Kamis, 05 Juni 2008

The Children Are a Future

Dear All,

Sharing saya kali ini, khusus saya persembahkan untuk para Ayah/Ibu dan yang berencana menjadi Ayah/Ibu yang berbahagia (wahhh, kelihatannya serius banget nihhh....)

Hari Sabtu & Minggu (18 & 19 Mei 2008) kemarin, kelas Hypnotherapy yang saya ikuti telah memasuki hari ke 5 & 6, oleh karena hampir semua materi/teori tentang dasar-dasar dan prosedur Hypnotherapy sudah diberikan di minggu yang lalu, maka praktis dalam 2 hari ini, sebagian besar waktunya dihabiskan untuk membahas kasus-kasus hypnotherapy yang telah dilaksanakan, baik yang dilakukan oleh para Hypnotherapist dari Quantum Hypnosis Indonesia (yaaa, kita-kita ini, he...he...he. ..) maupun kasus-kasus nyata yang ada di literatur. Setelah membahas beberapa kasus yang benar-benar kejadian nyata yang ada disekitar kita, saya tercekat ....???!!!, karena sebagian besar kasus yang kita kupas tuntas ini, akar masalahnya (penyebabnya) nya adalah trauma (luka batin) yang dialami klien ketika usia kanak-kanak (persis seperti yang dikatakan oleh Pak Adi, bahwa sebagian besar permasalahan yang dialami remaja atau orang dewasa (apakah itu, penyimpangan perilaku, kegagalan dalam hidup, pribadi yang rapuh, tidak PeDe, dll), biasanya disebabkan oleh trauma/luka batin yang dialaminya ketika di usia 7-10 th).
So !!!,
kita lihat, .... betapa dahsyatnya pikiran bawah sadar ini menentukan kehidupan seseorang apabila dia di Install dengan program yang salah atau ngawur di masa kecil.
Pertanyaannya adalah :

"Apakah hal ini, kita lakukan terhadap anak-anak kita,
sengaja ataupun tidak !!!???"

Ada satu kasus, dari beberapa kasus diatas, yang benar-benar membuat saya tercenung dalam sekali, yaitu tentang seorang wanita yang relatif muda, yang harus meminum obat penenang 2 kali sehari dan setiap 2 minggu sekali dia harus keluar negeri untuk disuntik dan ini sudah bertahun-tahun dia lakukan !!!???, padahal dengan tegas dia mengatakan, bahwa dia benci hal itu, karena sangat menyiksa dirinya, tapi dia tak berdaya untuk menolaknya !!!???. Kasus ini mengingatkan saya, dengan kejadian yang menimpa anak ke 3 saya.

Anak saya yang nomer 3 inipun, ketika duduk di kelas 1 SD di sekolah swata yang konvensional, sudah harus minum obat yang diberikan oleh Psikiater dan bolak-balik ke Psikolog, karena di diagnosa ADD. Penyebab awal saya membawanya bolak-balik ke Psikolog dan akhirnya ke Psikiater, karena nilai-nilai pelajarannya di sekolah selalu berkisar antara angka 1, 2, 3 dan gurunya mengatakan bahwa dia kurang konsentrasi.
Karena setelah berbulan-bulan dibawa ke Psikolog ataupun Psikiater, tidak ada perubahan, maka saya mulai berpikir..., jangan-jangan, memang sekolahnya yang bermasalah ???.
Karena anak saya yang pertama (yang kini kuliah), yang juga bersekolah di sekolah yang sama, pernah mengalami trauma yang sangat luar biasa pada saat dia duduk di kelas 3 SD, yaitu dia pernah disuruh oleh GURU AGAMA nya untuk berdiri didepan kelas sambil bertelanjang dada dan menjadi bahan tertawaan teman-teman sekelasnya, hanya karena tidak mengerjakan PR AGAMA nya !!!???. Saya marah besar kepada GURU AGAMA tersebut maupun kepala sekolahnya. Dampak peristiwa tersebut terhadap anak pertama saya ini, dia menjadi sangat tidak percaya diri (saya sulit sekali mengangkat kembali harga dirinya, bahkan sampai kelas 3 SMA pun, rasa tidak PeDenya masih cukup kental). Oleh karena itu, saya berfikir jangan-jangan, anak saya yang nomer 3 bukan menderita ADD, tapi memang sistem pendidikan atau pengajaran di sekolah itu yang jelek !!!.

Kejadian yang menimpa anak ke 3 saya inilah, yang mendorong kami (saya dan istri) untuk mendirikan sekolah sendiri, yang kami beri nama Al Fikri. Dan alhamdulillah, pada tahun ajaran berikutnya, yaitu tahun 2001/2002, kami memindahkan anak kami yang nomer 3 tersebut ke Al Fikri, walaupun harus diturunkan ke kelas 1 lagi (seharusnya dia sudah kelas 2), karena saat itu Al Fikri hanya punya 2 ruangan kelas untuk kelas 1. Kalau sekarang sihh, Al Fikri termasuk sekolah TOP di Depok, lhooo ... (dengan 500 an murid), nggak kalah sama sekolah Anugerah Pekertinya Pak Adi (narsis dikit, nggak apa-apa khannn...??? ). Sejak bersekolah di Al Fikri sampai sekarang (kini sudah di kelas 1 SMP), anak ke 3 saya ini, tidak pernah dapat nilai dibawah 6, bahkan ada 2 pelajaran yang nilainya 9 (bukan karena anaknya yang punya sekolah, terus nilainya di bagus-bagusin sama gurunya, lhooo...he.. .he...he) .

Dear Ayah/Ibu & Calon Ayah/Ibu yang penuh cinta kasih,

Tadinya saya takut sekali membayangkan apa yang terjadi 10-20 tahun kemudian, pada anak-anak indonesia yang kini masih duduk di TK & SD di sekolah- sekolah yang sebagian besar hanya menjejalkan program-program yang salah dan membuat kacau pikiran anak-anak yang masih murni itu ???, belum lagi lingkungan yang semakin tidak kondusif (seperti banyak sekali tayangan-tayangan TV yang sangat merusak mental anak-anak kita). Namun perasaan takut ini lama-lama mencair dan berubah menjadi perasaan optimis, bahwa selalu ada jalan keluar dan pertolongan Tuhan, selama kita yakin dan mau melakukannya. Salah satunya adalah dengan adanya komunitas milis, Alumni SC dan alumni Quantum Hypnosis Indonesia ini. Saya percaya bahwa teman-teman yang relative lebih memahami mekanisme kerja pikiran ini, akan meng "edukasi" orang lain, dimanapun teman-teman berada.
Saya sangat yakin itu.

Akhir kata, marilah kita mulai dari diri kita masing-masing. Sambil bergandengan tangan dan meyatukan hati dengan pasangan kita, pandanglah wajah anak-anak kita yang sedang tertidur lelap, wajah-wajah yang lucu, tanpa dosa, manis dan polos itu. Lalu kita ikrarkan :

"Ananda tersayang... , mulai malam ini dan seterusnya, Papa & Mama/Bapak & Ibu/Ayah & Bunda, akan membimbing kalian dengan penuh kelembutan dan kesabaran serta kami akan menjaga kalian dengan perisai cinta kasih, sehingga tidak satupun yang bisa merampas masa kecil kalian yang indah ini. Bertumbuhlah dan berkembanglah menjadi pribadi yang utuh dan tangguh. Rasakan energi cinta dari kita berdua ini dan simpanlah disetiap relung jantung hati kalian". Terima kasih yaa Tuhan.

Semoga bermanfaat, dan mohon maaf bila ada kata-kata yang tidak berkenan.

Salam berkelimpahan,

Johan - Milis Money Magnet

0 Comments:

Post a Comment