Kamis, 05 Juni 2008
Anakku, Bila Ibu boleh memilih apakah Ibu berbadan langsing atau besar karena mengandungmu, maka Ibu memilih mengandungmu, karena dalam mengandungmu, Ibu merasakan keajaiban dan kebesaran Tuhan. Sembilan bulan Nak engkau hidup di perut ibu. Engkau ikut kemanapun ibu pergi, engkau ikut merasakan ketika jantung Ibu berdetak karena kebahagiaan. Engkau menendang rahim Ibu, ketika engkau merasa tidak nyaman, karena Ibu kecewa dan berurai air mata.
Anakku, Bila Ibu boleh memilih apakah Ibu harus operasi Caesar, atau Ibu harus berjuang melahirkanmu, maka Ibu memilih berjuang melahirkanmu. Karena menunggu dari jam ke jam, menit ke menit kelahiranmu adalah seperti menunggu antrian memasuki pintu surga. Karena kedahsyatan perjuanganmu untuk mencari jalan keluar ke dunia sangat Ibu rasakan. Dan saat itulah kebesaran Allah menyelimuti kita berdua. Malaikat tersenyum diantara peluh dan erangan rasa sakit yang tak pernah bisa Ibu ceritakan kepada siapapun juga.
Dan ketika engkau hadir, tangismu memecah dunia. Saat itulah, saat paling membahagiakan. Segala sakit dan derita sirna melihat dirimu yang merah.
AJAIB .....Tuhan menciptakanmu.
Anakku, Bila Ibu boleh memilih apakah Ibu berdada indah, atau harus bangun tengah malam untuk menyusuimu, maka ibu memilih menyusuimu. Karena dengan menyusuimu Ibu telah membekali hidupmu dengan tetesan tetesan dan tegukan tegukan yang sangat berharga. Merasakan kehangatan bibir dan badanmu di dada Ibu dalam kantuk Ibu, adalah sebuah rasa luar biasa yang orang lain tidak bisa rasakan.
Anakku, Bila Ibu boleh memilih duduk berlama lama diruang rapat atau duduk di lantai menemanimu menempelkan puzzle denganmu, maka Ibu memilih bermain puzzle denganmu.
Tetapi anakku, hidup memang pilihan, jika dengan pilihan Ibu, engkau merasa sepi dan merana, maka maafkanlah nak..... Maafkan Ibu.... Maafkan Ibu. Percayalah nak, Ibu sedang menyempurnakan puzzle kehidupan kita, agar tidak ada satu kepingpun bagian puzzle kehidupan kita yang hilang.
Percayalah nak, sepi dan rasa kehilanganmu adalah sebagian duka Ibu. Percayalah nak..engkau selalu menjadi belahan jiwa Ibu
-Artikel diatas dikutip dari milis sebelah-
Artikel ini sangat menyentuh hati saya yang paling dalam, dan saya yakin begitu juga dengan anda..... dan saya jadi teringat saat melahirkan anak ke 4 saya, 5 tahun yang lalu. Begini ceritanya, ketika kehamilan saya sudah memasuki masa-masa melahirkan, suatu hari saya merasakan perut saya mulai mulas dan saya pikir inilah saatnya. Langsung saya dengan diantar suami menuju RSAB di Depok, dengan pertimbangan RS ini cukup baik dan sangat dekat dengan rumah, tapi setelah menunggu berjam-jam tetap tidak ada tanda2 akan lahir, maka saya di sarankan untuk pulang kembali. Selama menunggu dirumah saya tetap mengalami perdarahan, tapi belum terlihat lagi tanda-tanda akan melahirkan. Baru seminggu kemudian, dihari yang sama saya masuk lagi ke RSAB tersebut dan ketika seorang perawat melihat keadaan saya, diapun langsung menyodorkan kursi roda ...... mungkin khawatir saya terlanjur lahir waktu berjalan. Tetapi yang ditunggu tidak muncul juga ... !!!???, saya makin gelisah karena sudah sehari semalam saya dirumah sakit itu dan saya mulai meminta dokter untuk operasi Caesar saja mengingat usia saya saat itu sudah usia "genting" (41 th), tapi pihak rumah sakit malah menyuruh saya pulang lagi !!!???, akhirnya ditengah-tengah kebingungan, kami (saya dan suami) memutuskan untuk menuju ke RSAB Harapan Kita, tempat dimana saya melahirkan ketiga anak saya terdahulu. Ternyata begitu sampai di Harapan Kita ini, tidak lama kemudian, anak saya yang ke 4 ini lahir dengan lancar dan normal !!!. Oooaalaahhh, ternyata dia tidak mau dibedakan tempat lahirnya dengan kakak-kakaknya. ..., dia juga ingin dirumah sakit yang sama. ... Alhamdulillah.
"anakku.....mama bersyukur sudah memilih untuk berjuang mengeluarkanmu dari rahim mama dan menunggumu untuk mencari jalan keluarmu sendiri ........ walaupun mama sempat tidak yakin apakah mama sanggup untuk membantumu untuk keluar, ternyata kerjasama kita saat itu..... berhasil dengan lancar...... Alhamdulillah. Mama mengerti kalau kamu ingin sama dengan kakak2mu. Dan mama bersyukur sampai umur 2 tahun kamu masih mama berikan ASI "
salam kasih sayang seorang ibu......
Retno Arifin- milis Money Magnet