Jumat, 28 Maret 2008
Seorang lelaki berniat untuk menghabiskan seluruh waktunya untuk beribadah. Seorang nenek yang merasa iba melihat kehidupannya membantunya dengan membuatkan sebuah pondok kecil dan memberinya makan, sehingga lelaki itu dapat beribadah dengan tenang.
Setelah berjalan selama 20 tahun, si nenek ingin melihat kemajuan yang telah dicapai lelaki itu. Ia memutuskan untuk mengujinya dengan seorang wanita cantik. ''Masuklah ke dalam pondok,'' katanya kepada wanita itu, ''Peluklah ia dan katakan 'Apa yang akan kita lakukan sekarang'?''
Maka wanita itu pun masuk ke dalam pondok dan melakukan apa yang disarankan oleh si nenek. Lelaki itu menjadi sangat marah karena tindakan yang tak sopan itu. Ia mengambil sapu dan mengusir wanita itu keluar dari pondoknya.
Ketika wanita itu kembali dan melaporkan apa yang terjadi, si nenek menjadi marah. ''Percuma saya memberi makan orang itu selama 20 tahun,'' serunya. ''Ia tidak menunjukkan bahwa ia memahami kebutuhanmu, tidak bersedia untuk membantumu ke luar dari kesalahanmu. Ia tidak perlu menyerah pada nafsu, namun sekurang-kurangnya setelah sekian lama beribadah seharusnya ia memiliki rasa kasih pada sesama.''
Apa yang menarik dari cerita diatas? Ternyata ada kesenjangan yang cukup besar antara taat beribadah dengan memiliki budi pekerti yang luhur. Taat beragama ternyata sama sekali tak menjamin perilaku seseorang.
Ada banyak contoh yang dapat kita kemukakan disini. Anda pasti sudah sering mendengar cerita mengenai guru mengaji yang suka memperkosa muridnya. Seorang kawan yang rajin shalat lima waktu baru-baru ini di PHK dari kantornya karena memalsukan dokumen. Seorang kawan yang berjilbab rapih ternyata suka berselingkuh. Kawan yang lain sangat rajin ikut pengajian tapi tak henti-hentinya menyakiti orang lain. Adapula kawan yang berkali-kali menunaikan haji dan umrah tetapi terus melakukan korupsi di kantornya.
Lantas dimana letak kesalahannya? Saya kira persoalan utamanya adalah pada kesalahan cara berpikir. Banyak orang yang memahami agama dalam pengertian ritual dan fiqih belaka. Dalam konsep mereka, beragama berarti melakukan shalat, puasa, zakat, haji dan melagukan (bukannya membaca) Alquran. Padahal esensi beragama bukan disitu. Esensi beragama justru pada budi pekerti yang mulia.
Kedua, agama sering dipahami sebagai serangkaian peraturan dan larangan. Dengan demikian makna agama telah tereduksi sedemikian rupa menjadi kewajiban dan bukan kebutuhan. Agama diajarkan dengan pendekatan hukum (outside-in), bukannya dengan pendekatan kebutuhan dan komitmen (inside-out). Ini menjauhkan agama dari makna sebenarnya yaitu sebagai sebuah sebuah cara hidup (way of life), apalagi cara berpikir (way of thinking).
Agama seharusnya dipahami sebagai sebuah kebutuhan tertinggi manusia. Kita tidak beribadah karena surga dan neraka tetapi karena kita lapar secara rohani. Kita beribadah karena kita menginginkan kesejukan dan kenikmatan batin yang tiada taranya. Kita beribadah karena rindu untuk menyelami jiwa sejati kita dan merasakan kehadiran Tuhan dalam keseharian kita. Kita berbuat baik bukan karena takut tapi karena kita tak ingin melukai diri kita sendiri dengan perbuatan yang jahat.
Ada sebuah pengalaman menarik ketika saya bersekolah di London dulu. Kali ini berkaitan dengan polisi. Berbeda dengan di Indonesia, bertemu dengan polisi disana akan membuat perasaan kita aman dan tenteram. Bahkan masyarakat Inggris memanggil polisi dengan panggilan kesayangan: Bobby.
Suatu ketika dompet saya yang berisi surat-surat penting dan sejumlah uang hilang. Kemungkinan tertinggal di dalam taksi. Ini tentu membuat saya agak panik, apalagi hal itu terjadi pada hari-hari pertama saya tinggal di London. Tapi setelah memblokir kartu kredit dan sebagainya, sayapun perlahan-lahan melupakan kejadian tersebut. Yang menarik, beberapa hari kemudian, keluarga saya di Jakarta menerima surat dari kepolisian London yang menyatakan bahwa saya dapat mengambil dompet tersebut di kantor kepolisian setempat.
Ketika datang kesana, saya dilayani dengan ramah. Polisi memberikan dompet yang ternyata isinya masih lengkap. Ia juga memberikan kuitansi resmi berisi biaya yang harus saya bayar sekitar 2,5 pound. Saking gembiranya, saya memberikan selembar uang 5 pound sambil mengatakan, ''Ambil saja kembalinya.'' Anehnya, si polisi hanya tersenyum dan memberikan uang kembalinya kepada saya seraya mengatakan bahwa itu bukan haknya. Sebelum saya pergi, ia bahkan meminta saya untuk mengecek dompet itu baik-baik seraya mengatakan bahwa kalau ada barang yang hilang ia bersedia membantu saya untuk menemukannya.
Hakekat keberagamaan sebetulnya adalah berbudi luhur. Karena itu orang yang ''beragama'' seharusnya juga menjadi orang yang baik. Itu semua ditunjukkan dengan integritas dan kejujuran yang tinggi serta kemauan untuk menolong dan melayani sesama manusia.
Penulis : : Arvan Pradiansyah, Direktur Pngelola Institute for Leadership & Life Management (ILM) & penulis buku Life is Beautiful
Kamis, 27 Maret 2008
“Many people who order their lives rightly in all other ways are kept in poverty by their lack of gratitude. Having received one gift from God, they cut the wires which connect them with Him by failing to make aknowledgement.”
(Banyak orang yang menjalani hidup dengan cukup benar, tetapi tetap miskin karena kurang bersyukur. Setelah menerima kemurahan Tuhan, mereka memotong kabel yang menghubungkan mereka dengan Tuhan dengan cara mengingkari nikmatNya)
- Wallace Wattles (1860 - 1911) -
Seperti kata Wallace Wattles (penulis buku klasik The Science of Getting Rich yang menjadi salah satu dasar The Secret) diatas, tak dapat dipungkiri bahwa perasaan syukur merupakan salah satu faktor penarik keberuntungan dan kesuksesan hidup manusia.
Rasa syukur akan membuat kita memiliki mentalitas berkecukupan (abundance mentality) dan menghilangkan mentalitas kekurangan (scarcity mentality). Pada saat kita merasa berkecukupan, maka hati kita jadi bahagia, perasaan kita jadi enak (feel good) dan kita mampu berpikir positif. Pikiran dan perasaan positif inilah yang mengaktifkan Hukum Ketertarikan (Law of Attraction = LOA). Dengan bahasa yang lain Michael Losier mengatakan bahwa rasa syukur, terima kasih dan penghargaan akan mampu memancarkan vibrasi positif yang dahsyat untuk mengaktifkan Hukum Ketertarikan.
Lalu, syukur yang seperti apakah yang lebih mudah mengaktivasi LOA ?
Untuk menjawabnya, saya perlu menjelaskan adanya dua tingkatan syukur. Tingkatan syukur yang pertama, adalah syukur yang sudah sering kita lakukan, yaitu syukur bersyarat atau syukur parsial. Kita bersyukur atas sesuatu yang kita miliki atau kondisi baik yang kita alami. Syukur semacam ini mirip seperti rasa syukur atau ucapan terima kasih yang dilontarkan anak kecil setelah dibelikan mainan atau permen oleh bundanya. Artinya, syukur merupakan akibat. Sebagai contoh, Anda merasa bersyukur setelah mendapatkan kenaikan gaji. Anda bersyukur karena penjualan toko Anda naik 20%. Anda bersyukur ketika anak Anda lulus sekolah dengan baik, Anda bersyukur setelah membeli mobil baru atau Anda bersyukur karena Anda selamat dari kecelakaan. Itulah beberapa contoh syukur bersyarat.
Tentu saja tidak ada jeleknya dan tidak ada salahnya dengan tingkatan syukur semacam ini. Anda harus terus melakukannya, karena inilah bentuk rasa syukur yang umum kita lakukan. Namun perlu Anda sadari bahwa tingkatan rasa syukur seperti ini relatif lemah untuk mengaktivasi Hukum Ketertarikan. Mengapa ? Karena seringkali kita tidak benar-benar bersyukur dengan tulus, melainkan hanya merupakan ungkapan puas diri sesaat. Atau malahan rasa syukur ini bisa jadi perasaan negatif terhadap suatu keadaan. Anda hanya berusaha untuk melihatnya dari sisi yang positif, padahal yang sebenarnya Anda merasa tidak enak atau kurang puas. Rasa syukur semacam ini juga tidak tahan lama dan hanya sebagian saja.
Tingkatan syukur yang kedua adalah rasa syukur tak bersyarat atau syukur yang menyeluruh (holistic), yang mencakup juga semua rasa syukur yang berada di tingkatan syukur pertama (syukur parsial). Rasa syukur ini tidak terikat pada situasi dan kondisi serta menyatu pada diri Anda atau menjadi identitas Anda. Beberapa contoh syukur di tingkatan ini antara lain rasa syukur terhadap hidup Anda, dunia seisinya, waktu dan ruang, masalah dan tantangan, pikiran dan perasaan Anda, kebebasan Anda memilih, syukur terhadap ide dan konsep Anda dan sebagainya. Pada dasarnya rasa syukur ini mengatakan, “Betapa indahnya hidup ini.” Sikon (situasi dan kondisi) tidak relevan lagi karena tingkatan syukur ini merupakan sebuah pilihan yang tidak memerlukan alasan. Perumpamaannya adalah mirip kita sedang bermain video game atau Play Station. Semuanya terasa menyenangkan, musiknya, gambarnya, permainannya, karakternya dan sebagainya. Tidak jadi masalah apakah Anda menang atau kalah karena pengalaman bermainlah yang terpenting. Artinya Anda perlu melepaskan semua alasan dibalik rasa syukur Anda. Bersyukurlah terhadap keberadaan Anda sendiri, maka Anda telah bergerak dari melakukan syukur (doing grateful) ke menjadi bersyukur (being grateful). Dan Anda akan mampu mengaktivasi Hukum Ketertarikan karena Anda telah memancarkan rasa syukur setiap saat dan kapan saja. Ingat ! Being grateful bukan hanya sekedar doing grateful.
Dengan sikap semacam ini, insyallah, keberuntungan akan menjadi milik Anda. Wish You Luck. (SA)
(Sucipto Ajisaka)
Rabu, 19 Maret 2008
Go Double -Teknik Cepat dan Teruji Jadi Milyarder-
0 komentar Diposting oleh Rizal Goesasi di 3/19/2008Written by Krishnamurti
“Anything is POSSIBLE if You Really Want to”
“Yakini saja bahwa Anda bisa capai dan nikmati prosesnya, Anda akan belajar banyak dari latihan ini” demikian pesan guru saya yakni Bp. Wiwoho Guru NLP pertama saya sekitar 4.5 tahun lalu saat saya baru mulai menjajaki langkah menjadi Trainer atau Motivator. Dalam mindset saya, jika saya respect (baca: kagum) dengan seorang guru, maka akan saya kerjakan apa saja yang saya pelajari dari guru saya tanpa bertanya. Biarlah hasil yang akan berbicara. Sejak kecil saya selalu ingin menjadi murid kesayangan guru-guru saya. Sehingga saya selalu ingin membuktikan bahwa apa yang diajarkan oleh guru saya tidaklah sia-sia, bahkan sangatlah bermanfaat untuk diri saya dan orang banyak. Dan sekarang saya bagikan pengalaman tersebut di portal ini: www.PortalNLP.com
Bagaimana saya memahami sesuatu, jika belum saya lakukan dan buktikan, demikian prinsip saya. Dalam benak saya tidak ada kata gagal, yang ada hanyalah belajar. Kalau belajar, belajarlah dengan sungguh-sungguh. Saat itu juga saya ambil keputusan dalam hati untuk menerapkan teknik ini, toh nggak ada ruginya. Pasti untung malahan! Paling tidak bisa mencapai jumlah uang ratusan juta, jika belum berhasil mencapai milyarder he..he..
Esok harinya, saya langsung buka rekening baru khusus untuk menjalankan program ini, saat ditanya oleh Mbak Ani marketing BCA Johar Baru mengapa saya buka rekening baru padahal saya sudah ada beberapa rekening, saya menjawab saya sedang latihan menabung untuk menjadi milyarder. Rupanya dia mengamati dan dia bingung lihat pola tabungan saya yang unik yakni dimulai uang tabungan minimum Rp. 500.000,- sebagai syarat membuka rekening baru dan setoran awal Rp. 10.000,- saja yang hanya bisa dilakukan melalui transfer di mesin ATM. Dia berpesan: “Pak Krishna, uang administrasinya setiap bulan Rp. 5.000,- lho pak, apa nggak nanti uang bapak makin berkurang setiap bulannya kalo setorannya kecil-kecil” Saya hanya menjawab dengan senyuman saja…
Ide menabung untuk menjadi Milyarder ini sungguhlah sangat sederhana yakni menggandakan jumlah tabungan Anda di bulan berikutnya. Saya gunakan saja istilah yang sederhana yakni GO DOUBLE. Cara kerjanya sederhana, contoh: bulan ini Anda menabung yang ke 6 yakni Rp. 320.000,- maka akumulasi jumlah tabungan Anda adalah Rp. 630.000,- maka otak Anda akan berpikir demikian: “Jika aku bisa dan memang pernah mencapai jumlah tabungan Rp. 630.000,- maka akupun bisa mencapai jumlah Rp. 640.000,- karena hanya menambah Rp. 10.000,-” Maka Andapun akan berusaha mencapainya karena jumlah tersebut sangat memungkinkan untuk dicapai. Begitulah seterusnya terjadi demikian. Lihat contoh dibawah ini.
Bulan ke - Tabungan - Akumulasi Tabungan
1. Rp. 10.000,- Rp. 10.000,-
Saya memulai program ini dengan jumlah awal Rp. 10.000,- Anda bisa memulai dengan jumlah uang berapapun sesuai dengan keyakinan Anda. Lalu saya lanjutkan pada bulan berikutnya dengan menambah jumlah tabungan saya dua kali lipat dari sebelumnya yakni sbb:
2. Rp. 20.000,- Rp. 30.000,-
3. Rp. 40.000,- Rp. 70.000,-
Nah, saat-saat awal ini sungguh kesabaran kita diuji untuk menunggu bulan berikutnya karena kita merasa sangat mudah sekali mencapai jumlah tabungan ini. Banyak teman seangkatan saya atau teman-teman lain yang ikutan bersama-sama menjalankan program ini bertanya, boleh nggak kita langsung ke langkah 9 atau 10, bahkan langsung ke 12 misalnya. “Toh, saat ini uang tabungan saya adalah Rp. 10 jutaan tuh”, jadi saya mulai saja dari angka tersebut dan melanjutkannya. Saya hanya bilang: “Wah, saya juga nggak tahu. Saya hanya nurut saja pesan Pak Wiwoho untuk mulai dari jumlah awal yang memang sangat kecil dan melangkah perlahan-lahan terus merangkak dan naik keatas”. Dan sayapun tetap setia untuk menabung sedikit demi sedikit, walau hati saya rasanya ingin cepat-cepat mencapai bulan berikutnya.
Sedikit demi sedikit, lama-lama jadi bukit.
4. Rp. 80.000,- Rp. 150.000,-
5. Rp. 160.000,- Rp. 310.000,-
6. Rp. 320.000,- Rp. 630.000,-
Sampai bulan ke 6 ini, jumlah real akumulasi tabungan saya lebih kecil dari jumlah diatas karena dipotong biaya administrasi bank setiap bulannya. Namun saya tetap sabar untuk mengikuti aturan permainan menjadi Milyader ini dengan menyetor jumlah yang telah ditetapkan pada tanggal yang sama setiap bulannya.
7. Rp. 640.000,- Rp. 1.270.000,-
8. Rp. 1.280.000,- Rp. 2.550.000,-
9. Rp. 2.560.000,- Rp. 5.110.000,-
10. Rp. 5.120.000,- Rp. 10.230.000,-
Permainan mulai seru, saya harus benar-benar mengetatkan uang pengeluaran saya agar setiap bulan dapat menyetor dengan baik jumlah uang yang telah saya sepakati. Pengalaman saya disini adalah makin hati-hatinya saya membelanjakan uang untuk hal-hal yang belum terlalu penting atau tidak penting dan tidak mendesak.
11. Rp. 10.240.000,- Rp. 20.470.000,-
12. Rp. 20.480.000,- Rp. 40.950.000,-
Nah, untuk mengumpulkan uang setoran tabungan sejumlah Rp. 20 jutaan, saya benar-benar memonitor jumlah uang saya setiap harinya. Saya mengatur dengan ketat uang masuk dan uang keluar, akhirnya saya berhasil mengumpulkan jumlah uang ini dan saya setorkan sejumlah yang telah direncanakan pada tanggal yang telah ditentukan yakni tanggal setoran yang sama dengan bulan sebelum ini.
Ilmu orang dulu sangat berguna: “Jangan lebih besar pasak dari pada tiang”
Namun untuk bulan selanjutnya? Oh..oh..mulai makin besar. Namun otak kita sangatlah mudah diajak kompromi he..he.. Otak saya berkata: “Jika saya sekarang mampu mengumpulkan uang sejumlah Rp. 40.950.000,- maka saya hanya perlu mengulanginya saja untuk mencapai jumlah tersebut dan ditambah Rp. 10.000,- Betul sekali, bukan?
13. Rp. 40.960.000,- Rp. 81.910.000,-
14. Rp. 81.920.000,- Rp. 163.910.000,-
Uh, setoran ke 14 ini saya perlu waktu 2 bulan untuk mengumpulkan jumlah tersebut. Namun, pengalaman berharga yang saya alami adalah meningkatnya rasa dalam diri saya bahwa jumlah uang tersebut sangat mungkin dicapai. Agak berbeda dengan teknik yang saya pelajari sebelumnya yakni teknik Self Hypnosis yang tidak pernah saya capai, walau jumlah angka yang ingin saya capai sudah saya tanamkan atau internalisasi kedalam pikiran bawah sadar saya (subconcious). Teknik NLP GO DOUBLE ini lebih pas untuk saya karena selain meningkatkan jumlah uang yang terkumpul secara bertahap, juga sekaligus meningkatkan rasa dalam diri saya bahwa menjadi milyarder adalah mungkin sekali mencapainya.
15. Rp. 163.840.000,- Rp. 327.670.000,-
He..he.. setoran ke 15 ini akhirnya tercapai juga, walau mengumpulkan uangnya perlu 3 bulanan. Agak ngos-ngosan tapi rasa seru dan rasa gelora ingin mewujudkan jumlah Rp. 1 Milyar sangatlah dan makin kuat saja, sehingga dorongan rasa inilah yang akhirnya membuat jumlah tersebut tercapai.
16. Rp. 327.680.000,- Rp. 655.350.000,-
Nah, semakin besar jumlah uang yang ingin saya kumpulkan membuat saya semakin kreatif dalam mengumpulkan uang. Ada saja ide yang muncul untuk mengumpulkan uang. Saya sangat berterima kasih pada Pak Wiwoho karena ide menabung menjadi Milyader ini membuat saya menjadi sangat kreatif. Uang yang saya kumpulkan tidak hanya dari penghasilan sebagai pembicara atau trainer. Oh ya, setoran ke 16 ini saya kumpulkan dalam waktu kurang lebih 4 bulan, ya cukup lama dan stres he..he.
17. Rp. 655.360.000,- Rp. 1.310.710.000,-
Anda pasti bisa rasakan gelora dalam diri saya saat selangkah lagi menjadi Milyarder, luar biasa besarnya gelora tersebut. Sungguh tidak ada kata menyerah untuk mencapainya. Buat saya, yang paling penting adalah membuktikan bahwa cara atau metode ini benar dan akhirnya bisa berguna untuk orang banyak. Saya semakin seru mengumpulkan uang, benar-benar saya menjadi Magnet Uang. Apapun yang saya kerjakan akan jadi uang dan saya kumpulkan ke pundi-pundi khusus agar benar-benar mencapai jumlah Rp. 655.360.000,-
Saya tidaklah tertarik untuk menjadi kaya raya, karena hidup saya sangat sederhana. Sampai saat inipun baju yang saya miliki hanya 7 lembar, kalau saya dapat atau beli baju baru maka baju yang ada akan saya berikan kepada orang lain. Namun, gelora dalam diri saya untuk mencapai dan membuktikan cara atau metode ini yang sungguh sangat kuat. Saya ingin menginspirasi orang banyak bahwa berhemat, hidup prihatin lalu menabung adalah kunci menjadi kaya batin dan lahir.
Dengan segala upaya kreatif dan positip, akhirnya setoran ke 17 inipun tercapai dalam waktu sekitar 5-6 bulan. Jadi total waktu saya mencapai jumlah tabungan Rp. 1 milyar sekitar 2 tahun lebih, lebih lama dari program awal yakni 18 bulan. Namun, waktu bukanlah ukuran yang penting. Yang terpenting adalah RASA dalam diri saya bahwa hal ini mungkin sekali untuk diwujudkan. Anything is POSSIBLE if you really want to.
Rasa vibrasi positip dalam diri terus meningkat, maka gelora usaha untuk berkaryapun meningkat. Saat karya meningkat, maka hasilpun akan mengikuti. Begitu selanjutnya dan siklus ini akan semakin besar dan semakin besar. Lalu, siap untuk langkah selanjutnya yakni ke 18.
18. Rp. 1.310.720.000,- Rp. 2.621.430.000,-
Bagaimana hasilnya? Anda haruslah mencobanya dan rasakan sendiri, sungguh luar biasa seru deh!
Begitulah pengalaman saya dalam menerapkan apa yang Pak Wiwoho ajarkan kepada kami para muidnya yakni cara cepat yang sudah teruji untuk menjadi Milyarder. Sederhana, cepat dan teruji. Thanks Pak Wiwoho!
Mindset kaya raya buat saya adalah “The more money I have, the more money I have to give”
Penutup, tetaplah ingat pesan orang tua kita jaman dulu:
“Jangan belanjakan uang yang belum berada di tangan”
“Jangan belanjakan uang yang bisa ditabung”
“Jangan tabung uang yang harus dibelanjakan”
Jumat, 14 Maret 2008
Pada masa perang dunia kedua, tepatnya bulan Mei Tahun 1952, seorang jenderal kenamaan, Douglas Mac Arthur, menullis sebuah puisi untuk putra tercintanya yang saat itu baru berusia 14 tahun. Puisi tersebut mencerminkan harapan seorang ayah kepada anaknya. Ia memberi sang anak puisi indah yang berjudul "Doa untuk Putraku" Inilah isi puisi tersebut:
Tuhanku...
Bentuklah puteraku menjadi manusia yang cukup kuat untuk mengetahui kelemahannya. Dan, berani menghadapi dirinya sendiri saat dalam ketakutan.
Manusia yang bangga dan tabah dalam kekalahan.
Tetap Jujur dan rendah hati dalam kemenangan.
Bentuklah puteraku menjadi manusia yang berhasrat mewujudkan cita-citanya dan tidak hanya tenggelam dalam angan-angannya saja.
Seorang Putera yang sadar bahwa mengenal Engkau dan dirinya sendiri adalah landasan segala ilmu pengetahuan.
Aku mohon, janganlah pimpin puteraku di jalan yang mudah dan lunak. Namun, tuntunlah dia di jalan yang penuh hambatan dan godaan, kesulitan dan tantangan.
Biarkan puteraku belajar untuk tetap berdiri di tengah badai dan senantiasa belajar
untuk mengasihi mereka yang tidak berdaya.
Ajarilah dia berhati tulus dan bercita-cita tinggi, sanggup memimpin dirinya sendiri, sebelum mempunyai kesempatan untuk memimpin orang lain.
Berikanlah hamba seorang putra yang mengerti makna tawa ceria tanpa melupakan makna tangis duka.
Putera yang berhasrat untuk menggapai masa depan yang cerah
namun tak pernah melupakan masa lampau.
Dan, setelah semua menjadi miliknya...
Berikan dia cukup rasa humor sehingga ia dapat bersikap sungguh-sungguh
namun tetap mampu menikmati hidupnya.
Berilah ia kerendahan hati...
Agar ia ingat akan kesederhanaan dan keagungan yang hakiki...
Pada sumber kearifan, kelemahlembutan, dan kekuatan yang sempurna...
Dan, pada akhirnya bila semua itu terwujud, hamba, ayahnya, dengan berani berkata "hidupku tidaklah sia-sia"
Pembaca yang budiman,
Puisi yang ditulis oleh Jenderal Douglas MacArthur tersebut merupakan sebuah puisi yang luar biasa. Puisi itu adalah sebuah cermin seorang ayah yang mengharapkan anaknya kelak mampu menjadi manusia yang ber-Tuhan sekaligus mampu menjadi manusia yang tegar, tidak cengeng, tidak manja, dan bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri.
Seperti contoh sepenggal puisi di atas yg berbunyi: "Janganlah pimpin puteraku di jalan yang mudah dan lunak, tuntunlah dia di jalan yang penuh hambatan dan godaan, kesulitan dan tantangan." Puisi ini menunjukkan bahwa sang jenderal sadar tidak ada jalan yang rata untuk kehidupan sukses yang berkualitas.
Seperti kata mutiara yang tidak bosan saya ucapkan: "Kalau Anda lunak pada diri sendiri, kehidupan akan keras terhadap Anda. Namun, kalau Anda keras pada diri sendiri, maka kehidupan akan lunak terhadap Anda."
Untuk itu, jangan kompromi atau lunak pada sikap kita yang destruktif, merusak, dan cenderung melemahkan. Maka, senantiasalah belajar bersikap tegas dan keras dalam membangun karakter yang konstruktif, membangun, demi menciptakan kehidupan sukses yang gemilang, hidup penuh kebahagiaan!!
Selamat berjuang!!!
Salam sukses luar biasa!!!
Andrie Wongso
Kamis, 13 Maret 2008
Berikut ini adalah curahan hati sang
programmer ke psikolog ketika
menghadapi masalah dlm rumah tangga nya...
Sang programmer mengirimkan surat
seperti berikut :
Yth. Customer Support:
Saya sangat membutuhkan bantuan.
Baru-baru ini saya melakukan upgrade
program Girlfriend 7.0 ke Wife 1.0 dan
diluar perkiraan saya ternyata program
baru ini mulai melakukan proses
pembuatan sub program Child 1.0 dan juga
mulai memakan waktu dan sumber berharga
lainnya. Hal ini tidak dicantumkan di
brosur produknya.
Sebagai tambahan Wife 1.0 juga
mengacaukan program lainnya, memasukkan
dirinya ke dalam proses start up harian
dimana secara otomatis memonitor semua
aktivitas system seperti sebuah Virus.
Program saya lainnya seperti Hang Out
Cafe© 2.5 atau Friday Nite Party 3.0
tidak lagi bisa berjalan dan menyebabkan
system menjadi crash setiap kali
dilakukan. Saya mencoba menjalankan Lazy
Saturday 5.0 atau Sleepy Sunday 4.2
namun juga tidak dapat dijalankan,
bahkan program Saturday Shopping 3.0
atau Sunday Home Cleaning 3.11 yang muncul.
Sepertinya saya tidak bisa membuat Wife
1.0 bekerja di background sementara saya
mencoba menjalankan aplikasi favorit
saya lainnya. Saat ini saya sedang
berfikir untuk kembali ke Girlfriend 7.0
dan melakukan Uninstall program Wife 1.0
namun tidak bisa.
Mohon bantuannya,
Programmer
Sehari setelah dia mengirim email itu,
dia mendapat jawabannya yang isinya :
Yth. Bapak Programmer,
Ini adalah masalah yang sering muncul
dari kesalah pahaman yang mendasar
sekali. Banyak orang yang melakukan
upgrade program Girlfriend 7.0 ke Wife
1.0 berfikir bahwa Wife 1.0 adalah tipe
Utility & Entertainment Program.
Sedangkan hal yang sebetulnya Wife 1.0
adalah Operating System, dirancang oleh
Programmer kami di HEAVEN UNLIMITED
COMPANY untuk menjalankan semuanya.
Anda tidak bisa menghapus Wife 1.0 dan
kembali ke Girlfriend 7.0. Wife 1.0
tidak dirancang untuk ini karena jika
dipaksakan untuk dilakukan dapat
menyebabkan system anda berantakan.
Kami merekomendasikan tetap menggunakan
program Wife 1.0 dan coba menghadapi
beberapa hal yang Anda anggap sebagai
kesulitan sebaik mungkin. Beberapa tips
dari kami jika ada suatu masalah, coba
jalankan semua recovery program yang ada
di folder C:\APOLOGIZE, seperti Say
Sorry 8.0 atau Hug & Kiss 9.0. Walaupun
beberapa orang menganggap Wife 1.0
adalah suatu program yang butuh
perawatan tinggi, banyak juga orang yang
tahu bahwa program ini dapat menjadi
sangat menyenangkan. Untuk memperoleh
manfaat maksimal program Wife 1.0 ini,
Anda dapat mencoba membeli add-on
program seperti Listening 5.0, Flowers
2.5 atau Chocolates 1.3.
Dalam hal apapun kami sangat tidak
merekomendasikan untuk install program
Secretary 1.0 (Short Skirt Version)
karena program ini sangat tidak
kompatibel dengan Wife 1.0 dan hampir
dipastikan akan menyebabkan system
menjadi crash.
Semoga dapat membantu,
Customer Service
Sugesti Diri atau Swa Sugesti adalah sebuah cara untuk memasukkan harapan dan keinginan kita ke dalam pikiran bawah sadar yang dilakukan secara berulang kali, dengan bahasa present dan simple disertai dengan memvisualisasikannya secara detail. Kunci sugesti diri adalah Simple, Present, Repetition & Visualitation. Kapan kita bisa melakukan sugesti diri yang efektif ? Mengapa harus pikiran bawah sadar ?
Efek sugesti diri akan menjadi 10 kali lipat di saat kita memasukkan sugesti ke dalam pikiraan bawah sadar, dibanding jika kita mensugesti diri di saat pikiran sadar kita sedang aktif. Hal inilah yang menyebabkan mengapa kita sering melakukan "yel" dengan teriakan-teriakan yang penuh semaangat, tetapi pada akhirnya semangat itu kembali ke titik "nol" setelah selesai. Demikian pula seminar-seminar "Dahsyat" seringkali hanya mampu menumbuhkan motivasi diri untuk sementara, setelah event selesai bayangan "kegagalan" akan muncul kembali.
Sugesti di pikiran bawah sadar yang dilakukan sesering mungkin dengan disertai imajinasi atas sugesti tersebut akan berubah menjadi "believe system" atau keyakinan diri. Jika sesuatu hal telah menjadi "keyakinan" maka potensi diri secara otomatis tergerak untuk merealisasikan apa yang diyakini. Keyakinan adalah "Harta Batin" yang tidak ternilai harganya, yang tidak mudah untuk dibeli atau diubah oleh orang lain. Sebagai contoh keyakinan adalah agama, orang mudah untuk bernegosiasi win-win solution misalnya di saat mencari titik temu atas sebuah problem. Sebagai contoh di saat orang menginginkan jabatan, banyak orang yang rela menjadi penjilat dengan harapan membuat ABS sehingga pangkat naik misalnya, namun seandainya si Bos menginginkan si penjilat tadi untuk berganti keyakinan / agama demi karirnya, pastilah ia akan berpikir berulangkali atau bahkan menolaknya.
Inilah hebatnya suatu keyakinan. Keyakinan adalah harta yang luar biasa tidak ternilai harganya. Demikian juga jika sugesti mampu menjangkau pikiran bawah sadar dan dilakukan berulangkali maka "keyakinan" akan keberhasilan keinginan dan harapannya tidak bisa terbendung lagi dan pasti segala resources di dalam dirinya akan mempertahankan keyakinan tersebut sekaligus mengejarnya.
Lalu bagaimana cara memasukkan sugesti yang efektif? Sugesti diri menjadi sangat efektif jika dilakukan di saat otak sedang bergetar dalam frekeunsi Alfa & Tetha. Frekuansi Alfa adalah di saat otak / pikiran sedang dalam kondisi relax. Di saat relax maka pintu antara pikiran sadar dan pikiran bawah sadar akan terbuka sehingga anda dengan mudah memasukkan sugesti ke dalam pikiran bawah sadar. Bagaimana anda tahu sedang dalam frekuensi Alfa?
Caranya mudah anda bisa lakukan beberapa hal sebagai berikut :
- Cari waktu tenang untuk anda sendiri
- Fokuskan pikiran anda pada nafas anda
- Pikirkan sebuah moment yang membuat bahagia atau
- Pikirkan sebuah tempat yang nyaman imajinasi anda
- Anda nikmati sementara waktu moment atau tempat nyaman anda
- Setelah anda merasakan relax dan nyaman baik pikiran / tubuh anda, segera sugestikan keinginan dan harapan anda disertai dengan mengimajinasikannya secara deail
- Lakukan terus menerus secara kontinyu (istiqomah) kurang lebih 21 hari untuk 1 topik keinginan anda.
Cara lain bisa anda lakukan dengan jalan spiritual, misalnya ber-tahajud bagi anda yang muslim, karena tahajud sesungguhnya adalah pemanfaatan gelombang otak Alfa & Tetha, dimana orang harus melakukannya di waktu malam dan lebih utama setelah tidur. Bagi yang beragama lain bisa melakukan meditasi misalnya yg intinya adalah fokusnya pikiran pada 1 hal.
Secara spiritual sugesti diri positif atas keinginan yang dilakukan secara rutin adalah bentuk doa juga kepada Sang Pencipta. Saat keinginan menjadi sebuah keyakinan, maka secara spiritual manusia berbaik sangka kepada Sang Pencipta. Dan yang pasti Sang Pencipta akan mengabulkan keinginan makhluknya, jika ia berbaik sangka kepada Penciptanya yang maha Kuasa atas segalanya.
Cara yang lain untuk membuat efektif sugesti adalah membuat rekaman yang bisa didengarkan sendiri sesuai topik keinginan yang akan dituju. Kami Solution akan membantu dalam waktu dekat ini dengan merelease beberapa CD Auto Sugesti dengan pembelian secara online dengan biaya terjangkau.
Demikian semoga bermanfaat untuk pembaca blog yang budiman. Infokan juga blog ini ke rekan anda, siapa tahu bermanfaat bagi orang lain.
Salam,
Solution Mind Development
http://solution-mind-development.blogspot.com/
Bagaimana Caranya Supaya Tetap Bersemangat dan Termotivasi Terus ?
0 komentar Diposting oleh Rizal Goesasi di 3/13/2008Pertanyaan itu dilontarkan oleh salah seorang peserta workshop TDA Entrepreneur Makers saat diadakan pertemuan evaluasi di Time Out Cafe Pasar Festival Kuningan, hari Sabtu lalu.
"Setiap ikut seminar atau training saya selalu termotivasi dan bersemangat. Tapi beberapa hari setelah itu semangat saya kempes lagi", lanjutnya.
Mendapatkan pertanyaan seperti itu saya hanya bisa nyengir aja.
"Sama, dong", jawab saya.
Saya juga begitu. Dan banyak orang lain juga mengalami hal yang sama.
Ketika mengikuti seminar semangatnya menggebu-gebu. Yes! Yes! Yes! Teriaknya.
Namun dalam beberapa hari teriakan itu nyaris tak bergema lagi. Semangatnya kempes ibarat ban bocor kehabisan angin.
Saya teringat waktu tahun 2002 bersama istri mengikuti seminar Unleash The Power Within-nya Anthony Robbins di Singapura.
Tangan saya sampai merah-merah dan mati rasa karena selama tiga setengah hari terus bertepuk tangan kuat-kuat.
Bara api pun saya injak-injak sebagai metafor untuk mengalahkan ketakutan di dalam diri.
Badan pegal-pegal karena setiap sesi mengharuskan peserta menggerakkan badannya mengikuti pelatih sukses nomor satu di dunia yang juga melatih Bill Clinton, Lady Di dan Andre Agassi ini.
"I am the voice!", demikian teriakan yang diulang-ulang supaya menginternalisasi ke dalam diri. Saya ini orang hebat! Tidak ada yang bisa menghentikan saya! Kira-kira begitu maksudnya.
Sepulang dari sana saya seperti terlahir kembali. Saya lihat dunia dengan kacamata baru. Kacamata seorang pemenang.
Tapi, beberapa bulan kemudian teriakan itu makin kehilangan energinya. Saya kembali terjebak rutinitas harian yang sering mendemotivasi.
Semangat saya kempes lagi.
Tapi saya terus mencari dan mencari cara-cara lain yang bisa mengangkat motivasi saya.
Akhirnya bertemulah saya dengan Erbe Sentanu. Ia mengajarkan motivasi dengan tidak usah jingkrak-jingkrakan seperti itu.
Penulis buku terlaris Quantum Ikhlas ini mengajarkan bahwa untuk sukses itu kita tidak harus berlaku seperti seekor macan yang siap menerkam mangsanya.
Sukses itu bisa diraih dengan cara yang biasa-biasa saja. Mau males-malesan di rumah pun tetap bisa sukses. Sukses bisa diraih dengan effortless.
Ini yang saya suka. Saya memang orang yang gayanya santai. Duduk-duduk saja di rumah. Baca buku. Mengkhayal. Tapi bisa sukses! Asyik kan!
Ini adalah aliran baru dalam motivasi. Berbeda dengan alirannya Anthony Robbins yang penuh teriakan dan energi itu.
Aliran ini justru mengajak kita untuk hening, mengalir ibarat air sungai yang tenang. Saya dilatih untuk merenung, bertanya ke dalam diri, mencari siapa diri saya sebenarnya (inner self).
Saya juga diajarkan untuk menggunakan kekuatan dari pikiran untuk mewujudkan keinginan. Idenya kurang lebih sama The Law of Attraction dalam film The Secret itu.
Belakangan saya ketahui bahwa ini adalah arus baru di luar aliran motivasional. Ini adalah aliran inspirasional.
Saya merasa cocok dengan cara motivasi seperti ini. Saya tidak perlu pura-pura berjalan gagah-gagahan seperti orang sukses. Saya tetap menjadi diri saya sendiri dengan segala keunikannya.
Saya tidak mengatakan aliran yang satu lebih baik dibandingkan yang lain. Saya hanya ingin menyampaikan bahwa aliran yang satu lebih cocok untuk saya. Dan mungkin juga anda.
Sebenarnya motivasi itu terkait dengan satu hal yang paling penting, yaitu ALASAN (REASON).
Bagaimana pun kita dimotivasi, tapi tanpa alasan yang kuat, saya yakin tidak akan efektif.
Saya telah membuktikannya. Orang-orang yang saya kenal juga telah membuktikannya.
Orang-orang sukses itu selalu punya alasan mengapa mereka bisa seperti itu.
Ada yang alasannya ingin membahagiakan keluarga. Ada yang alasannya karena ingin freedom. Ada yang karena ia dilecehkan oleh orang lain. Ada yang karena kepepet karena mau di PHK. Macam-macam alasannya.
Jadi, satu hal yang harus ditemukan sebelum bertindak atau memulai bisnis adalah ALASAN YANG KUAT. Tanpa itu mendingan jangan deh. Nanti bakalan gampang kempesnya.
Salam FUUUNtastic!
Wassalam,
Roni Yuzirman
http://roniyuzirman.blogspot.com/
Di artikel sebelumnya telah saya jelaskan bahwa, rasa syukur yang tulus akan mengaktifkan Law of Attraction atau keberuntungan dalam hidup kita. Lalu bagaimanakah caranya memupuk dan mengembangkan rasa syukur kita ?
Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan, terutama bagi Anda yang belum menjadikan syukur sebagai sesuatu yang otomatis.
Cara pertama adalah dengan membuat Jurnal Rasa Syukur, yaitu sebuah buku atau catatan harian yang berisi semua ungkapan rasa syukur, ucapan terima kasih, kesenangan atau peristiwa keberuntungan yang Anda alami selama ini. Michael Losier menyebutnya sebagai Jurnal Bukti Kemakmuran (Journal of Abundance Evidence). Saya lebih senang menyebutnya sebagai Buku Harian Keberuntungan (Lucky Diary) sebagaimana istilah yang dikemukakan oleh Richard Wiseman dalam bukunya Luck Factor.
Dengan membuat Buku Harian Keberuntungan, maka kita akan menyadari bahwa nikmat yang diberikan Tuhan itu sangat banyak yang sudah kita rasakan, walaupun sebenarnya sangat jauh lebih banyak dari yang kita mampu menghitungnya. Dengan membuat Buku Harian Keberuntungan, kita akan lebih menyadari betapa Tuhan mencintai makhlukNya. Betapa beruntungnya kita. Dengan kesadaran itu, maka kita akan mudah bersyukur kepadaNya. Buku Harian Keberuntungan juga akan membuat kita terus merasa berkelimpahan. Perasaan kita jadi enak (feel good) dan pada akhirnya akan mengaktifkan Hukum Ketertarikan.
Bagi orang-orang yang merasa bahwa hidupnya belum beruntung, penuh dengan kesialan dan penderitaan, maka cara ini cocok untuk dilakukan. Karena jika orang-orang semacam ini terus mengeluh dan mengeluh terus, maka mereka akan semakin jauh dari keberuntungan. Hukum Ketertarikan tidak akan bekerja pada orang-orang yang feel bad. Oleh sebab itu bersyukurlah agar bisa feel good. Bersyukurlah terhadap hal-hal rutin yang jarang kita syukuri, misalnya kesehatan kita, keluarga kita dan sebagainya.
Cara kedua adalah dengan "melihat ke bawah", yaitu memperhatikan orang-orang yang lebih "tidak beruntung" dibandingkan kita, antara lain orang-orang yang lebih miskin, lebih bodoh, lebih susah, lebih menderita, lebih gendut, lebih jelek, lebih sial dan sejenisnya.
Bersyukurlah karena Anda memiliki pekerjaan, sementara banyak orang terpaksa harus mengemis untuk hidup. (Lihat di jalanan, banyak anak-anak terpaksa mengemis agar tetap survive). Bersyukurlah Anda dapat mengenyam pendidikan yang layak, sementara banyak orang yang membacapun tidak bisa. (Lihat di daerah terpencil dimana para orang tua belum sadar dengan pentingnya pendidikan). Bersyukurlah Anda masih dapat makan tiga kali sehari, sementara di belahan dunia yang lain banyak orang yang menjadi kurus kering dan kurang gizi (Lihat di beberapa negara Afrika yang rakyatnya menderita karena perang dan kelaparan). Dan bersyukurlah karena Anda masih dapat bernafas, sementara banyak orang yang untuk bernafas saja masih memerlukan bantuan. (Lihat di berbagai rumah sakit dimana orang memerlukan alat dan 'mesin' agar bisa tetap bernafas).
Cara ini juga bisa dipakai jika Anda mengalami suatu kesialan atau kejadian yang tidak menguntungkan. Pandanglah kesialan Anda dari sisi yang positif, perlunaklah dampak kesialan itu dan bayangkan bahwa keadaan bisa lebih buruk lagi. Ungkapan-ungkapan seperti, "Untung cuma kepleset, coba kalau jatuh", "Untung masih selamat, penumpang yang lain pada mati", "Syukurlah hanya rugi sedikit, belum sampai satu milyar", "Tidak naik kelas nggak apa-apa, berarti guru-gurumu masih menyayangimu" , "Gajiku hanya naik 5%, tapi aku bersyukur karena di perusahaan lain banyak yang tidak naik gaji" dan sebagainya, adalah contoh-contoh memandang kesialan atau ketidakberuntungan secara positif agar Anda tidak semakin larut dalam kesedihan dan Anda akan tetap bersyukur. Saya kira dalam falsafah Jawa sangat dikenal prinsip ini, makanya banyak orang tua memberi nama anaknya "Untung" atau "Bejo".
Mungkin Anda bertanya, "Lha, kalau kita bersyukur terus, kapan majunya, apakah ini tidak berarti pasrah dengan keadaan dan tak mau berusaha agar lebih baik ?" Pertanyaan yang bagus. Tetapi harus diingat bahwa kita berbicara mengenai hal yang telah terjadi, bukan masa depan. Ini hanyalah masalah waktu terjadinya (kalau di dalam pelajaran Bahasa Inggris disebut dengan tenses, ada past tense ada juga future tense). Kunci jawabannya adalah "semua yang telah terjadi harus disyukuri", karena tidak ada gunanya disesali. Aa Gym sering membuat perumpamaan, "Kalau nasi sudah menjadi bubur, ya sudah. Tambahkan santan, kasih irisan daging ayam, kasih bawang goreng dan krupuk. Maka jadilah bubur ayam." Jadi, ambil sisi positif dari kejadian yang sudah terjadi. Sedangkan yang menyangkut masa depan, boleh disyukuri dan sangat disarankan untuk mengharapkan yang lebih baik. Bisa dipahami kan ?
Kembali ke cara bersyukur, cara yang ketiga adalah dengan banyak memberi, bersedekah, bermurah hati dan melayani orang lain. Dengan banyak memberi (bukan hanya uang, tetapi apapun juga), maka akan tercipta mentalitas kelimpahan (abundance consciousness) sehingga kita akan lebih bersyukur lagi dan akan mengaktivasi Hukum Ketertarikan. Akhirnya hidup kita akan lebih beruntung lagi. Begitu seterusnya, yang akan berulang lagi seperti sebuah siklus atau lingkaran, tapi lingkaran malaikat, bukan lingkaran setan.
Dan cara keempat, mulai dan akhiri hidup Anda setiap hari dengan rasa syukur. Ketika mau tidur, ucapkan syukur kepada Tuhan, masukkanlah ke dalam hati, rasakan betapa Tuhan telah melindungi hidup Anda selama seharian penuh. Teruslah mengucap syukur sampai Anda terlelap dalam tidur (saat otak dalam gelombang alpha atau theta). Dengan demikian maka tidur Anda akan tenang dan damai, tidur yang berkualitas, tidur yang bisa menghadirkan ide-ide segar ketika Anda 'pasif' di gelombang alpha, theta dan delta. Demikian pula, lakukan hal yang sama ketika Anda bangun tidur di pagi hari. Bersyukurlah karena Tuhan (melalui para malaikatNya) telah menjaga Anda sepanjang malam. Bersyukurlah karena Anda bisa bangun dengan segar di pagi hari dan siap untuk melakukan aktivitas dengan bersemangat lagi di hari yang baru. Dengan cara itu maka hidup Anda akan selalu diliputi oleh rasa syukur. Wish You Luck. (SA).
Salam LOA,
Cipto
http://SuciptoAjisaka.com
Ada 2 buah bibit tanaman yang terhampar di sebuah ladang yang subur. Bibit
yang pertama berkata, "Aku ingin tumbuh besar. Aku ingin menjejakkan akarku
dalam-dalam di tanah ini, dan menjulangkan tunas-tunasku di atas kerasnya
tanah ini. Aku ingin membentangkan semua tunasku, untuk menyampaikan salam
musim semi. Aku ingin merasakan kehangatan matahari, dan kelembutan embun
pagi di pucuk-pucuk daunku."
Dan bibit itu tumbuh, makin menjulang.
Bibit yang kedua bergumam. "Aku takut. Jika kutanamkan akarku ke dalam tanah
ini, aku tak tahu, apa yang akan kutemui di bawah sana. Bukankah disana
sangat gelap? Dan jika kuteroboskan tunasku keatas, bukankah nanti keindahan
tunas-tunasku akan hilang? Tunasku ini pasti akan terkoyak. Apa yang akan
terjadi jika tunasku terbuka, dan siput-siput mencoba untuk memakannya? Dan
pasti, jika aku tumbuh dan merekah, semua anak kecil akan berusaha untuk
mencabutku dari tanah. Tidak, akan lebih baik jika aku menunggu sampai
semuanya aman."
Dan bibit itupun menunggu, dalam kesendirian.
Beberapa pekan kemudian, seekor ayam mengais tanah itu, menemukan bibit yang kedua tadi, dan mencaploknya segera.
Memang, selalu saja ada pilihan dalam hidup. Selalu saja ada lakon-lakon
yang harus kita jalani. Namun, seringkali kita berada dalam kepesimisan,
kengerian, keraguan, dan kebimbangan-kebimbangan yang kita ciptakan sendiri.
Kita kerap terbuai dengan alasan-alasan untuk tak mau melangkah, tak mau
menatap hidup. Karena hidup adalah pilihan, maka, hadapilah itu dengan
gagah. Dan karena hidup adalah pilihan, maka, pilihlah dengan bijak.
sumber: Cetivasi
Suatu ketika, ada seorang wanita yang kembali pulang ke rumah,dan ia melihat ada 3 orang pria berjanggut yang duduk di halaman depan. Wanita itu tidak mengenal mereka semua. Wanita itu berkata: "Aku tidak mengenal Anda, tapi aku yakin Anda semua pasti sedang lapar. Mari masuk ke dalam, aku pasti punya sesuatu untuk menganjal perut."
Pria berjanggut itu lalu balik bertanya, "Apakah suamimu sudah pulang?"
Wanita itu menjawab, "Belum, dia sedang keluar."
"Oh kalau begitu, kami tak ingin masuk. Kami akan menunggu sampai suami mu kembali," kata pria itu.
Di waktu senja, saat keluarga itu berkumpul, sang isteri menceritakan semua kejadian tadi. Sang suami, awalnya bingung dengan kejadian ini, lalu ia berkata pada istrinya, "Sampaikan pada mereka, aku telah kembali, dan mereka semua boleh masuk untuk menikmati makan malam ini."
Wanita itu kemudian keluar dan mengundang mereka untuk masuk ke dalam. "Maaf, kami semua tak bisa masuk bersama-sama," kata pria itu hampir bersamaan. "Lho, kenapa? tanya wanita itu karena merasa heran.
Salah seorang pria itu berkata, "Nama dia Kekayaan," katanya sambil menunjuk seorang pria berjanggut di sebelahnya, dan "sedangkan yang ini bernama Kesuksesan", sambil memegang bahu pria berjanggut lainnya. "Sedangkan aku sendiri bernama Cinta. Sekarang, coba tanya kepada suamimu, siapa di antara kami yang boleh masuk ke rumahmu."
Wanita itu kembali masuk kedalam, dan memberitahu pesan pria di luar. Suaminya pun merasa heran. "Ohho... menyenangkan sekali. Baiklah, kalau begitu, coba kamu ajak si Kekayaan masuk ke dalam. Aku ingin rumah ini penuh dengan Kekayaan."
Istrinya tak setuju dengan pilihan itu. Ia bertanya, "Sayangku, kenapa kita tak mengundang si Kesuksesan saja? Sebab sepertinya kita perlu dia untuk membantu keberhasilan panen gandum kita."
Ternyata, anak mereka mendengarkan percakapan itu. Ia pun ikut mengusulkan siapa yang akan masuk ke dalam rumah. "Bukankah lebih baik jika kita mengajak si Cinta yang masuk ke dalam? Rumah kita ini akan nyaman dan penuh dengan kehangatan Cinta."
Suami-istri itu setuju dengan pilihan buah hati mereka. "Baiklah, ajak masuk si Cinta ini ke dalam. Dan malam ini, Si Cinta menjadi teman santap malam kita."
Wanita itu kembali ke luar, dan bertanya kepada 3 pria itu. "Siapa di antara Anda yang bernama Cinta? Ayo, silahkan masuk, Anda menjadi tamu kita malam ini."
Si Cinta bangkit, dan berjalan menuju beranda rumah. Ohho.. ternyata, kedua pria berjanggut lainnya pun ikut serta.
Karena merasa ganjil, wanita itu bertanya kepada si Kekayaan dan si kesuksesan. "Aku hanya mengundang si Cinta yang masuk ke dalam, tapi kenapa kamu ikut juga?"
Kedua pria yang ditanya itu menjawab bersamaan. "Kalau Anda mengundang si kekayaan, atau si Kesuksesan, maka yang lainnya akan tinggal di luar. Namun, karena Anda mengundang si Cinta, maka, kemana pun Cinta pergi, kami akan ikut selalu bersamanya. Dimana ada Cinta, maka Kekayaan dan Kesuksesan juga akan ikut serta. Sebab, ketahuilah, sebenarnya kami buta. Dan hanya si Cinta yang bisa melihat. Hanya dia yang bisa menunjukkan kita pada jalan kebaikan, kepada jalan yang lurus. Maka, kami butuh bimbingannya saat berjalan. Saat kami menjalani hidup ini." (SM)
sumber: Motivasi Net
Selasa, 11 Maret 2008
By Krishnamurti
Mengapa, mengapa & mengapa?
Jutaan orang baca buku Rich Dad, Poor Dad. Jutaan orang baca buku The Secret. Jutaan orang belajar NLP. Mengapa tetap saja. Ya, tetap saja. Tetap saja sedikit sekali, ya sedikit sekali. Sedikit sekali orang yang berhasil. Berhasil dalam hidupnya. Berhasil mencapai impiannya. Mengapa, mengapa & mengapa?
Anda tahu jawabannya? Mudah! Jawabannya: “Tauk ah Gelap!”
Seorang teman mengamati Nasrudin yang sedang sibuk mencari sesuatu di perkarangan rumahnya. Si teman bertanya: “Apa yang sedang kau cari Nasrudin?”. “Sejak pagi, aku sedang mencari jarumku yang hilang? Bantuin dong!” jawab Nasrudin dengan suara mulai frustasi dengan badan terus menunduk berusaha mencari jarum. Temannyapun ikut membantu mencari karena solideritas teman ngopi. Setelah 1 jam ikut membantu mencarikan jarum yang hilang tersebut, temannya mulai penasaran dan bertanya lagi: “Hai Nasrudin! Jarum kamu hilang dimana?” Nasrudin juga makin frustasi dan dengan nada agak membentak menjawab: “Hilangnya di dalam rumah!!!”. Si teman agak kaget dan marah: “Mengapa kau cari di luar rumah?!!!”. Nasrudinpun ikut kesal dan menjawab ketus: “Di luar rumah terang. Di dalam rumah GELAP TAUK!!!”
Ya, itulah jawaban pertanyaan tadi “Mengapa, mengapa & mengapa?” Tidak ada yang salah sih, namun jika kita tidak tahu kita ada dimana, maka kita bisa tersesat dan terjebak bukan? Terjebak dalam suatu kondisi atau suatu situasi yang kita juga tidak tahu apa. Tersesat karena kita tidak punya peta, bahkan banyak dari kita tidak tahu mau kemana. Sungguh sangat membuang waktu bukan?
Sering kali kita terjebak di sebuah tempat yang sepertinya terang padahal itu bukanlah tempat yang kita cari. Sebenarnya jika kita tahu mau kemana, walau kita berada di hutanpun, tidaklah mungkin kita tersesat. Karena hutan tidak pernah berubah. Posisi sebuah pohon yang mungkin sudah berumur puluhan tahun, selalu di posisi yang sama, tidak mungkin sebuah pohon berpindah-pindah tempat. Kecuali pohon
Banyak sekali orang seperti Nasrudin, bukan? Sayapun pernah berada di posisi Nasrudin. Beruntung dalam hidup saya sejak kecil selalu bertemu dengan para pembimbing, hampir dalam segala hal, khususnya Pembimbing Rohani. Sehingga tidak banyak saya menghabiskan waktu dalam perjalanan hidup ini, menuju pulang ke Sang Khalik.
Lalu, bagaimana dong keluar dari hutan kebingungan tadi?
Oke, sekarang kita mulai main-main yok. (Baca kalimat berikut dalam hati dan baca dalam tempo yang lambaaat saja…) “Bayaaangkaaan dan rasaaakaaan… Sekarang tiba-tiba Anda terperosok dan berada dalam ruangan yang gelaaap…” Diam sejenak, amati respon Anda? Pejamkan mata Anda 10-20 detik. Apa pilihan respon Anda?
Respon yang umum terjadi adalah Panik, bukan?
Kaget akan memompa jantung kita bekerja sangat cepat, makin lama makin cepat dan kitapun akan panik, bukan? Nah, panik bisa membuat kita berteriak keras minta tolong, ketakutan, menangis, lari kesana kemari atau mungkin lemas pingsan. Pokoknya kacau deh. Karena kacau, maka hasilnyapun akan kacau, bukan?
Seorang teman lama dari
Pernahkah Anda bertanya dalam hati: “Bagaimana saya bisa fokus kalau saya memiliki banyak Kiblat?” Bukankah yang namanya Kiblat haruslah SATU. Cara atau Metode ke arah KIBLAT boleh saja berbeda-beda. Namun KIBLAT tetaplah SATU.
Mungkinkah kita menyarikan rumus sukses dari berbagai Guru kelas dunia menjadi satu rumus sukses? Padahal Guru kelas dunia itupun hanya punya satu Guru? Apakah kita lebih hebat dari Guru kelas dunia tersebut dengan menyarikan ajaran mereka menjadi satu rumus saja? Hati-hati, mungkin kita akan terjebak di hutan yang lebih lebat lagi…
Untuk menjadi berhasil sesungguhnya sangat sederhana, kita hanya perlu punya satu Guru, satu Kiblat saja. Guru itu adalah di dalam diri kita. Ya, dalam di dalam rumah kita, bukan di perkarangan walaupun terang, namun di dalam hati yang mungkin saja gelap. Gelap karena jarang kita kunjungi dan tidak pernah kita nyalakan pelita, bukan?
Jawaban dari pertanyaan “Mengapa, mengapa & mengapa?” ada di dalam diri kita sendiri. Ya, hanya kitalah yang bisa membukanya. Bukan orang lain. Karena kita adalah si pemilik kunci tersebut. Kita hanya perlu mengambil kunci itu. Nama kunci itu berupa pertanyaan: “Siapa diriku ini?” - “Who Am I?”
Yok, kita main-main lagi seperti kejeblos dalam gelap tadi. Kita mulai seperti pengalaman di atas tadi: “Bayaaangkaaan dan rasaaakaaan… Sekarang tiba-tiba Anda terperosok dan berada dalam ruangan yang gelaaap…” Lalu coba pengalaman berikut:
1. Tenangkan diri Anda, bernafaslah yang perlahan.
2. Masuk ke suasana Diam sampai terasa Hening.
3. Pejamkan mata dan terus berdiam.
4. Teruslah berdiam diri sampai terasa nyaman.
Maka akan muncullah …… (silahkan jawab sendiri, Anda tahu kok jawabannya he..he..) Sangat indah, bukan?
Setelah itu, tanyakan dalam diri Anda; “Siapakah aku ini?”
Pertanyaan kedua: “Apa misi hidupku di dunia ini?”
Apa jawaban yang benar? Mana saya tahu karena itu misteri hidup Anda sendiri he..he.. Nanya melulu ah!
4 langkah di atas bukanlah cara yang
Jika kunci sukses sudah Anda temukan dalam diri Anda, maka tidak ada satu orangpun yang bisa menghalangi jalan Anda untuk mencapai sukses. Andapun tidak mungkin tersesat lagi, karena Anda sudah tahu tempat yang indah itu, bukan? Adanya di dalam diri. Kapanpun Anda perlu ke tempat indah itu, Anda hanya perlu berdiam diri. Itulah yang disebut Kekuatan Motivasi dari Dalam Diri. Inside-Out Motivation. Sang maha indah, sang Unconscious, sang Qalbu, sang Hati Nurani yang berbudi Pekerti.
Teruslah luangkan waktu untuk berhening diri. Masuk dan ber-dialog-lah ke dalam diri sampai terdengar dengan mesra jawaban “Siapakah aku ini?” dan “Apa misi hidupku di dunia ini?”. Semuanya tersimpan dengan rapi didalam diri. Sebuah Buku Kehidupan. Buku Kehidupan Anda sendiri. Tidak dijual dimanapun. Jauh-jauh lebih hebat dari buku Rich Dad Poor Dad ataupun buku The Secret. Karena tidak ada yang “Secret”. Anda tinggal mengambil dan membukanya sendiri Buku Kehidupan Anda tersebut. Temukan jawabannya di halaman terakhir. Yang diperlukan hanya kejujuran hati saja. Ah, sungguh suatu pengalaman batin yang susah dilukiskan dengan kata-kata yang sangat terbatas ini. Anda harus mengalaminya sendiri…
Pikiran manusia memang luar biasa, dahsyat, sungguh tanpa batas. Apalagi ditambah bumbu Perasaan, makin hebatlah si pikiran manusia. Namun, salah bumbu salah rasa, walau sangat gurih namun sering kali kita terjebak rasa. Rasa sombong sebagai manusia. Hatilah yang bisa menetralkan rasa. Hati laksana air gunung yang sangat sejuk dan tanpa rasa. Tanpa hati, kita bisa kebablasan dalam angkuhnya pembenaran.
Menyelaraskan Pikiran, Perasaan dan Hati adalah PUZZLE kita sebagai manusia.
Sungguh Allah maha bijaksana, bukan? Menyimpan Permata terindah justru di dalam hati kita, bukan di dalam lautan.
By Fauzi Rachmanto
Pernahkah Anda merasakan, betapa Anda sudah bekerja
keras siang malam untuk mewujudkan apa yang Anda
inginkan, namun sepertinya nasib malah membawa Anda ke
arah yang berlawanan? Anda sudah bekerja keras untuk
mewujudkan impian-impian Anda, namun sepertinya Anda
malah dibawa menuju ke tempat lain, yang jauh dari
mimpi Anda? Jika YA, maka nasib Anda sama dengan nasib
seekor semut yang hidup dipunggung seekor gajah.
Bayangkan saja, sang semut sudah capek-capek berjalan
menuju timur, kalau gajahnya berjalan menuju barat,
maka sama saja semut tadi akan menuju barat, bukan
timur. Analogi ini saya temukan di buku mungil yang
ditulis dengan sangat indah oleh Vince Poscente,
berjudul "The Ant and the Elephant" yang di edisi
bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi "Tuntunlah Sang
Gajah". Vince Poscente adalah seorang mantan atlet
Olimpiade, entrepreneur dan ahli strategi bisnis.
Buku yang ditulis dalam bentuk fabel (cerita tentang
binatang) ini mengisahkan perjalanan Adir sang semut,
dan Elgo sang Gajah. Adir adalah semut kecil dengan
cita-cita besar. Setelah terhempas badai dan terpisah
dari koloni nya. Adir menemukan tujuan hidupnya, yaitu
Oase. Mengapa Oase? Karena bagi Adir Kehidupan
haruslah menjadi perjalanan yang bermakna, bukan
sekedar perjuangan untuk bertahan hidup. Bagi Adir
Oase lah yang akan membuat hidupnya bermakna. Namun,
pada awalnya Adir tidak menyadari bahwa ia tinggal
dipunggung Elgo, jadi kemanapun ia melangkah, akan
sia-sia saja jika Elgo tidak menuju ke arah yang sama
dengan tujuan Adir. Beruntunglah Adir bertemu dengan
Brio, sang burung hantu cerdas yang menyadarkan Adir
bahwa keberhasilannya untuk mencapai Oase akan sangat
tergantung pada kemampuannya untuk berkomunikasi dan
menuntun Elgo, menuntun sang Gajah.
Adir dan Elgo dalam kisah ini adalah perlambang dari
pikiran sadar dan pikiran bawah sadar kita. Kekuatan
pikiran sadar kita, dibandingkan dengan kekuatan
pikiran bawah sadar kita, memang bagaikan semut dengan
gajah. Ini bukan analogi yang mengada-ada. Vince
mengutip penelitian Dr. Lee Pulos yang mengungkapkan
bahwa dalam setiap detik, pikiran sadar kita
menggunakan 2000 neuron, dan pikiran bawah sadar
menggunakan 4 milyar neuron. Bayangkan, keputusan
sadar dihasilkan oleh hanya 2000 neuron, sementara
keputusan yang dibuat oleh pikiran bawah sadar
menggunakan 4 milyar neuron. Jadi jelas siapa
mengendalikan siapa. Gajahlah yang ternyata membawa
kemana semut pergi, bukan sebaliknya.
Jadi, jika selama ini "semut" Anda yang cerdas itu
mungkin sudah merumuskan visi hidup Anda dengan jelas,
sudah merancang strategi berbisnis dengan rinci, dan
sudah mengambil langkah-langkah berani, misalnya
resign dari pekerjaan, sampai pinjam uang mertua
segala, namun kok bisnis Anda sepertinya masih jauh
dari visi yang Anda angankan, mungkin disini
jawabannya. Barangkali Anda belum berbicara dengan
"Gajah" Anda. Ya jangan heran, kalau Anda sudah take
action ke utara tapi kok malah menuju ke selatan,
mungkin Gajah Anda yang membawa kesana. Lalu bagaimana
menuntun Gajah kita ini?
Kata kunci nya adalah emosi. Dalam kisah Adir dan Elgo
dikisahkan bahwa Elgo hanya dapat mendengar Adir hanya
melalui emosi. Emosi Adir tentang Oasis yang sangat
kuat, yang dapat ditangkap oleh Elgo dan membuatnya
mulai melangkah menuju Oasis. Beberapa waktu yang lalu
saya pernah membaca kisah seorang anak kecil yang
mampu berlari beberapa puluh kilometer, di malam hari,
sendirian, demi mencari pertolongan bagi Ayahnya yang
tidak dapat bergerak di mobil mereka yang mengalami
kecelakaan. Jika anak itu diminta melakukan lagi hal
yang sama, mungkin sudah tidak sanggup. Jangankan anak
kecil, orang dewasapun mungkin tidak mampu. Namun
emosi yang sangat kuat untuk menyelamatkan nyawa sang
Ayah, telah menggerakkan "Gajah" nya yang luar biasa
kuat.
Demikian pula para pebisnis sukses. Umumnya mereka
punya emosi yang sangat kuat untuk mewujudkan apa yang
mereka cita-citakan. Mereka memiliki "burning desire"
yang mampu menggerakkan sang Gajah. Mungkin Anda perlu
merenungkan lagi apa yang ingin Anda wujudkan, dan
kali ini rasakan emosi Anda. Adakah emosi
meledak-ledak disana? Adakah air mata Anda tiba-tiba
meleleh membayangkan kebahagiaan dan kelimpahan yang
akan Anda alami bersama istri dan Anak Anda? Jika YA,
selamat! Besar kemungkinan Gajah Anda mulai mendengar,
dan siap melangkah menuju Oasis Anda. Selamat menuntun
Gajah Anda, dan sampai ketemu di Oasis!. (FR)
by Dodi Zulkifli
Saya belajar banyak dari buku Law Of Attraction Michael J Lossier. Terutama
tentang membuat jurnal kemakmuran.
Langkah ini sederhana tetapi jika anda melakukannya secara rutin, kehidupan
anda lebih menyenangkan, lebih membahagiakan, lebih ringan, lebih banyak
solusi, law pf attraction akan selalu jalan dengan tepat.
Apakah itu?ambil sebuah BUKU TULIS dan tuliskan di cover depannya JURNAL
KEMAKMURAN.
Anda merasa tidak kaya, merasa tidak bahagia karena yang dilihat adalah
bagian tidak kaya dan tidak bahagia. Jikalau anda punya 10 ruang dan 9 ruang
terisi dan 1 kosong maka anda selalu mengeluhkan 1 yang kosong.
Setiap DIRI adalah MAKMUR maka tuliskan perhalaman adalah perhari...tuliskan
kemakmuran apa saja yang anda dapatkan hari itu.
Misal :
Hari Minggu, 10 February 2008
Dapat kopi gratis ditraktir teman
Dapat informasi berharga dari milis
Dihubungi 3 orang konsumen
Dapat order 300 ribu
Bangun semangat yang feel so good
Berangkat kerja on time
Mata sehat
kaki sehat
Suami / istri memujiku
Suami / istriku menciumku
dll
Terima kasih TUHAN.ENGKAU BERIKAN KELIMPAHAN PADAKU SETIAP SAAT.AKU
BERSYUKUR DAN BAHAGIA
Semakin anda banyak menuliskannya.anda sibuk berterima kasih dari pada sibuk
menuntut kekurangan maka FREKUENSI PIKIRAN ANDA di level yang tinggi. Dan
impian anda akan lebih cepat terwujud.
Di sebuah desa kecil, ada sebuah rumah yang dikenal dengan nama "Rumah
Seribu Cermin." Suatu hari seekor anjing kecil sedang berjalan-jalan di desa
itu dan melintasi "Rumah Seribu Cermin". Ia tertarik pada rumah itu dan
memutuskan untuk masuk melihat-lihat apa yang ada di dalamnya.
Sambil melompat-lompat ceria ia menaiki tangga rumah dan masuk melalui pintu
depan. Telinga terangkat tinggi-tinggi, ekornya bergerak-gerak secepat
mungkin.Betapa terkejutnya ia ketika masuk ke dalam rumah, ia melihat ada
seribu wajah ceria anjing-anjing kecil dengan ekor yang bergerak-gerak
cepat. Ia tersenyum lebar, dan seribu wajah anjing kecil itu juga membalas
dengan senyum lebar, hangat dan bersahabat. Ketika ia meninggalkan rumah
itu, ia berkata pada dirinya sendiri, "Tempat ini sangat menyenangkan. Suatu
saat saya akan kembali mengunjunginya sesering mungkin."
Sesaat setelah anjing itu pergi, datanglah anjing kecil yang lain. Namun,
anjing yang satu ini tidak seceria anjing yang sebelumnya.
Ia juga memasuki rumah itu. Dengan perlahan ia menaiki tangga rumah dan
masuk melalui pintu. Ketika berada di dalam, ia terkejut melihat ada seribu
wajah anjing kecil yang muram dan tidak bersahabat. Segera saja ia menyalak
keras-keras, dan dibalas juga dengan seribu gonggongan yang menyeramkan. Ia
merasa ketakutan dan keluar dari rumah sambil berkata pada dirinya sendiri,
"Tempat ini sungguh menakutkan, saya takkan pernah mau kembali ke sini
lagi."
by Kalyana
Dahulu kala, hiduplah seorang guru yang terkenal bijaksana. Pada suatu pagi, datanglah seorang pemuda dengan langkah lunglai dan rambut masai. Pemuda itu sepertinya tengah dirundung masalah. Tanpa membuang waktu, dia mengungkapkan keresahannya: impiannya gagal, karier, cinta, dan hidupnya tak pernah berakhir bahagia.
Sang Guru mendengarkannya dengan teliti dan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Dia taburkan garam itu ke dalam gelas, lalu dia aduk dengan sendok.
" Coba minum ini, dan katakan bagaimana rasanya?" pinta Sang Guru.
"Asin dan pahit, pahit sekali," jawab pemuda itu, sembari meludah ke tanah.
Sang Guru hanya tersenyum. Ia lalu mengajak tamunya berjalan ke tepi telaga di hutan dekat kediamannya. Kedua orang itu berjalan beriringan dalam kediaman. Sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu. Sang Guru lalu menaburkan segenggam garam tadi ke dalam telaga. Dengan sebilah kayu, diaduknya air telaga, membuat gelombang dan riak kecil.
Setelah air telaga tenang, ia pun berkata, "Coba, ambil air dari telaga ini, dan minumlah."
Saat tamu itu selesai meneguk air telaga, Sang Guru bertanya, "Bagaimana rasanya?"
"Segar," sahut pemuda itu.
"Apakah kamu masih merasakan garam di dalam air itu?" tanya Sang Guru.
"Tidak," jawab si anak muda.
Sang Guru menepuk-nepuk punggung si anak muda. Ia lalu mengajaknya duduk bersimpuh di tepi telaga.
"Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan seumpama segenggam garam. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama.Tetapi, kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah atau tempat yang kita pakai. Kepahitan itu, selalu berasal dari bagaimana cara kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan atau kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang boleh kamu lakukan: lapangkanlah dadamu untuk menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu. Luaskan cara pandang terhadap kehidupan. Kamu akan banyak belajar dari keluasan itu."
"Hatimu anakku, adalah wadah itu. Batinmu adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah hatimu seluas telaga yang mampu meredam setiap kepahitan. Hati yang seluas dunia!"
Keduanya beranjak pulang. Sang Guru masih menyimpan "segenggam garam" untuk orang-orang lain, yang sering datang padanya membawa keresahan hati.
Di zaman Yunani kuno, Dr. Socrates adalah seorang terpelajar dan intelektual yang terkenal reputasinya karena pengetahuan dan kebijaksanannya yang tinggi. Suatu hari seorang laki-laki berjumpa dengan Socrates dan berkata, " Tahukah Anda apa yang baru saja saya dengar mengenai salah seorang teman Anda ?"
"Tunggu sebentar," jawab Dr. Socrates. "Sebelum memberitahukan saya sesuatu, saya ingin Anda melewati sebuah ujian kecil. Ujian tersebut dinamakan Ujian Saringan Tiga Kali. "Saringan tiga kali ?"tanya laki-laki tersebut. "Betul,"lanjut Dr. Socrates.
"Sebelum Anda mengatakan kepada saya mengenai teman saya, mungkin merupakan ide yang bagus untuk menyediakan waktu sejenak dan menyaring apa yang akan Anda katakan. Itulah kenapa saya sebut sebagai Ujian Saringan Tiga Kali.
Saringan yang pertama adalah KEBENARAN. Sudah pastikah Anda bahwa apa yang Anda akan katakan kepada saya adalah benar ? "Tidak, belum tentu benar,"kata laki-laki tersebut,
"Sesungguhnya saya baru saja mendengarnya dan ingin memberitahukannya kepada Anda." "Baiklah," kata Socrates,
"Jadi Anda sungguh tidak tahu apakah hal itu benar atau tidak. "Sekarang mari kita coba saringan kedua yaitu : KEBAIKAN.
Apakah yang akan Anda katakan kepada saya mengenai teman saya adalah sesuatu yang baik ? "Tidak, sebaliknya, mengenai hal yang buruk,"jawab laki-laki itu.
"Jadi, "lanjut Socrates, "
"Tidak, sungguh tidak," jawab laki-laki tersebut.
"Kalau begitu," simpul Dr. Socrates, "Jika apa yang Anda ingin beritahukan kepada saya tentang teman saya tersebut tidak benar, tidak juga baik, bahkan tidak berguna untuk saya, kenapa ingin menceritakan kepada saya ?"
Sebuah panah yang telah melesat dari busurnya dan membunuh seseorang yang tak bersalah, dan kata-kata yang telah diucapkan yang menyakiti hati seseorang, keduanya tidak pernah bisa ditarik kembali. Jadi sebelum berbicara tentang seseorang, gunakanlah Saringan Tiga Kali.
sumber: Motivasi Net
by Fauzi Rachmanto
Anda pasti kenal tokoh si Untung di komik Donal Bebek. Berlawanan dengan Donal yang selalu sial. Si Untung ini dikisahkan untung terus.
Betapa enaknya hidup si Untung. Pemalas, tidak pernah bekerja, tapi selalu lebih untung dari Donal. Jika Untung dan Donal berjalan bersama,yang tiba-tiba menemukan sekeping uang dijalan, pastilah itu si Untung. Jika Anda juga ingin selalu beruntung seperti si Untung, dont worry, ternyata beruntung itu ada ilmunya.
Misalnya, dalam salah satu penelitian the Luck Project ini, Wiseman memberikan tugas untuk menghitung berapa jumlah foto dalam koran yang dibagikan kepada dua kelompok tadi. Orang2 dari kelompok sial memerlukan waktu rata-rata 2 menit untuk menyelesaikan tugas ini.Sementara mereka dari kelompok si Untung hanya perlu beberapa detik saja! Lho kok bisa?
Ya, karena sebelumnya pada halaman ke dua Wiseman telah meletakkan tulisan yang tidak kecil berbunyi "berhenti menghitung sekarang! ada 43gambar di koran ini". Kelompol sial melewatkan tulisan ini ketika asyik menghitung gambar. Bahkan, lebih iseng lagi, di tengah2 koran, Wiseman menaruh pesan lain yang bunyinya: "berhenti menghitung sekarang dan bilang ke peneliti Anda menemukan ini, dan menangkan $250!" Lagi-lagi kelompok sial melewatkan pesan tadi! Memang benar2 sial.
Singkatnya, dari penelitian yang diklaimnya "scientific" ini, Wiseman menemukan 4 faktor yang membedakan mereka yang beruntung dari yang sial:
1. Sikap terhadap peluang.
Orang beruntung ternyata memang lebih terbuka terhadap peluang. Mereka lebih peka terhadap adanya peluang, pandai menciptakan peluang, dan bertindak ketika peluang datang. Bagaimana hal ini dimungkinkan? Ternyata orang-orang yg beruntung memiliki sikap yang lebih rileks dan terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru. Mereka lebih terbuka terhadap interaksi dengan orang-orang yang baru dikenal, dan menciptakan jaringan-jaringan sosial baru. Orang yang sial lebih tegang sehingga tertutup terhadap kemungkinan- kemungkinan baru.
Sebagai contoh, ketika Barnett Helzberg seorang pemilik toko permata di
2. Menggunakan intuisi dalam membuat keputusan.
Orang yang beruntung ternyata lebih mengandalkan intuisi daripada logika. Keputusan-keputusan penting yang dilakukan oleh orang beruntung ternyata sebagian besar dilakukan atas dasar bisikan "hati nurani"(intuisi) daripada hasil otak-atik angka yang canggih. Angka-angka akan sangat membantu, tapi final decision umumnya dari "gut feeling". Yang barangkali sulit bagi orang yang sial adalah, bisikan hati nurani tadi akan sulit kita dengar jika otak kita pusing dengan penalaran yang tak berkesudahan.
Makanya orang beruntung umumnya memiliki metoda untuk mempertajam intuisi mereka, misalnya melalui meditasi yang teratur. Pada kondisi mental yang tenang, dan pikiran yang jernih, intuisi akan lebih mudah diakses. Dan makin sering digunakan, intuisi kita juga akan semakin tajam.
Banyak teman saya yang bertanya, "mendengarkan intuisi" itu bagaimana?Apakah tiba2 ada suara yang terdengar menyuruh kita melakukan sesuatu?Wah, kalau pengalaman saya tidak seperti itu. Malah kalau tiba2mendengar suara yg tidak ketahuan sumbernya, bisa2 saya jatuh pingsan.Karena ini subtektif, mungkin saja ada orang yang beneran denger suara.Tapi kalau pengalaman saya, sesungguhnya intuisi itu sering munculdalam berbagai bentuk, misalnya:
- Isyarat dari badan. Anda pasti sering mengalami. "Gue kok tiba2deg-degan ya, mau dapet rejeki kali", semacam itu. Badan kitase sungguhnya sering memberi isyarat2 tertentu yang harus Anda maknakan.Misalnya Anda kok tiba2 meriang kalau mau dapet deal gede, jadi waspadai saja kalau tiba2 meriang lagi.
- Isyarat dari perasaan. Tiba-tiba saja Anda merasakan sesuatu yang lain ketika sedang melihat atau melakukan sesuatu. Ini yang pernah saya alami. Contohnya, waktu saya masih kuliah, saya suka merasa tiba-tiba excited setiap kali melintasi kantor perusahaan tertentu. Beberapa tahun kemudian saya ternyata bekerja di kantor tersebut. Ini masih terjadi untuk beberapa hal lain.
- Isyarat dari luar. "Follow the omen" demikian kalau kata Paulo Coelhodi buku the Alchemist. Baca "isyarat2" dari luar yang datang pada Anda.Saya juga beberapa kali mengalami. Misalnya pernah saja tiba2 di TV saya kok merasa sering melihat iklan suatu perusahaan tertentu, kemudian ketemu teman kok membicarakan perusahaan itu lagi, di jalan melihat iklan perusahaan tadi. Belakangan perusahaan tadi ternyata menjadi klien saya. Jadi kalau akhir2 ini Anda sering berpapasan dengan Mercedez S Class dua pintu, barangkali itu suatu pertanda.
3. Selalu berharap kebaikan akan datang.
Orang yang beruntung ternyata selalu ge-er terhadap kehidupan. Selalu berprasangka baik bahwa kebaikan akan datang kepadanya. Dengan sikap mental yang demikian, mereka lebih tahan terhadap ujian yang menimpa mereka, dan akan lebih positif dalam berinteraksi dengan orang lain. Coba saja Anda lakukan tes sendiri secara sederhana, tanya orang sukses yang Anda kenal, bagaimana prospek bisnis kedepan. Pasti mereka akan menceritakan optimisme dan harapan.
4. Mengubah hal yang buruk menjadi baik.
Orang-orang beruntung sangat pandai menghadapi situasi buruk dan merubahnya menjadi kebaikan. Bagi mereka setiap situasi selalu ada sisi baiknya. Dalam salah satu tes nya Prof Wiseman meminta peserta untukmembayangkan sedang pergi ke bank dan tiba-tiba bank tersebut diserbu kawanan perampok bersenjata. Dan peserta diminta mengutarakan reaksi mereka.
Reaksi orang dari kelompok sial umunya adalah: "wah sial bener ada ditengah2 perampokan begitu". Sementara reaksi orang beruntung, misalnya adalah: "untung saya ada disana, saya bisa menuliskan pengalaman saya untuk media dan dapet duit". Apapun situasinya orang yg beruntung pokoknya untung terus. Mereka dengan cepat mampu beradaptasi dengan situasi buruk dan merubahnya menjadi keberuntungan.
Sekolah Keberuntungan.
Bagi mereka yang kurang beruntung, Prof Wiseman bahkan membuka LuckSchool. Saya yakin Anda semua sudah beruntung dan tidak perlu bersekolah di Luck School. Tapi ada baiknya mengintip sedikit, latihan2apa yang diberikan di
Salah satu yang menonjol dari orang sial adalah betapa mereka sering mengabaikan hal-hal yang positif di sekitar mereka. Misalnya salah satu pasien Prof Wiseman, adalah seorang wanita single parent, yang sangat sial.
Ketika diminta menceritakan hidupnya akan segera nyerocos menceritakan setiap detil kesialannya. Betapa sulitnya memperoleh pasangan, sudah ketemu pria yang cocok tapi si pria jatuh dari motor, di lain kesempatan si pria jatuh dan patah hidungnya, sudah hampir menikah, gereja nya terbakar, dan sebagainya. Pokoknya benar2 sial. Padahal, dalam setiap interview, si wanita datang membawa 2 orang anak yang sangat lucu2 dan sehat. Sebagian besar dari kita akan merasa sangat beruntung memiliki 2 anak tadi. Tapi tidak bagi si wanita sial tadi.
Karena 2 anak lucu tadi tidak ada dalam pikiran si wanita, yang otaknya sudah penuh dengan "kesialan".
Latihan yang diberikan Wiseman untuk orang2 semacam itu adalah dengan membuat "Luck Diary", buku harian keberuntungan. Setiap hari, wanita tadi harus mencatat hal-hal positif atau keberuntungan yang terjadi.
Mereka dilarang keras menuliskan kesialan mereka. Awalnya mungkin sulit, tapi begitu mereka bisa menuliskan satu keberuntungan, besok-besoknya akan semakin mudah dan semakin banyak keberuntungan yg mereka tuliskan. Dan ketika mereka melihat beberapa hari kebelakang Lucky Diary mereka, semakin mereka akan sadari betapa mereka beruntung. Dan sesuai prinsip "law of attraction", semakin mereka memikirkan betapa mereka beruntung, maka semakin banyak lagi lucky events yang datang pada hidup mereka.
Jadi, sesederhana itu rahasia si Untung. Ternyata semua orang juga bisa beruntung. Termasuk Anda.
Siap mulai menjadi si Untung?
First Open your Mind and Enjoy your life.
Nasruddin, suatu ketika bertemu empat orang anak yang sedang
kebingungan membagi sekantong buah kenari. Melihat kedatangan orang tua
yang terkenal arif bijaksana itu, maka ke empat anak tersebut
memutuskan untuk meminta pertolongannya.
"Mullah (mahaguru, penguasa), kami tidak dapat membagi kenari ini
secara adil, dapatkah Anda menolong kami membaginya?" kata anak-anak
itu, sebagaimana diceritakan Mohammad Yasin Owadally dalam buku Great
from Mullah Nasruddin Effendi.
Mendengar pemintaan itu, Nasruddin balik bertanya, "Cara pembagian
bagaimana yang kalian inginkan? Cara pembagian Tuhan, atau cara
pembagian makhluk hidup?"
"Cara pembagian Tuhan," jawab ke empat anak itu serempak dan kompak.
Maka, Nasruddin pun membuka kantong yang penuh buah kenari tersebut.
Lalu, dua genggam diberikannya kepada anak pertama, segenggam kepada
anak kedua, dua butir kepada anak ketiga, dan hanya sebutir untuk anak
keempat.
Ke empat anak itu tentu saja keheranan luar biasa. Bagi mereka,
pembagian demikian itu jelas sama sekali tidak bijaksana. Karena itu
mereka pun serempak bertanya, "Pembagian macam ini, wahai Mullah yang
terkenal arif bijaksana?"
Tapi Nasruddin justru tersenyum saja mendengarnya. "Itulah cara
pembagian Tuhan sebagaimana yang kalian minta," ujarnya, sambil menaiki
keledai meneruskan perjalannya. Ke empat anak itu tentu saja semakin
penasaran. "Mullah, Tuhan itu Maha Adil Maha Bijaksana. Tak mungkin Dia
mengajarkan pembagian begitu rupa," teriak mereka.
"Ya, begitulah cara Tuhan membagi rezekinya. Beberapa orang diberikan
sedemikian banyak, beberapa orang diberinya lumayan banyak, beberapa
orang diberinya sedikit saja, dan beberapa orang lainnya nyaris tak
mendapatkan apa-apa. Jadi beda sekali dengan pembagian cara manusia,
yang selalu menginginkan pembagian sama rata," jawab Nasruddin sambil
meneruskan perjalannya.
Ke empat anak itu tentu saja tak mampu memahaminya sepenuhnya. Tapi,
kita semua tentu sangat mafhum apa makna terdalam dari ucapan Sang
Mullah yang di Turki biasa disapa Hodja itu.
Kita semua mafhum, rezeki dari Tuhan dibagikan sesuai dengan kerja
keras dan ketulusan kita meminta kepada-Nya. Kita semua bahkan mafhum
bahwa banyak sedikitnya rezeki yang diberikan-Nya tidak semata untuk
memuaskan nafsu belaka.
Kita semua mafhum bahwa kekayaan atau kefakiran bukanlah wujud dari
ketidakadilan dari Tuhan Yang Maha Adil. Kita semua mafhum bahwa
ketidakmerataan rezeki bukanlah manifestasi pilih kasih dari Tuhan Yang
Maha Pengasih.
Semua itu justru merupakan ujian dari Sang Penguasa Alam. Sebab, dengan
limpahan kekayaan orang justru bisa terjerumus ke jurang kenistaan.
Misalnya membeli semuanya, tak peduli lagi halal haramnya. Demikian
pula dengan kemiskinan, orang bisa menanggalkan rasa malunya menjadi
meminta-minta di jalan raya. Kemiskinan bahkan bisa membuat orang
menghalalkan segala cara untuk mengisi perutnya, kecuali mereka yang
menyadari bahwa sebenarnya kemiskinan bukanlah sebuah kenistaan.
Lebih dari itu semua, inilah misteri perbedaan rezeki. Tiap orang
memang tak mungkin dibagi sama rata. Sebab, jika semuanya dipastikan
mendapat sama banyaknya atau sama sedikitnya, untuk apa pula hidup ini
diperjuangkan? Untuk apa mengejar pendidikan setinggi awan, untuk apa
bekerja susah payah hingga larut malam? Bahkan, eksistensi doa pun
menjadi layak dipertanyakan.***
"AKU TAK SELALU MENDAPATKAN APA YANG KUSUKAI,
OLEH KARENA ITU AKU SELALU MENYUKAI APAPUN YANG AKU DAPATKAN"
Kata kata diatas merupakan wujud syukur. Syukur merupakan kualitas hati yang terpenting.
Dengan bersyukur kita akan senantiasa diliputi rasa damai, tentram dan bahagia.
Sebaliknya, perasaan tak bersyukur akan senantiasa membebani kita. Kita akan selalu merasa kurang dan tak bahagia.
Pertama : Kita sering memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan, bukan pada apa yang kita miliki.
Katakanlah anda telah memiliki sebuah rumah,kendaraan, pekerjaan tetap, dan pasangan yang terbaik.
Tapi anda masih merasa kurang. Pikiran anda dipenuhi berbagai target dan keinginan.
Anda begitu terobsesi oleh rumah yang besar dan indah,mobil mewah, serta pekerjaan yang mendatangkan lebih banyak uang.
Kita ingin ini dan itu. Bila tak mendapatkannya kita terus memikirkannya.
Tapi anehnya, walaupun sudah mendapatkannya, kita hanya menikmati kesenangan sesaat.
Kita tetap tak puas, kita ingin yang lebih lagi.
Jadi, betapapun banyaknya harta yang kita miliki, kita tak pernah menjadi "KAYA" dalam arti yang sesungguhnya.
Mari kita luruskan pengertian kita mengenai orang 'kaya'.
Orang yang 'kaya' bukanlah orang yang memiliki banyak hal, tetapi orang yang dapat menikmati apapun yang mereka miliki.
Tentunya boleh-boleh saja kita memiliki keinginan,tapi kita perlu menyadari bahwa inilah akar perasaan tak tenteram.
Kita dapat mengubah perasaan ini dengan berfokus pada apa yang sudah kita miliki.
Cobalah lihat keadaan di sekeliling Anda, pikirkan yang Anda miliki, dan syukurilah.
Anda akan merasakan nikmatnya hidup.
Pusatkanlah perhatian Anda pada sifat-sifat baik atasan, pasangan, dan orang-orang di sekitar Anda.
Mereka akan menjadi lebih menyenangkan.
Seorang pengarang pernah mengatakan, 'Menikahlah dengan orang yang Anda cintai, setelah itu cintailah orang yang Anda nikahi.'
Ini perwujudan rasa syukur.
Suatu sore ia melihat seseorang yang tak mempunyai kaki, tapi tetap ceria.
Saat itu juga si kakek berhenti mengeluh dan mulai bersyukur.
Hal kedua yang sering membuat kita tak bersyukur adalah kecenderungan membanding-bandingk an diri kita dengan orang lain.
Kita merasa orang lain lebih beruntung.
Kemanapun kita pergi, selalu ada orang yang lebih pandai, lebih tampan, lebih cantik, lebih percaya diri, dan lebih kaya dari kita.
Saya ingat, pertama kali bekerja saya senantiasa membandingkan penghasilan saya dengan rekan-rekan semasa kuliah.
Perasaan ini membuat saya resah dan gelisah.
Sebagai mantan mahasiswa teladan di kampus, saya merasa gelisah setiap mengetahui ada kawan satu angkatan yang memperoleh penghasilan di atas saya.
Nyatanya, selalu saja ada kawan yang penghasilannya melebihi saya.
Saya menjadi gemar bergonta-ganti pekerjaan, hanya untuk mengimbangi rekan-rekan saya.
Saya bahkan tak peduli dengan jenis pekerjaannya, yang penting gajinya lebih besar.
Sampai akhirnya saya sadar bahwa hal ini tak akan pernah ada habisnya.
Saya berubah dan mulai mensyukuri apa yang saya dapatkan.
Kini saya sangat menikmati pekerjaan saya.
Rumput tetangga memang sering kelihatan lebih hijau dari rumput di pekarangan sendiri.
Pasien pertama sedang duduk termenung sambil menggumam, 'Lulu, Lulu.'
Seorang pengunjung yang keheranan menanyakan masalah yang dihadapi orang ini.
Si dokter menjawab, ''Orang ini jadi gila setelah cintanya ditolak oleh Lulu.''
Si pengunjung manggut-manggut, tapi begitu lewat sel lain ia terkejut melihat penghuninya terus menerus memukulkan kepalanya di tembok dan berteriak,
''Lulu, Lulu''.
''Orang ini juga punya masalah dengan Lulu? '' tanyanya keheranan.
Dokter kemudian menjawab, ''Ya, dialah yang akhirnya menikah dengan Lulu.''
Hidup akan lebih bahagia kalau kita dapat menikmati apa yang kita miliki.
Karena itu bersyukur merupakan kualitas hati yang tertinggi.
Saya ingin mengakhiri tulisan ini dengan cerita mengenai seorang ibu yang sedang terapung di laut karena kapalnya karam, namun tetap berbahagia.
Ketika ditanya kenapa demikian, ia menjawab, ''Saya mempunyai dua anak laki-laki. Yang pertama sudah meninggal, yang kedua hidup ditanah seberang.
Kalau berhasil selamat, saya sangat bahagia karena dapat berjumpa dengan anak kedua saya. Tetapi kalaupun mati tenggelam, saya juga akan berbahagia karena saya akan berjumpa dengan anak pertama saya di surga.''
Bersyukurlah !!!
Bersyukurlah bahwa kamu belum siap memiliki segala sesuatu yang kamu inginkan .....
Seandainya sudah, apalagi yang harus diinginkan ?
Bersyukurlah apabila kamu tidak tahu sesuatu ... Karena itu memberimu
kesempatan untuk belajar ...
Bersyukurlah untuk masa-masa sulit ... Di masa itulah kamu tumbuh.
Bersyukurlah untuk keterbatasanmu ... Karena itu memberimu kesempatan untuk berkembang
Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru ... Karena itu akan membangun kekuatan dan karaktermu.
Bersyukurlah untuk kesalahan yang kamu buat ... Itu akan mengajarkan pelajaran yang berharga.
Bersyukurlah bila kamu lelah dan letih ... Karena itu kamu telah membuat suatu perbedaan ...
Mungkin mudah untuk kita bersyukur akan hal-hal yang baik... Hidup yang berkelimpahan datang pada mereka yang juga bersyukur akan masa surut...
Rasa syukur dapat mengubah hal yang negatif menjadi positif ...
Temukan cara bersyukur akan masalah-masalahmu dan semua itu akan menjadi berkah bagimu
*Ditulis oleh seorang teman baik...semoga berguna buat kita semua...Amiien
Seorang tukang kayu tua bermaksud pensiun dari pekerjaannya di sebuah perusahaan konstruksi real estate. Ia menyampaikan keinginannya tersebut pada pemilik perusahaan. Tentu saja, karena tak bekerja, ia akan kehilangan penghasilan bulanannya, tetapi keputusan itu sudah bulat. Ia merasa lelah. Ia ingin beristirahat dan menikmati sisa hari tuanya dengan penuh kedamaian bersama istri dan keluarganya.
Pemilik perusahaan merasa sedih kehilangan salah seorang pekerja terbaiknya. Ia lalu memohon pada tukang kayu tersebut untuk membuatkan sebuah rumah untuk dirinya.
Tukang kayu mengangguk menyetujui permohonan pribadi pemilik perusahaan itu. Tapi, sebenarnya ia merasa terpaksa. Ia ingin segera berhenti. Hatinya tidak sepenuhnya dicurahkan. Dengan ogah-ogahan ia mengerjakan proyek itu. Ia cuma menggunakan bahan-bahan sekedarnya. Akhirnya selesailah rumah yang diminta. Hasilnya bukanlah sebuah rumah baik. Sungguh sayang ia harus mengakhiri kariernya dengan prestasi yang tidak begitu mengagumkan.
Ketika pemilik perusahaan itu datang melihat rumah yang dimintanya, ia menyerahkan sebuah kunci rumah pada si tukang kayu. “Ini adalah rumahmu,” katanya, “hadiah dari kami.”
Betapa terkejutnya si tukang kayu. Betapa malu dan menyesalnya. Seandainya saja ia mengetahui bahwa ia sesungguhnya mengerjakan rumah untuk dirinya sendiri, ia tentu akan mengerjakannya dengan cara yang lain sama sekali. Kini ia harus tinggal di sebuah rumah yang tak terlalu bagus hasil karyanya sendiri.
Itulah yang terjadi pada kehidupan kita. Kadangkala, banyak dari kita yang membangun kehidupan dengan cara yang membingungkan. Lebih memilih berusaha ala kadarnya ketimbang mengupayakan yang baik. Bahkan, pada bagian-bagian terpenting dalam hidup kita tidak memberikan yang terbaik. Pada akhir perjalanan kita terkejut saat melihat apa yang telah kita lakukan dan menemukan diri kita hidup di dalam sebuah rumah yang kita ciptakan sendiri. Seandainya kita menyadarinya sejak semula kita akan menjalani hidup ini dengan cara yang jauh berbeda.
Renungkan bahwa kita adalah si tukang kayu. Renungkan rumah yang sedang kita bangun. Setiap hari kita memukul paku, memasang papan, mendirikan dinding dan atap. Mari kita selesaikan rumah kita dengan sebaik-baiknya seolah-olah hanya mengerjakannya sekali saja dalam seumur hidup. Biarpun kita hanya hidup satu hari, maka dalam satu hari itu kita pantas untuk hidup penuh keagungan dan kejayaan. Apa yang bisa diterangkan lebih jelas lagi. Hidup kita esok adalah akibat sikap dan pilihan yang kita perbuat hari ini. Hari perhitungan adalah milik Tuhan, bukan kita, karenanya pastikan kita pun akan masuk dalam barisan kemenangan.
“Hidup adalah proyek yang kau kerjakan sendiri”.
(Adapted from The Builder - Cecilia Attal)