkelahian sangkur melawan tentara Jepang. Tentara Jepang yang dikenal brutal dan tak kenal takut ternyata saat itu sampai jerih dan gentar melihat kebrutalan pasukan Ranger US pimpinan Mc Arthur. Akhirnya reputasi Tentara Jepang yang tak kenal takut pun tercoreng. Mereka lari lintang pukang mundur masuk
hutan karena ngeri dan ketakutan melihat keberanian dan kenekatan pasukan Ranger US. Bataan berhasil direbut.

Akibat dari pertempuran habis habisan yang berhasil memukul mundur pasukan Jepang itu, Panglima Tertinggi Pasukan Jepang yaitu Jenderal Kuribayashi sampai mengirimkan pujian tertingginya pada pasukan Ranger US dan Jenderal Mc Arthur. Katanya, pasukan Amerika di Bataan adalah pasukan terganas yang pernah di hadapi bala tentara Jepang. Pertempuran di Bataan adalah pertempuran paling mengerikan yang dialami pasukan Jepang. Pasukan Amerika telah menunjukkan keberanian dan keteguhan hati seorang Ksatria, dan itu tidak akan terjadi jika tidak dipimpin oleh seorang Ksatria sejati bernama Mc Arthur. Kuribayashi mengakhiri telegram pujiannya itu dengan salam penuh hormat pada Mc Arthur dan pasukannya.

Rekan rekan, mungkin kisah di atas bisa menjadi ilustrasi dan menjelaskan apa yang disebut sebagai "titik kritis".
Kisah tentara Spartan dan pertempuran US Ranger melawan Pasukan Jepang di Bataan tersebut telah menginspirasi hidup saya sehingga dalam setiap kesempatan saya berani menempatkan diri ke dalam "titik kritis" dan berhasil memenangkan pertempuran pertempuran dalam kehidupan saya. Hasilnya sampai saat ini saya tidak pernah gentar menghadapi kesulitan kesulitan hidup. Bahkan malah ketagihan dan mencari tantangan yang semakin meningkat kesulitannya. Dengan cara itulah peradaban manusia bertumbuh dan berkembang.

Bagaimana menurut rekan rekan?

Salam Sukses dan Berkelimpahan Selalu

Michael Antony Ugiono

0 Comments:

Post a Comment