Selasa, 29 Juli 2008

Iman seorang Musafir



Pada suatu hari ada seorang Musafir sedang melintasi gurun pasir Gobi
(gurun pasir Mongolia ). Musafir tersebut terlihat kehilangan arah, payah
berjalan, dan sudah kehabisan air. Gurun Gobi adalah tempat dimana anda
bisa melihat kompas bisa berputar-putar sendiri dan tidak bisa menunjukkan
arah. Dengan keluhan dalam hati sang Musafir berkata, “Saya bisa mati di
gurun ini, tolonglah saya Tuhan.” Dengan ketekatan Musafir tersebut
berjalan terus. Pada saat haus dan keletihan yang tak terhingga, dia
melihat suatu telaga yang cukup untuk diminum. Musafir tersebut lari namun
ternyata hanya fatamorgana. Semangat hidupnya kembali pudar dan kembali dia
berkata, “Saya bisa mati di gurun ini, tolonglah saya Tuhan.” Dengan
kekuatan yang tertinggal dan semangat yang telah dikumpulkan kembali
setelah termanggu-manggu beberapa saat, berjalanlah kembali Musafir
tersebut dengan iman yang baru. Pada waktu berjalan kira-kira satu jam,
Musafir melihat semacam pondok kecil dengan pompa air tangan. Musafir
bergegas memompa pompa itu dan memompa dan memompa namun tidak air yang
keluar selain bunyi derit besi tua pompa yang kering. Dengan nafas yang
tersenggal-senggal, mata Musafir akhirnya bertatapan dengan sebotol air
dengan label yang tertulis “tuangkan air ini ke pompa tersebut.” Dalam hati
Musafir yang sudah sangat kehausan tersebut berkata, “enak aja suruh buang
percuma, mending saya minum aja!,” namun ada suara hati lain yang
mengatakan “turuti apa yang tertulis di label itu.” Terjadilah perang batin
antara mau diminum atau dituang ke pompa. Setelah doa sebentar, pikiran
Musafir bulat untuk menuang air dalam botol itu ke pompa. Setelah sesaat
dituang, kembali Musafir memompa yang awalnya masih berderit namun tidak
lama keluarlah air dari pompa tersebut. Musafir tersebut sangat gembira,
bisa meminum sepuasnya, bisa mencuci kakinya, bisa mencuci tangan, bahkan
membasahi seluruh badannya. Setelah segar ia beranjak meneruskan
perjalanan, tapi matanya tertuju pada botol yang airnya telah dituang ke
pompa. Ia berkata, “aku akan mengisi kembali botol ini dengan air dan bisa
untuk digunakan Musafir yang lain. Bukan air dalam botol ini yang
menyelamatkan saya namun iman untuk memberi yang telah menyelamatkan saya.”

Saudaraku refleksikan dan terapkan dalam kehidupan anda. Sekering apapun
keuangan bisnis, keuangan keluarga atau keuangan apapun, coba beri dahulu,
anda pasti akan diberi kembalinya berlimpah-limpah. Apabila anda membaca
artikel ini bisa mengatakan ‘baik’ namun lebih dashyat lagi kalau anda mau
melakukan. Dalam doa mintalah hikmat untuk bisa menabur ditempat yang benar
di mata Tuhan, lakukan dan tunggu berkat yang melimpah. Selamat
mempraktekkan iman anda. Musafir yang terdahulu akan menanti cerita anda
bagaimana saat anda menemukan botol yang berisi air tersebut.

Dari milis Money Magnet

0 Comments:

Post a Comment