Jumat, 22 Mei 2009
Pada suatu zaman di Tiongkok, hiduplah seorang jenderal besar yang
selalu menang dalam setiap pertempuran. Karena itulah, ia dijuluki
"Sang Jenderal Penakluk" oleh rakyat.
Suatu
ketika, dalam sebuah pertempuran, ia dan pasukannya terdesak oleh
pasukan lawan yang berkali lipat lebih banyak. Mereka melarikan diri,
namun terangsak sampai ke pinggir jurang. Pada saat itu para prajurit
Sang Jenderal menjadi putus asa dan ingin menyerah kepada musuh saja.
Sang
Jenderal segera mengambil inisiatif, "Wahai seluruh pasukan,
menang-kalah sudah ditakdirkan oleh dewa-dewa. Kita akan menanyakan
kepada para dewa, apakah hari ini kita harus kalah atau akan menang."
Saya
akan melakukan tos dengan keping keberuntungan ini! Jika sisi gambar
yang muncul, kita akan menang. Jika sisi angka yang muncul, kita akan
kalah! Biarlah dewa-dewa yang menentukan!" seru Sang Jenderal sambil
melemparkan kepingnya untuk tos? Ternyata sisi gambar yang muncul!
Keadaan
itu disambut histeris oleh pasukan Sang Jenderal, "Hahaha? dewa-dewa di
pihak kita! Kita sudah pasti menang!!!" Dengan semangat membara,
bagaikan kesetanan mereka berbalik menggempur balik pasukan lawan.
Akhirnya, mereka benar-benar berhasil menunggang-langgang kan lawan yang
berlipat-lipat banyaknya.
Pada senja pasca-kemenangan, seorang
prajurit berkata kepada Sang Jenderal, "Kemenangan kita telah
ditentukan dari langit, dewa-dewa begitu baik terhadap kita."
Sang
Jenderal menukas, "Apa iya sih?" sembari melemparkan keping
keberuntungannya kepada prajurit itu. Si prajurit memeriksa kedua sisi
keping itu, dan dia hanya bisa melongo ketika mendapati bahwa ternyata
kedua sisinya adalah gambar?
Memang dalam hidup ini ada banyak
hal eksternal yang tidak bisa kita ubah; banyak hal yang terjadi tidak
sesuai dengan kehendak kita. Namun demikian, pada dasarnya dan pada
akhirnya, kita tetap bisa mengubah pikiran atau sisi internal kita
sendiri: untuk menjadi bahagia atau menjadi tidak berbahagia. Jika
bahagia atau tidak bahagia diidentikkan dengan nasib baik atau nasib
buruk, jadi sebenarnya nasib kita tidaklah ditentukan oleh siapa-siapa,
melainkan oleh diri kita sendiri.
Ujung-ujungnya, kebahagiaan adalah sebuah pilihan proaktif. "The most proactive thing we can do is to 'be happy'," begitu kata Stephen R. Covey dalam buku 7 Habits-nya.