Senin, 21 April 2008

Kelekatan Adalah Pelarian Diri


Cobalah sekadar menyadari keterkondisian Anda. Anda hanya dapat mengetahuinya secara tidak langsung, dalam hubungan dengan sesuatu yang lain. Anda tidak dapat menyadari keterkondisian Anda sebagai suatu abstraksi, oleh karena ia lalu menjadi sekadar kata-kata, tanpa banyak arti. Kita hanya bisa menyadari adanya konflik. Konflik muncul apabila tidak terdapat keterpaduan antara tantangan dan respons. Konflik ini adalah akibat dari keterkondisian kita. Keterkondisian adalah kelekatan: kelekatan pada kerja, pada tradisi, pada harta benda, pada orang, pada gagasan, dan sebagainya. Jika tidak terdapat kelekatan, apakah ada keterkondisian? Tentu tidak. Jadi mengapa kita melekat? Saya melekat kepada negaraku oleh karena dengan identifikasi seperti itu saya punya arti. Saya mengidentifikasikan diri saya dengan pekerjaan saya, dan pekerjaan itu menjadi penting. Aku adalah keluargaku, harta bendaku; saya melekat kepadanya. Obyek kelekatan itu memberikan kepada saya cara untuk melarikan diri dari kehampaan diri saya sendiri. Kelekatan adalah pelarian diri, dan pelarian diri itulah yang memperkuat pengkondisian.
[Dari: J. Krishnamurti - The Book of Life]

Penipuan melalui Hipnotis atau di kalangan masyarakat umum dikenal dengan istilah "gendam", dipercaya sebagai teknik Hipnotis dengan menggunakan kekuatan magic & mistik.

Secara teknis, fenomena "gendam" dapat merupakan salah satu atau gabungan dari : Conventional Hypnosis dengan metode Shock Induction, Ericksonian Hypnosis, teknik Esoteric Energy, atau Mind Control (Telepathic, Magnetism).


Berikut ini petunjuk untuk menghindari dan mengatasi kejahatan Hipnotis ataui "gendam".


- Jangan membiarkan pikiran kosong ketika berada di daerah umum. Pikiran kosong dapat mengakibatkan gerbang telepathic terbuka, sehingga pihak lain dapat dengan mudah menyampaikan pesan secara telepathic.


- Waspadalah jika tiba-tiba timbul rasa kantuk yang tidak wajar, ada kemungkinan bahwa seseorang yang bermaksud negatif sedang melakukan "telepathic forcing".

- Bagi mereka yang memiliki kebiasaan "latah", sebaiknya jangan bepergian ke tempat umum tanpa teman. Mereka yang mempunyai kebiasaan "latah" cenderung memiliki gerbang bawah sadar yang mudah dibuka paksa dengan bantuan kejutan (Shock Induction). Hal yang sama juga berlaku bagi mereka yang mudah terkejut.


- Jangan mudah panik jika tiba-tiba ada beberapa orang yang tidak dikenal mengerumuni anda untuk suatu alasan yang tidak jelas. Sekali jangan mudah panik ! Karena rasa panik akan mempermudah terbukanya gerbang bawah sadar anda !


- Jangan mudah panik jika tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahu anda ! Usahakan agar pikiran dan panca indera anda tetap aktif ke seluruh lingkungan ! Jangan terfokus pada ucapan-ucapan orang yang menepuk anda ! Segera berpindahlah ke daerah yang lebih ramai !


- Jika secara tiba-tiba, tanpa alasan yang jelas, dada anda terasa sesak, dan diikuti dengan perut agak mual, dan kepala sedikit pusing, waspadalah karena mungkin ada seseorang tengah mengerahkan energi gendam ! Segera lakukan "grounding", yaitu meniatkan membuang seluruh energi negatif ke bumi (cukup visualisasi).


- Jika terjadi hal-hal yang mencurigakan, segera sibukkan pikiran anda, agar tetap berada di frekwensi yang mengakibatkan efek Hipnotis tidak dapat bekerja ! Antara lain dengan : berdoa dalam hati, menyanyi dalam hati, atau memikirkan hal-hal yang berat !


- Jika ternyata anda mulai merasa memasuki suatu "kesadaran berbeda" dari biasanya, mungkin anda sudah mulai terpengaruh oleh Hipnotis. Jika anda merasakan hal ini, maka segera niatkan dalam hati : "Dalam 3 hitungan, saya akan kembali sadar dan normal sepenuhnya ....", kemudian segera hitung dalam hati : "Satu ..., dua, ... tiga".


- Akhirnya, tanamkan terus menerus di dalam diri anda, bahwa Hipnotis & Gendam tidak akan bekerja bagi mereka yang menolaknya !
Catatan : Tips ini disampaikan oleh Yan Nurindra, seorang pakar Hypnosis yang sangat menguasai metode Western Hypnosis maupun Traditional Hypnosis.

Jumat, 18 April 2008

MUKJIZAT PERHATIAN

Kita bertanya apakah batin dapat diam secara mutlak, oleh karena apa yang diam memiliki energi besar. Itu adalah jumlah seluruh energi. Dapatkah batin--yang selalu berceloteh, selalu bergerak, yang adalah pikiran yang selalu menengok ke belakang, mengingat, mengumpulkan pengetahuan, terus-menerus berubah--dapatkah batin diam sepenuhnya? Pernahkah Anda mencoba menemukan apakah pikiran dapat diam? Bagaimana Anda akan menemukan bagaimana caranya menghasilkan diamnya pikiran ini? Begini, pikiran adalah waktu dan waktu adalah gerak, waktu adalah pengukuran. Dalam kehidupan sehari-hari, Anda mengukur, Anda membandingkan, secara fisik maupun secara psikologis. Itulah pengukuran; pembandingan berarti pengukuran. Dapatkah Anda hidup tanpa pembandingan dalam kehidupan sehari-hari? Dapatkah Anda sama sekali berhenti membandingkan, bukan di dalam meditasi, melainkan dalam kehidupan sehari-hari? Anda memang membandingkan ketika Anda memilih antara dua bahan pakaian, kain ini atau kain itu; ketika Anda membandingkan dua mobil, ketika Anda membandingkan bagian-bagian pengetahuan, tetapi secara psikologis, di-dalam, kita membandingkan diri kita dengan orang lain. Bila pembandingan itu berakhir, sebagaimana mestinya, maka dapatkah kita berdiri sendiri sepenuhnya? Itulah yang tersirat ketika tidak ada pembandingan--yang bukan berarti Anda hidup seperti tumbuhan. Jadi, dalam kehidupan sehari-hari, dapatkah Anda hidup tanpa pembandingan? Lakukanlah sekali saja, dan Anda akan menemukan apa yang tersirat di situ. Maka Anda akan membuang suatu beban yang amat berat; dan bila Anda membuang suatu beban yang tidak perlu, Anda memiliki energi.

Pernahkah Anda memberikan perhatian kepada sesuatu secara menyeluruh? Apakah Anda memberikan perhatian kepada yang dikatakan pembicara? Ataukah Anda menyimak dengan batin yang membandingkan, yang telah memiliki suatu pengetahuan tertentu, dan membandingkan apa yang dikatakan dengan apa yang telah Anda ketahui? Apakah Anda menafsirkan apa yang dikatakan menurut pengetahuan Anda sendiri, kecenderungan Anda sendiri, prasangka Anda sendiri? Itu bukanlah perhatian, bukan? Jika Anda memberikan perhatian sepenuhnya, dengan tubuh Anda, dengan syaraf Anda, dengan mata Anda, dengan telinga Anda, dengan batin Anda, dengan seluruh keberadaan Anda, di situ tidak ada pusat yang dari situ Anda memperhatikan, yang ada hanyalah perhatian. Perhatian itu adalah diam yang sempurna.

Harap simak ini. Sayang, tidak ada orang akan mengatakan kepada Anda semua ini; jadi berikan perhatian kepada apa yang dikatakan ini, sehingga tindakan menyimak itu sendiri adalah mukjizat perhatian. Di dalam perhatian itu tidak ada perbatasan, tidak ada tapal batas, dan oleh karena itu tidak ada arah. Yang ada hanyalah perhatian, dan bila ada perhatian itu, maka tidak ada aku dan engkau, tidak ada dualitas, tidak ada si pengamat dan apa yang diamati. Dan ini tidak mungkin terjadi bila batin bergerak ke suatu arah tertentu.

Kita dididik dan terkondisi untuk bergerak menurut arah, dari sini ke sana. Kita punya ide, kepercayaan, konsep, rumusan bahwa ada suatu realitas, bahwa ada kebahagiaan, bahwa ada sesuatu di luar pikiran, dan kita menetapkannya sebagai tujuan, sebagai ideal, sebagai arah, dan berjalan menuju arah itu. Ketika Anda berjalan ke arah tertentu, di situ tidak ada ruang. Ketika Anda berkonsentrasi dan berjalan atau berpikir dalam arah tertentu, Anda tidak mempunyai ruang dalam batin. Anda tidak memiliki ruang bila batin Anda dipenuhi berbagai kelekatan, dipenuhi berbagai ketakutan, dipenuhi pengejaran kenikmatan, dipenuhi keinginan akan kekuasaan, kedudukan. Maka batin pun penuh sesak; ia tidak memiliki ruang. Ruang itu perlu, dan bila ada perhatian, tidak ada arah, yang ada justru ruang.


Ceramah Umum di San Francisco, 25 Maret 1975.
[Dari: J. Krishnamurti - This Light in Oneself - True Meditation]

KESADARAN BARU

Diperlukan suatu kesadaran baru dan suatu moralitas yang sama sekali baru untuk mendatangkan perubahan yang radikal pada budaya dan struktur sosial yang ada sekarang. Ini jelas; tetapi golongan Kiri dan Kanan dan kaum revolusioner tampaknya mengabaikan hal ini. Setiap dogma, setiap rumusan, setiap ideologi adalah bagian dari kesadaran lama; semua itu adalah bentukan pikiran, yang kegiatannya adalah pemecahbelahan--golongan Kiri, golongan Kanan, golongan Tengah. Kegiatan ini mau tidak mau akan menghasilkan pertumpahan darah dari golongan Kanan, atau dari golongan Kiri, atau menuju totalitarianisme. Inilah yang terjadi di sekeliling kita. Kita melihat perlunya perubahan sosial, ekonomi dan moral, tetapi tanggapannya berasal dari kesadaran lama, yang pelaku utamanya adalah pikiran. Kekacauan, kebingungan dan kesengsaraan--yang ke dalamnya umat manusia telah terperosok--berada dalam lingkup kesadaran lama; dan tanpa mengubahnya secara mendalam, setiap kegiatan manusia--politis, ekonomis atau religius--hanya akan membawa kita kepada penghancuran satu sama lain dan penghancuran dunia. Ini jelas sekali bagi orang yang waras.

Kita harus menjadi cahaya bagi diri kita sendiri; cahaya inilah hukum. Tidak ada hukum lain. Semua hukum lain dibuat oleh pikiran, dan dengan demikian bersifat terpecah-belah dan saling bertentangan. Menjadi cahaya bagi diri sendiri berarti tidak mengikuti cahaya orang lain, betapa pun masuk akal, logis, historis, dan betapa pun meyakinkannya. Anda tidak bisa menjadi cahaya bagi diri Anda jika Anda berada di bawah kegelapan bayang-bayang otoritas, dogma, kesimpulan. Moralitas tidak dibentuk oleh pikiran; itu bukan hasil tekanan lingkungan, itu bukan berasal dari hari kemarin, dari tradisi. Moralitas adalah anak dari cinta, dan cinta bukanlah keinginan dan kenikmatan. Menikmati seks atau indra bukanlah cinta.

Kebebasan adalah menjadi cahaya bagi diri sendiri; maka ia bukanlah suatu abstraksi, sesuatu yang direkayasa oleh pikiran. Kebebasan aktual adalah kebebasan dari ketergantungan, kelekatan, dari kehausan untuk memperoleh pengalaman. Kebebasan dari struktur pikiran itu sendiri berarti menjadi cahaya bagi diri sendiri. Di dalam cahaya ini seluruh tindakan berlangsung, dan dengan demikian tidak pernah saling bertentangan. Pertentangan hanya ada apabila cahaya itu terpisah dari tindakan, ketika si pelaku terpisah dari tindakannya. Ideal & prinsip adalah gerak pikiran yang mandul, dan itu tidak bisa berada bersama cahaya ini; yang satu mengingkari yang lain. Di mana ada si pengamat, maka cahaya ini, cinta ini, tidak ada. Struktur si pengamat dibentuk oleh pikiran, yang tidak pernah baru, tidak pernah bebas. Tidak ada "bagaimana", tidak ada sistem, tidak ada latihan. Yang ada hanyalah melihat, yang adalah bertindak. Anda harus melihat, bukan melalui mata orang lain. Cahaya ini, hukum ini, bukanlah milik Anda atau milik orang lain. Yang ada hanyalah cahaya. Inilah cinta.
Kishnamurti's Journal, 24 September 1973.

[Dari: J. Krishnamurti - This Light in Oneself - True Meditation]

Selasa, 15 April 2008

Menyimak Tanpa Pikiran


Saya tidak tahu apakah Anda pernah menyimak seekor burung. Menyimak sesuatu menuntut bahwa batin Anda harus hening--bukan keheningan mistikal(*), melainkan sekadar hening. Saya mengatakan sesuatu kepada Anda, dan untuk menyimak saya, Anda harus hening, bukan membiarkan segala macam gagasan bergumam di dalam batin Anda. Ketika Anda memandang sekuntum bunga, Anda memandangnya, bukan memberinya nama, bukan menggolongkannya, bukan berkata bunga itu termasuk spesies anu--kalau Anda lakukan itu, Anda tidak lagi memandangnya. Dengan demikian saya berkata, menyimak adalah salah satu hal yang paling sulit dilakukan--menyimak seorang komunis, menyimak seorang sosialis, menyimak anggota parlemen, menyimak sang kapitalis, menyimak siapa pun, menyimak istri Anda, menyimak anak-anak Anda, menyimak tetangga Anda, menyimak kondektur bus, menyimak seekor burung--sekadar menyimak. Hanya apabila Anda menyimak tanpa gagasan, tanpa pikiran, maka Anda berhubungan secara langsung (directly in contact); dan dengan berhubungan langsung, Anda akan memahami apakah yang dikatakannya itu benar atau salah; Anda tidak perlu berdiskusi.
[Dari: J. Krishnamurti - The Book of Life]

Senin, 14 April 2008

Kualitas Keinginan


... Apa yang terjadi jika Anda tidak menyalahkan keinginan, tidak menghakiminya sebagai baik atau buruk, melainkan sekadar menyadarinya? Saya ingin tahu, apakah Anda tahu apa artinya menyadari sesuatu? Kebanyakan dari kita tidak sadar oleh karena kita begitu terbiasa menyalahkan, menghakimi, menilai, menghubungkan-diri (identifying), memilih. Pemilihan jelas menghalangi keadaan-sadar (awareness), oleh karena pemilihan selalu dibuat sebagai akibat dari konflik. Berada dalam keadaan-sadar (To be aware) ketika memasuki suatu ruangan, melihat semua perabot, adanya atau tidak adanya permadani, dan sebagainya—sekadar melihatnya, menyadari semuanya tanpa sedikit pun menghakimi—adalah sangat sukar. Pernahkah Anda mencoba memandang seseorang, sekuntum bunga, suatu gagasan, suatu emosi, tanpa pemilihan apa-apa, tanpa penghakiman apa-apa?

Dan jika kita melakukan hal yang sama terhadap keinginan, jika kita hidup bersamanya—bukan mengingkarinya atau berkata, ”Apa yang harus saya lakukan dengan keinginan ini? Itu begitu buruk, begitu merajalela, begitu penuh kekerasan,” tanpa memberinya suatu nama, suatu simbol, tidak menutupinya dengan sebuah kata—maka, apakah keinginan itu masih menjadi sebab kekacauan? Apakah lalu keinginan itu sesuatu yang perlu disingkirkan, dimusnahkan? Kita ingin memusnahkannya karena satu keinginan mengoyak keinginan lain, menciptakan konflik, kesengsaraan, dan kontradiksi; dan kita dapat melihat betapa kita mencoba melepaskan diri dari konflik yang abadi ini. Jadi dapatkah kita menyadari keseluruhan keinginan? Yang saya maksud dengan keseluruhan adalah bukan hanya satu keinginan atau banyak keinginan, melainkan seluruh hakikat keinginan itu sendiri.
[Dari: J. Krishnamurti - The Book of Life]

Menyimak dengan Nyaman

Pernahkah Anda duduk dengan sangat diam, bukan memusatkan perhatian pada sesuatu, bukan berupaya untuk berkonsentrasi, melainkan dengan batin sangat hening, sungguh-sungguh diam? Maka Anda akan mendengar segala sesuatu, bukan? Anda mendengar suara-suara yang jauh maupun yang lebih dekat, suara-suara yang amat dekat, yang muncul di dekat Anda­yang sesungguhnya berarti Anda tengah menyimak terhadap segala sesuatu. Batin Anda tidak terkungkung pada satu alur sempit. Jika Anda dapat menyimak dengan cara ini, menyimak dengan nyaman, tanpa tegang, Anda akan mendapati suatu perubahan luar biasa terjadi dalam diri Anda, perubahan yang terjadi tanpa Anda kehendaki, tanpa Anda minta; dan dalam perubahan itu terdapat keindahan luhur dan kedalaman pencerahan.

[Dari: J. Krishnamurti - The Book of Life]

Kamis, 10 April 2008

By : Rizal Goesasi

Mungkin anda yang membaca tulisan diatas bilang....….ah memang gampang kok siapa bilang susah. He..he..he.. kalo memang demikian saya ucapkan alhamdulillah, anda telah mencapai taraf kesadaran yang cukup tinggi karena untuk mengendalikan emosi (emosi yang saya maksud disini adalah emosi yang negatif spt : marah, minder, kecewa, dll) adalah tidak mudah bahkan mustahil untuk sebagian orang.

Sebetulnya gak susah kok mengendalikan emosi tersebut, yang kita perlukan hanya kesadaran, ya kesadaran diri kita nah gampang kan. Kita hanya perlu sadar setiap saat (real time). Dengan kesadaran tiap saat itu kita bisa selalu mengamati diri kita, baik diri lahiriah kita (dengan keadaan sekelilingnya) maupun diri batiniah kita. Yang saya maksud mengamati disini adalah pengamatan pasif artinya tanpa embel-embel pendapat, maupun reaksi yang merupakan buah dari pikiran (kita mengamati keadaan apa adanya sesuai keadaan sesungguhnya tanpa embel-embel tambahan dari pikiran.........ngerti kan maksudnya)

Contohnya saat kita menunggu kendaraan umum, kita amati keadaan sekeliling kita, betapa hiruk pikuknya keadaan, ramai, panas karena berdesakan, orang2 yang menggerutu dsb kita rasakan semuanya. Selain itu kita amati juga keadaan batin kita, kalo terasa kesal atau marah dll biarkan saja perasaan itu muncul. Setelah muncul jangan lupa langsung kita amati dan dinikmati….….biasanya setelah beberapa saat perasaan itu akan hilang dengan sendirinya.

Hal ini sudah saya coba praktekkan dalam perjalanan pulang dari kantor ke rumah. Kantor saya yg berlokasi di Gunung Sahari sementara rumah cukup jauh di Cileungsi gak jauh dari Cibubur, biasanya tempuh dalam 2 jam. Perjalanan pulang dari kantor, saya naik kereta yang berdesakan, panas dan banyak sekali emosi negatif yang berkembang. Tiap merasa panas…saya rasakan saya nikmati….oh ini yang namanya panas…ketika kesal karena kereta berhenti lama..…saya nikmati dan saya amati keadaan batin saya itu. Ehhhh alhamdulillah semakin sering saya memperhatikan diri saya maka semakin saya tidak merasakan emosi negatif itu berkembang dan akhirnya saya sangat menikmati perjalanan itu.

Pada akhirnya benar juga yang dikatakan orang bijak bahwa semua emosi itu adalah buah dari pikiran. Semakin kita mengikuti kemana pikiran kita pergi maka semakin mudah emosi kita dipermainkan.

Ah kalo tau caranya begini mudah untuk mengendalikan emosi kita kenapa gak dimulai dari sekarang sehingga akhirnya kita bisa berkata…….ah ternyata memang gampang mengendalikan emosi.

Rabu, 09 April 2008

Madman kehilangan HP

By Andi Cahya Wijaya

:-D good day!!

hmm.. hari ini hari yang sangat spesial!!! hehehehe...
setelah tujuh tahun, akhirnya merasakan juga rasa nya Hilang HP

hehehe.. tadi barusan baru ilang HP.. waktu ke BEC, meleng 5 menit.. HP di tas
punggung saya di ambil sama orang!
-itu hp saya satu-satunya, hilang tepat di saat krisis uang..
jadi sekarang ga punya hp deh.. heuehueheuehu...
--------------------------------------------------------
-tapi hari ini sangat spesial.. dapat pengalaman berharga dari kejadian itu.
waktu sadar bahwa HP ilang.. saya jadi kaya orang yang agak linglung..
-setiap moment saya amati dengan seksama.. setiap pikiran yang muncul.. setiap
rasa yang ada di dada.. semuanya saya amati..
-kejadian ini belum tentu terjadi setaun sekali, jadi setiap momentnya sangat berharga!
hmm.. pertama-tama, saya merasa bingung.. pikiran terus dan terus bertanya
mengapa? bagaimana? dll...
-timbul rasa kesal.. emosi.. heueheuehu.... entah mengapa, tapi saya biarkan..
dan hanya bertahan sebentar.. lalu kembali lagi di dominasi pikiran..
-setelah beberapa saat.. terjadi hal yang "aneh"

hehehe.. tiba-tiba seperti ada yang lepas dari tubuh ini.. seperti rasa
PLONG.., saya menjadi sangat aware.. pikiran, berhenti.. dan badan saya, pikiran
saya.. sepertinya bekerja sendiri.. saya hanya mengamati.. tapi "pengamatan" ini
menjadi sangat dalam.. mungkin kata-kata yang tepat menggambarkan keadaan ini
adalah kata "hening"..
-pikiran masih ada.. hanya saja jeda antara satu pikiran dengan yang lainnya
menjadi lama.. hanya ingin diam.. dan mengamati..
-dalam keadaan ini, tubuh menjadi sangaaat rileks.. mirip sama lemas.. tapi ini
bukan lemas.. ini rileks.. tenaga masih ada, hanya saja badan menjadi rileks..
-Good, sampai sekarang pun.. tubuh ini masih tenang.. masih rileks.. walau
pikiran udah mulai kemana-mana lagih

hehehehe...
----------------------------------------
-saya tidak berniat, menjadi orang baik yang pemaaf.. saat itu, kalau saya
merasa kesal.. saya biarkan.. saya amati.. kalau saya mo dendam pun akan saya
amati juga..
-tapi, menjadi pengamat itu otomatis memisahkan diri kita dengan PERAN yang
sedang kita jalani (peran sbg korban

-tidak ada pe-maaf-an karena dari awal saya tidak menyalahkan.. tidak ada
dendam.. tidak ada marah.. karena waktu kejadian tadi.. saya seperti menyaksikan
orang lain yang sedang menjadi korban..
----------------------------------------
-sekarang, pikiran saya sering mengingatkan "duh HP gw ilang".. hehehe.. itupun
saya biarkan juga..
-betul, dengan hilangnya HP, artinya saya akan mengalami kesulitan di ESOK
hari.. tapi saya hidup saat ini, sekarang..
-kesulitan esok hari, bila ada pun pasti dijalani.. mengapa harus sibuk dengan
menderita sekarang?
-Hp yang hilang, itu adalah kejadian tadi sore.. masa lalu yang telah terjadi..
-saat ini, badan saya rileks.. pikiran pun lumayan tenang.. itulah yang saya
nikmati

-----------------------------------------
-yang menarik.. pikiran ini berusaha mencari sebab dari hilangnya HP.. seperti
"mungkin karena karma buruk", "karena kesadaran ku yang kurang", "karena
keteledoran ku", "karena HARI NAAS"... dll dll dll
-heuheueheu... saya jadi ingin ketawa sendiri melihat kelakuan dari pikiran
ini.. menjadi begitu kreatif mencari sebab.. yang sebetulnya tidak penting..
selidik punya selidik.. ternyata pikiran berusaha mencari alasan.. agar kejadian
tadi menjadi "masuk akal".. dan saya tidak salah..
-ternyata pikiran ini berusaha membela diri.. ternyata pikiran selalu takut
disalah kan.. atau melakukan kesalahan..
-begitu hal ini disadari.. begitu sadar.. bahwa tidak ada yang perlu disalahkan
atas kejadian ini.. kalaupun benar salah pun tidak apa-apa.. hmm.. seketika itu
juga pikiran ini berhenti mencari alasan..
-hehehe.. pikiran ini seperti anak kecil kelakuannya.. mungkin menjadi sperti
ini karena dari kecil di didik untuk tidak melakukan kesalahan..
-----------------------------------------
-kejadian hari ini, tidak saya pandang sebagai kejadian yang baik atau positif..
tapi tidak juga saya nilai sebagai kesialan atau negatif..
-saya memandang kejadian hari ini sebagai kejadian, hanya kejadian.. kebetulan
saya sangat menikmatinya!
-inilah hidup!!
ah.. semoga pengalaman saya bermanfaat bagi teman-teman!

dasar.. pencuri jaman sekarang nakal-nakal


madman.

Dari: www.kaskus.us -> Forum: Supranatural -> Subforum: Spiritual -> Thread:
Life-tuality

Selasa, 08 April 2008

Law Of Attraction dan NLP

Written by ronnyfr


Halo Pembaca,

Apapun sebabnya, Anda bukan tanpa sebab sehingga bisa menjumpai tulisan ini. Saya percaya ada suatu kekuatan tarik menarik yang membuat Anda masuk ke sini. Orang barat menyebutnya sebagai Law Of Attraction, kita orang timur dan mungkin juga orang lain akan menyebutnya dengan istilah lain mengenai hal ini…

Apakah LoA Itu?
Jika Anda pernah membaca bukunya Michael Losier “The Law Of Attraction“, maka akan melihat bagaimana Michael Losier membahas LoA menggunakan ilmu NLP (Neuro Linguistic Programming). Ilmu NLP ini dikenal sebagai demistifying tools, yakni alat (perangkat berpikir) yang me-non-mistis-kan sesuatu yang sebelumnya dianggap mistis menjadi gejala sehari-hari biasa. Jika Anda ingin tahu apa itu NLP silahkan baca artikel “Apakah NLP” di bagian akhir blog ini.

Sebagai gambaran yang lebih jelas, silahkan jawab pertanyaan ini :

  • Pernahkah Anda mengalami suatu kondisi dimana Anda baru melamunkan suatu makanan yang enak, tiba-tiba ada yang mengantarkan (mentraktir, memberi) Anda makanan yang Anda harapkan itu?
  • Pernahkah Anda mengalami suatu kondisi dimana Anda baru saja membayangkan wajah seorang sahabat sambil mengenangkan manisnya hubungan Anda, dan tiba-tiba sahabat Anda itu menelepon Anda, atau justru tiba-tiba muncul di depan Anda?
  • Pernahkah Anda mengalami suatu kondisi di mana Anda suatu saat pernah berkhayal / berimajinasi / bervisualisasi tentang suatu pergi berkunjung ke luar negeri yang anda inginkan. Tiba-tiba suatu saat Anda mendapatkan bonus liburan dari seseorang / suatu organisasi (kantor Anda, hadiah bank, lucky draw, pemerintah, dll) padahal Anda tidak pernah meminta hal itu pada mereka.
  • Pernahkah Anda mengalami suatu kehilangan benda tertentu, namun Anda meyakini bahwa benda itu tidak benar-benar hilang. Kemudian saat Anda rileks, membayangkan benda itu sambil mengingat gunanya dan merasa bahwa benda itu sangat bermanfaat, kemudian tiba-tiba Anda seperti “didorong” pergi ke suatu tempat tertentu, dan “gubrak”, Anda menjumpai benda itu disitu? Padahal rasanya Anda sudah kesitu sebelumnya, dan bahkan Anda tidak ada dugaan bahwa benda itu disitu.
  • Pernahkah Anda sedang tertarik dan berminat sekali mengenai suatu topik, kemudian saat berjalan di toko buku/perpustakaan tiba-tiba seperti terdorong melangkah ke rak tertentu, dan tiba-tiba ada suatu sampul buku yang seolah meloncat-loncat dan mengundang Anda untuk dibaca. Dan bum…! Buku itu berisi topik yang sedang Anda cari-cari.
  • Pernahkan Anda merasa selalu beruntung karena setiap menginginkan suatu proyek/bisnis, selalu saja ada proyek yang datang, padahal Anda tidak pernah dengan sengaja mengejarnya atau memintanya.
  • Pernahkah Anda sedang menginginkan melakukan sesuatu, (misal ingin menuliskan buku), tiba-tiba ada orang yang mengenalkan Anda ke penerbit, bertemu di suatu acara dan berkenalan dengan seorang editor atau orang yang mengajak menulis bersama, dan ada seorang sekretaris yang menawarkan diri bekerja untuk Anda dalam membantu menuliskan buku itu. Semua terjadi seolah kebetulan dan Anda tidak dengan sengaja mengejarnya dan seterusnya.
  • Pernahkah Anda mengalami rasa yakin yang luar biasa akan mendapatkan tempat parkir di suatu tempat tertentu pada saat tertentu di mall atau di kantor Anda. Dan kemudian betul, saat Anda tiba di tempat itu, Anda mendapatkan tempat parkir di lokasi persisi yang Anda inginkan sebelumnya.
  • Pernahkah Anda ingin sekali berbicara di suatu forum / acara, kemudian Anda membicarakan dengan istri Anda mengenai keinginan itu dan sempat membayangkan beberapa kali. Tiba-tiba saat Anda hadir di acara itu, seseorang yang belum pernah Anda kenal sebelumnya memanggil Anda ke depan dan meminta Anda berbicara mengenai topik yang Anda maksudkan itu?
  • Pernahkah Anda menginginkan menikah umur tertentu misal umur 30 tahun, dengan seorang jodoh yang memiliki karakteristik fisik tertentu, misal berkulit putih dan tidak gendut (maaf, bukan bermaksud SARA). Beberapa kali setelah dewasa, bahkan Anda sudah melupakan hal itu, kemudian anehnya semua usaha pernikahan sebelum umur itu dan dengan orang yang berkarakteristik berbeda menjadi gagal. Lucunya pas umur 30 tahun Anda menikah dengan orang yang berkarakteristik seperti itu.
  • Pernahkah Anda menginginkan suatu barang sedemikian pingin-nya, bukan untuk Anda sendiri, namun untuk anak bayi Anda. Dan pada saat Anda setelah melahirkan, pulang kerumah, ternyata barang-barang itu sudah ada di rumah Anda. Beberapa diberi orang dan beberapa dipinjamin orang, persis seperti yang Anda inginkan.
  • Pernahkah Anda pada suatu ketika tiba-tiba tanpa alasan yang jelas ingin sekali pergi ke suatu tempat tertentu, bahkan Anda sebelumnya tidak pernah secara khusus berada di tempat itu. Dan saat Anda ikuti keinginan itu, ternyata di situ Anda menjumpai suatu kejadian yang Anda memang ingin buktikan bahwa hal itu memang terjadi. Misal Anda menemukan bahwa ada seseorang sedang mencurangi di belakang Anda.
  • Pernahkah Anda menuliskan 100 impian / harapan secara tertulis. Bahkan Anda tidak tahu bagaimana itu akan terwujud, Anda cuma yakin saja bakal terjadi, Anda cuma berkhayal saja betapa indahnya jika kesampaian. Dan beberapa tahun kemudian, saat Anda meninjau kembali ternyata beberapa impian itu sudah terjadi, dan beberapa terus menerus menyusul terjadi.
  • Pernahkah Anda sedang menulis SMS ingin mengundurkan suatu jadual pertemuan dengan seseorang, namun tepat sebelum SMS itu Anda kirimkan tiba-tiba orang itu mengirim SMS atau menelepon Anda meminta jadualnya diundur seperti keinginan Anda?
  • Atau sebaliknya, Anda sedang menelepon orang, atau sedang memberi sesuatu kepada seseorang, atau mendatangi rumah/kantor seseorang, dan lain-lain. Tiba-tiba orang itu mengatakan… “Ya ampun, aduh… saya baru saja membathin / membayangkan hal itu…, kok bisa ya….?”

Nah, kejadian seperti di atas terjadi karena apa? Jika kita perhatikan, bahkan seringkali hal itu terjadi dengan cara kita TIDAK DENGAN SENGAJA MENARIKNYA, atau dengan kata lain bahkan kita tidak MEMINTANYA pada siapapun. Kita hanya berharap itu terjadi ‘entah dengan cara apa’ dan ‘entah bagaimana itu bisa termanifestasi’.

Lha kalau kita TIDAK dengan sengaja meminta KEPADA SIAPAPUN, kenapa bisa terjadi? Inilah yang menarik, inilah yang terus menerus menjadi pertanyaan semua orang. Ada yang menyebutnya kebetulan, keberuntungan, hoki dan sebagainya. Namun hati kecil kita tergelitik, kenapa ini terus terjadi dan terjadi pada begitu banyak orang?

Dari abad ke abad begitu banyak upaya memecahkan misteri ini. Dengan suatu harapan bagaimana jadinya AGAR SAYA BISA MELAKUKANNYA DENGAN SENGAJA DAN BERULANG-ULANG.

Michael Losier mengatakan, “Apapun yang Anda berikan perHATIan, Energi dan Fokus akan membuat itu masuk ke gelembung Vibrasi Anda. Dan akan direspon oleh semesta kembali kepada Anda dalam jumlah yang luar biasa”. Itulah definisi Michael Losier mengenai LoA.

Berbagai ikhtiar manusia
Ikhtiar atau usaha manusia dalam mendapatkan keinginannya bisa dilihat dari dua dimensi. Usaha fisik dan usaha mental (spiritual). Usaha fisik untuk mendapatkan uang kita lakukan dengan bekerja keras dan sebagainya. Usaha mental kita lakukan dengan selalu berdoa, melatih sikap mental positif dalam bekerja dan sebagainya.

Dalam skala yang lebih tidak kasat mata, saya sendiri sewaktu kecil menjumpai orang berikhtiar secara mental/spiritual dalam beragam wujud do’a saat saya sekolah dan belajar mengaji. Saat remaja saya menemui beberapa rekan saya melakukan hal ini dengan mencobanya melalui cara mistik, menggunakan keris dan ajimat ini itu. Cukup beruntung saya tidak mendalaminya, karena merasa tidak berbakat dalam ‘mistik’ ini.

Saat saya cukup dewasa saya bertemu lagi dengan bentuk yang berbeda, yakni dengan cara membuat bola energi (reiki, prana, dll) lantas keinginan kita dimasukkan ke dalamnya dan dilempar ke udara terus dilupakan. Saya juga sempat menjumpai teknik lain yakni dengan cara menurunkan gelombang otak ke kondisi Theta, dimana vibrasi kita pada kondisi optimum, dan lakukan visualisasi dan lainnya di gelombang pikiran itu.

Semua cara itu memiliki klaim sukses dan penjelasannya sendiri-sendiri.
Lantas di Tahun 2006 dunia dihebohkan dengan film The Secret. Film The Secret menyadarkan orang akan suatu istilah yang disebut sebagai Law Of Attraction ini, karena disebut sebut bahwa “What is the Secret? The Secret is The Law of Attraction” Sejak itu istilah LoA seolah menempel pada Film The Secret.

Bagi saya istilah LoA hanyalah suatu sebutan saja untuk mempermudah melukiskan (metafora) peristiwa di atas. Boleh saja diberi nama yang lain, istilah yang lain, bahasa yang lain. Terserah kita saja.

Nah, begitu istilah LoA ini bergulir, langsung saja ada banyak orang yang kemudian mengubah mengaitkan nama/merek dari berbagai ilmu mereka dan mengemasnya dalam merek yang sedang ngetop ini “LoA”.

Semua berusaha membuat dan mengklaim bagaimana agar fenomena LoA ini bisa direplikasi. Berbagai macam cara orang untuk menjelaskan dan mengupayakan hal ini.

  • Ada yang berusaha melihat ini dari fenomena mistis. Menggunakan berbagai pendekatan antara lain dari yang menggunakan semacam mantra, herbs, simbol-simbol, mengundang arwah dan sebagainya.
  • Ada yang mendekati secara spiritual (tanpa membawa agama apapun), seperti ajaran Abraham dari Jerry dan Esther Hicks dan seterusnya.
  • Ada yang mendekati dari ajaran agama tertentu, hampir semua agama memilikinya.
  • Ada yang mendekati dengan penggunaan energi seperti reiki, EFT dan sebagainya.

Saya menghargai setiap usaha dari mereka yang mendekati fenomena ini dari sudut pandang manapun. Setiap dari mereka punya hak atas pandangannya, atas kepercayaannya, atas keyakinannya. Dalam menghargai perbedaan saya terutama berusaha dengan tidak menyalahkan pendapat yang berbeda dengan yang saya yakini.

Loa dan NLP
Apakah LoA berhubungan dengan NLP, bisa ya dan bisa tidak. LoA bisa berjalan sendiri tanpa kita mengetahui NLP kok. Lha terus apa hubungan LoA dengan NLP?

NLP adalah ilmu modelling, alias ilmu meniru. Meniru apapun yang dianggap ekselen, apakah berasal dari perilaku dan pengalaman kita atau orang lain. Dengan mempelajari NLP, kita belajar untuk mereplikasi suatu keunggulan supaya selalu bisa direproduksi ulang.

Jadi dengan belajar NLP, dan diarahkan ke LoA, tujuannya adlah supaya kita bisa mengetahui bagaimana peristiwa-peristiwa kebetulan ini bisa terus terjadi dan kita replikasi dengan sengaja dalam kehidupan kita.
Kita mendayagunakan suatu mekanisme di semesta ini yang sementara ini disebut sebagai Law Of Attraction, dengan cara menyelaraskan diri dengan cara kerja LoA itu.

Misalkan:

Dalam hampir semua metode LoA selalu dikatakan bahwa kita perlu memiliki RASA percaya yang kuat, feel good, happy, bersyukur dan berkelimpahan. Lantas banyak pertanyaan kepada saya, bagaimana caranya kita memiliki, melatih, mengemgangkan perasaan-perasaan itu?

Banyak yang belajar mengenai RASA ini mendekati secara keliru. Mereka mengira sudah merasa berkelimpahan, padahal mereka cuman berpikir berkelimpahan. Mereka mengira sudah merasa bersyukur, padahal mereka cuman berpikir bersyukur.

Berpikir tidak sama dengan merasa. Berpikir hanya berada di level kognitif dan alam sadar. Merasa melibatkan emosi dan bawah sadar dimana level vibrasinya amat tinggi.

Nah NLP secara cantik menawarkan berbagai metode untuk mengakses, melatih, menguatkan dan mengalami perasaan ini. Bahkanmemperkuatnya sehinga vibrasinya menjadi lebih tinggi lagi.

Penutup

Bagi saya, LoA saya pahami secara sederhana sekali. Bahwa semua hal bisa terjadi dalam koridor dan atas Ijin Alloh STW / Tuhan YME. Beliau memiliki hak prerogatif untuk mencancel suatu proses yang kita sebut LoA itu atau membiarkannya berjalan terus.

Namun bagi saya, alangkahnya kurang bijaksananya kita apabila kita sendiri yang mencancel proses LoA itu. Meragukan bahwa mekanisme yang (sementara ini) kita sebut LoA, akan mencancel mekanisme itu sendiri. Lebih baik kita percaya bahwa LoA itu memang ada, inilah yang disebut dengan The Art Of Allowing . Semoga saya bisa menuliskannya dalam artikel berikutnya.

http://ronnyfr.com/


Menjelang hari H, Nania masih saja sulit mengungkapkan alasan
kenapa dia mau menikah dengan lelaki itu.
Baru setelah menengok ke belakang, hari-hari yang dilalui,
gadis cantik itu sadar, keheranan yang terjadi bukan semata miliknya,
melainkan menjadi milik banyak orang; Papa dan Mama, kakak-kakak, tetangga,
dan teman-teman Nania. Mereka ternyata sama herannya.

Kenapa? Tanya mereka di hari Nania mengantarkan surat undangan.

Saat itu teman-teman baik Nania sedang duduk di kantin menikmati hari-hari
sidang yang baru saja berlalu. Suasana sore di kampus sepi.
Berpasang-pasang mata tertuju pada gadis itu.

Tiba-tiba saja pipi Nania bersemu merah,
lalu matanya berpijar bagaikan lampu neon limabelas watt.
Hatinya sibuk merangkai kata-kata yg barangkali beterbangan di otak melebihi
kapasitas. Mulut Nania terbuka. Semua menunggu. Tapi tak ada apapun yang keluar dari
sana.
Ia hanya menarik nafas, mencoba bicara dan? menyadari, dia tak punya
kata-kata!

Dulu gadis berwajah indo itu mengira punya banyak jawaban, alasan detil dan
spesifik, kenapa bersedia menikah dengan laki-laki itu.
Tapi kejadian di kampus adalah kali kedua Nania yang pintar berbicara
mendadak gagap.
Yang pertama terjadi tiga bulan lalu saat Nania menyampaikan keinginan Rafli
untuk melamarnya. Arisan keluarga Nania dianggap momen yang tepat karena
semua berkumpul, bahkan hingga generasi ketiga, sebab kakak-kakaknya
yang sudah berkeluarga membawa serta buntut mereka.

Kamu pasti bercanda!

Nania kaget. Tapi melihat senyum yang tersungging di wajah kakak tertua,
disusul senyum serupa dari kakak nomor dua, tiga, dan terakhir dari Papa
dan Mama membuat Nania menyimpulkan: mereka serius ketika mengira Nania
bercanda.

Suasana sekonyong-konyong hening. Bahkan keponakan-keponakan Nania yang
balita melongo dengan gigi-gigi mereka yang ompong. Semua menatap Nania!

Nania serius! tegasnya sambil menebak-nebak, apa lucunya jika Rafli memang
melamarnya.

Tidak ada yang lucu, suara Papa tegas, Papa hanya tidak mengira Rafli berani
melamar anak Papa yang paling cantik!

Nania tersenyum. Sedikit lega karena kalimat Papa barusan adalah pertanda
baik.
Perkiraan Nania tidak sepenuhnya benar sebab setelah itu berpasang-pasang
mata kembali menghujaninya, seperti tatapan mata penuh selidik seisi ruang
pengadilan pada tertuduh yang duduk layaknya pesakitan.

Tapi Nania tidak serius dengan Rafli, kan? Mama mengambil inisiatif bicara,
masih seperti biasa dengan nada penuh wibawa,
maksud Mama siapa saja boleh datang melamar siapapun,
tapi jawabannya tidak harus iya, toh?

Nania terkesima.

Kenapa?

Sebab kamu gadis Papa yang paling cantik.

Sebab kamu paling berprestasi dibandingkan kami. Mulai dari ajang busana,
sampai lomba beladiri. Kamu juga juara debat bahasa Inggris, juara baca
puisi seprovinsi.
Suaramu bagus!

Sebab masa depanmu cerah. Sebentar lagi kamu meraih gelar insinyur.
Bakatmu yang lain pun luar biasa. Nania sayang, kamu bisa mendapatkan laki-laki manapun yang kamu mau!

Nania memandangi mereka, orang-orang yang amat dia kasihi, Papa,
kakak-kakak, dan terakhir Mama. Takjub dengan rentetan panjang uraian mereka
atau satu kata 'kenapa' yang barusan Nania lontarkan.

Nania Cuma mau Rafli, sahutnya pendek dengan airmata mengambang di kelopak.

Hari itu dia tahu, keluarganya bukan sekadar tidak suka,
melainkan sangat tidak menyukai Rafli. Ketidaksukaan yang mencapai stadium
empat. Parah.

Tapi kenapa?

Sebab Rafli cuma laki-laki biasa, dari keluarga biasa, dengan pendidikan
biasa, berpenampilan biasa, dengan pekerjaan dan gaji yg amat sangat biasa.

Bergantian tiga saudara tua Nania mencoba membuka matanya.

Tak ada yang bisa dilihat pada dia, Nania!

Cukup!

Nania menjadi marah. Tidak pada tempatnya ukuran-ukuran duniawi
menjadi parameter kebaikan seseorang menjadi manusia.
Di mana iman, di mana tawakkal hingga begitu mudah menentukan masa depan
seseorang dengan melihat pencapaiannya hari ini?

Sayangnya Nania lagi-lagi gagal membuka mulut dan membela Rafli.
Barangkali karena Nania memang tidak tahu bagaimana harus membelanya.
Gadis itu tak punya fakta dan data konkret yang bisa membuat Rafli tampak
'luar biasa'.
Nania Cuma punya idealisme berdasarkan perasaan yang telah menuntun Nania
menapaki hidup hingga umur duapuluh tiga. Dan nalurinya menerima Rafli.
Di sampingnya Nania bahagia.

Mereka akhirnya menikah.

***

Setahun pernikahan.

Orang-orang masih sering menanyakan hal itu,
masih sering berbisik-bisik di belakang Nania,
apa sebenarnya yang dia lihat dari Rafli.
Jeleknya, Nania masih belum mampu juga menjelaskan kelebihan-kelebihan Rafli
agar tampak di mata mereka.

Nania hanya merasakan cinta begitu besar dari Rafli,
begitu besar hingga Nania bisa merasakannya hanya dari sentuhan tangan,
tatapan mata, atau cara dia meladeni Nania.
Hal-hal sederhana yang membuat perempuan itu sangat bahagia.

Tidak ada lelaki yang bisa mencintai sebesar cinta Rafli pada Nania.

Nada suara Nania tegas, mantap, tanpa keraguan.

Ketiga saudara Nania hanya memandang lekat, mata mereka terlihat tak
percaya.

Nia, siapapun akan mudah mencintai gadis secantikmu! Kamu adik kami yang tak
hanya cantik, tapi juga pintar! Betul. Kamu adik kami yang cantik, pintar, dan punya
kehidupan sukses!

Nania merasa lidahnya kelu. Hatinya siap memprotes.
Dan kali ini dilakukannya sungguh-sungguh. Mereka tak boleh meremehkan
Rafli.

Beberapa lama keempat adik dan kakak itu beradu argumen.

Tapi Rafli juga tidak jelek, Kak!
Betul. Tapi dia juga tidak ganteng kan?

Rafli juga pintar!
Tidak sepintarmu, Nania.

Rafli juga sukses, pekerjaannya lumayan. Hanya lumayan, Nania. Bukan sukses.

Tidak sepertimu.

Seolah tak ada apapun yang bisa meyakinkan kakak-kakaknya, bahwa adik mereka beruntung mendapatkan suami seperti Rafli. Lagi-lagi percuma.

Lihat hidupmu, Nania. Lalu lihat Rafli!
Kamu sukses, mapan, kamu bahkan tidak perlu lelaki untuk menghidupimu.

Teganya kakak-kakak Nania mengatakan itu semua.
Padahal adik mereka sudah menikah dan sebentar lagi punya anak.

Ketika lima tahun pernikahan berlalu, ocehan itu tak juga berhenti.
Padahal Nania dan Rafli sudah memiliki dua orang anak, satu lelaki dan satu
perempuan.
Keduanya menggemaskan. Rafli bekerja lebih rajin setelah mereka memiliki
anak-anak.
Padahal itu tidak perlu sebab gaji Nania lebih dari cukup untuk hidup
senang.
Tak apa, kata lelaki itu, ketika Nania memintanya untuk tidak terlalu
memforsir diri.
Gaji Nania cukup, maksud Nania jika digabungkan dengan gaji Abang.

Nania tak bermaksud menyinggung hati lelaki itu.
Tapi dia tak perlu khawatir sebab suaminya yang berjiwa besar selalu bisa menangkap hanya maksud baik..

Sebaiknya Nania tabungkan saja, untuk jaga-jaga.
Ya? Lalu dia mengelus pipi Nania dan mendaratkan kecupan lembut.
Saat itu sesuatu seperti kejutan listrik menyentakkan otak dan membuat
pikiran Nania cerah.

Inilah hidup yang diimpikan banyak orang. Bahagia!

Pertanyaan kenapa dia menikahi laki-laki biasa, dari keluarga biasa, dengan pendidikan biasa, berpenampilan biasa, dengan pekerjaan dan gaji yang amat sangat biasa,
tak lagi mengusik perasaan Nania. Sebab ketika bahagia, alasan-alasan menjadi tidak penting.

Menginjak tahun ketujuh pernikahan, posisi Nania di kantor semakin gemilang,

uang mengalir begitu mudah, rumah Nania besar, anak-anak pintar dan lucu, dan Nania memiliki suami terbaik di dunia. Hidup perempuan itu berada di puncak!

Bisik-bisik masih terdengar, setiap Nania dan Rafli melintas dan
bergandengan mesra.
Bisik orang-orang di kantor, bisik tetangga kanan dan kiri, bisik saudara-saudara Nania,
bisik Papa dan Mama.

Sungguh beruntung suaminya. Istrinya cantik.
Cantik ya? dan kaya!

Tak imbang!

Dulu bisik-bisik itu membuatnya frustrasi. Sekarang pun masih, tapi Nania belajar untuk bersikap cuek tidak peduli.
Toh dia hidup dengan perasaan bahagia yang kian membukit dari hari ke hari.

Tahun kesepuluh pernikahan, hidup Nania masih belum bergeser dari puncak.
Anak-anak semakin besar. Nania mengandung yang ketiga. Selama kurun waktu
itu, tak sekalipun Rafli melukai hati Nania, atau membuat Nania menangis.

***

Bayi yang dikandung Nania tidak juga mau keluar. Sudah lewat dua minggu dari
waktunya.

Plasenta kamu sudah berbintik-bintik. Sudah tua, Nania. Harus segera
dikeluarkan!

Mula-mula dokter kandungan langganan Nania memasukkan sejenis obat ke dalam
rahim Nania.
Obat itu akan menimbulkan kontraksi hebat hingga perempuan itu merasakan
sakit yang teramat sangat. Jika semuanya normal, hanya dalam hitungan jam,
mereka akan segera melihat si kecil.

Rafli tidak beranjak dari sisi tempat tidur Nania di rumah sakit.
Hanya waktu-waktu shalat lelaki itu meninggalkannya sebentar ke kamar mandi, dan menunaikan shalat di sisi tempat tidur.
Sementara kakak-kakak serta orangtua Nania belum satu pun yang datang.

Anehnya, meski obat kedua sudah dimasukkan, delapan jam setelah obat
pertama, Nania tak menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan.
Rasa sakit dan melilit sudah dirasakan Nania per lima menit, lalu tiga
menit.
Tapi pembukaan berjalan lambat sekali.

Baru pembukaan satu. Belum ada perubahan, Bu. Sudah bertambah sedikit,
kata seorang suster empat jam kemudian menyemaikan harapan.

Sekarang pembukaan satu lebih sedikit. Nania dan Rafli berpandangan.
Mereka sepakat suster terakhir yang memeriksa memiliki sense of humor yang
tinggi.

Tigapuluh jam berlalu. Nania baru pembukaan dua. Ketika pembukaan pecah,
didahului keluarnya darah, mereka terlonjak bahagia sebab dulu-dulu kelahiran
akan mengikuti setelah ketuban pecah. Perkiraan mereka meleset.

Masih pembukaan dua, Pak! Rafli tercengang. Cemas.
Nania tak bisa menghibur karena rasa sakit yang sudah tak sanggup lagi
ditanggungnya.
Kondisi perempuan itu makin payah. Sejak pagi tak sesuap nasi pun bisa
ditelannya.

Bang? Rafli termangu. Iba hatinya melihat sang istri memperjuangkan dua
kehidupan.

Dokter?

Kita operasi, Nia. Bayinya mungkin terlilit tali pusar.

Mungkin? Rafli dan Nania berpandangan. Kenapa tidak dari tadi kalau begitu?
Bagaimana jika terlambat?

Mereka berpandangan, Nania berusaha mengusir kekhawatiran.
Ia senang karena Rafli tidak melepaskan genggaman tangannya hingga ke pintu
kamar operasi.
Ia tak suka merasa sendiri lebih awal.

Pembiusan dilakukan, Nania digiring ke ruangan serba putih.
Sebuah sekat ditaruh di perutnya hingga dia tidak bisa menyaksikan ketrampilan dokter-dokter
itu. Sebuah lagu dimainkan. Nania merasa berada dalam perahu yang diguncang ombak.
Berayun-ayun. Kesadarannya naik-turun. Terakhir, telinga perempuan itu sempat menangkap teriakan-teriakan di sekitarnya, dan langkah-langkah cepat yang bergerak, sebelum kemudian dia tak sadarkan diri.

Kepanikan ada di udara. Bahkan dari luar Rafli bisa menciumnya.
Bibir lelaki itu tak berhenti melafalkan zikir.

Seorang dokter keluar, Rafli dan keluarga Nania mendekat.

Pendarahan hebat!

Rafli membayangkan sebuah sumber air yang meluap, berwarna merah.
Ada varises di mulut rahim yang tidak terdeteksi dan entah bagaimana pecah!
Bayi mereka selamat, tapi Nania dalam kondisi kritis.

Mama Nania yang baru tiba, menangis. Papa termangu lama sekali.
Saudara-saudara Nania menyimpan isak, sambil menenangkan orangtua mereka.

Rafli seperti berada dalam atmosfer yang berbeda.
Lelaki itu tercenung beberapa saat, ada rasa cemas yang mengalir di pembuluh-pembuluh
darahnya dan tak bisa dihentikan, menyebar dan meluas cepat seperti kanker.

Setelah itu adalah hari-hari penuh doa bagi Nania.

***

Sudah seminggu lebih Nania koma. Selama itu Rafli bolak-balik dari kediamannya
ke rumah sakit. Ia harus membagi perhatian bagi Nania dan juga anak-anak.
Terutama anggota keluarganya yang baru, si kecil. Bayi itu sungguh menakjubkan,
fisiknya sangat kuat, juga daya hisapnya. Tidak sampai empat hari, mereka sudah boleh membawanya pulang.

Mama, Papa, dan ketiga saudara Nania terkadang ikut menunggui Nania di rumah
sakit, sesekali mereka ke rumah dan melihat perkembangan si kecil. Walau tak
banyak, mulai terjadi percakapan antara pihak keluarga Nania dengan Rafli.

Lelaki itu sungguh luar biasa. Ia nyaris tak pernah meninggalkan rumah
sakit, kecuali untuk melihat anak-anak di rumah. Syukurnya pihak perusahaan tempat
Rafli bekerja mengerti dan memberikan izin penuh.
oh, dedikasi Rafli terhadap kantor tidak perlu diragukan.

Begitulah Rafli menjaga Nania siang dan malam. Dibawanya sebuah Quran kecil,

dibacakannya dekat telinga Nania yang terbaring di ruang ICU. Kadang perawat
dan pengunjung lain yang kebetulan menjenguk sanak famili mereka,
melihat lelaki dengan penampilan sederhana itu bercakap-cakap dan bercanda
mesra..

Rafli percaya meskipun tidak mendengar, Nania bisa merasakan kehadirannya.

Nania, bangun, Cinta? Kata-kata itu dibisikkannya berulang-ulang sambil
mencium tangan, pipi dan kening istrinya yang cantik.

Ketika sepuluh hari berlalu, dan pihak keluarga mulai pesimis dan berfikir
untuk pasrah, Rafli masih berjuang. Datang setiap hari ke rumah sakit, mengaji dekat Nania sambil menggenggam tangan istrinya mesra.
Kadang lelaki itu membawakan buku-buku kesukaan Nania ke rumah sakit dan
membacanya
dengan suara pelan. Memberikan tambahan di bagian ini dan itu.
Sambil tak bosan-bosannya berbisik,

Nania, bangun, Cinta? Malam-malam penantian dilewatkan Rafli dalam sujud dan
permohonan.
Asalkan Nania sadar, yang lain tak jadi soal.
Asalkan dia bisa melihat lagi cahaya di mata kekasihnya, senyum di bibir
Nania, semua yang menjadi sumber semangat bagi orang-orang di sekitarnya, bagi
Rafli.

Rumah mereka tak sama tanpa kehadiran Nania. Anak-anak merindukan ibunya.
Di luar itu Rafli tak memedulikan yang lain, tidak wajahnya yang lama tak bercukur,
atau badannya yang semakin kurus akibat sering lupa makan.

Ia ingin melihat Nania lagi dan semua antusias perempuan itu di mata, gerak
bibir, kernyitan kening, serta gerakan-gerakan kecil lain di wajahnya yang cantik.
Nania sudah tidur terlalu lama.

Pada hari ketigapuluh tujuh doa Rafli terjawab.
Nania sadar dan wajah penat Rafli adalah yang pertama ditangkap matanya.

Seakan telah begitu lama. Rafli menangis, menggenggam tangan Nania dan mendekapkannya ke dadanya, mengucapkan syukur berulang-ulang dengan airmata yang meleleh.

Asalkan Nania sadar, semua tak penting lagi.

Rafli membuktikan kata-kata yang diucapkannya beratus kali dalam doa.
Lelaki biasa itu tak pernah lelah merawat Nania selama sebelas tahun
terakhir.
Memandikan dan menyuapi Nania, lalu mengantar anak-anak ke sekolah satu per
satu.
Setiap sore setelah pulang kantor, lelaki itu cepat-cepat menuju rumah
dan menggendong Nania ke teras, melihat senja datang sambil memangku Nania
seperti remaja belasan tahun yang sedang jatuh cinta.

Ketika malam Rafli mendandani Nania agar cantik sebelum tidur.
Membersihkan wajah pucat perempuan cantik itu, memakaikannya gaun tidur.
Ia ingin Nania selalu merasa cantik. Meski seringkali Nania mengatakan itu
tak perlu.
Bagaimana bisa merasa cantik dalam keadaan lumpuh?

Tapi Rafli dengan upayanya yang terus-menerus dan tak kenal lelah selalu
meyakinkan Nania, membuatnya pelan-pelan percaya bahwa dialah perempuan paling cantik dan sempurna di dunia.
Setidaknya di mata Rafli.

Setiap hari Minggu Rafli mengajak mereka sekeluarga jalan-jalan keluar.
Selama itu pula dia selalu menyertakan Nania. Belanja, makan di restoran,
nonton bioskop, rekreasi ke manapun Nania harus ikut. Anak-anak, seperti juga Rafli,
melakukan hal yang sama, selalu melibatkan Nania. Begitu bertahun-tahun.

Awalnya tentu Nania sempat merasa risih dengan pandangan orang-orang di
sekitarnya.
Mereka semua yang menatapnya iba, lebih-lebih pada Rafli
yang berkeringat mendorong kursi roda Nania ke sana kemari.
Masih dengan senyum hangat di antara wajahnya yang bermanik keringat.

Lalu berangsur Nania menyadari, mereka, orang-orang yang ditemuinya di jalan,
juga tetangga-tetangga, sahabat, dan teman-teman Nania tak puas hanya
memberi pandangan iba, namun juga mengomentari, mengoceh, semua berbisik-bisik.

Baik banget suaminya! Lelaki lain mungkin sudah cari perempuan kedua!

Nania beruntung! Ya, memiliki seseorang yang menerima dia apa adanya.

Tidak, tidak cuma menerima apa adanya, kalian lihat bagaimana suaminya
memandang penuh cinta. Sedikit pun tak pernah bermuka masam!

Bisik-bisik serupa juga lahir dari kakaknya yang tiga orang, Papa dan Mama.

Bisik-bisik yang serupa dengungan dan sempat membuat Nania makin frustrasi,
merasa tak berani, merasa?

Tapi dia salah. Sangat salah. Nania menyadari itu kemudian.
Orang-orang di luar mereka memang tetap berbisik-bisik, barangkali selamanya akan selalu begitu. Hanya saja, bukankah bisik-bisik itu kini berbeda bunyi?

Dari teras Nania menyaksikan anak-anaknya bermain basket dengan ayah
mereka..
Sesekali perempuan itu ikut tergelak melihat kocak permainan.

Ya. Duapuluh dua tahun pernikahan. Nania menghitung-hitung semua,
anak-anak yang beranjak dewasa, rumah besar yang mereka tempati,
kehidupan yang lebih dari yang bisa dia syukuri. Meski tubuhnya tak
berfungsi sempurna.
Meski kecantikannya tak lagi sama karena usia,
meski karir telah direbut takdir dari tangannya.

Waktu telah membuktikan segalanya.
Cinta luar biasa dari laki-laki biasa yang tak pernah berubah, untuk Nania

Dari milis : samaggiphala@yahoogroups.com

Jumat, 04 April 2008

Yodhia Antariksa


Dalam tulisan bagian pertama (jika Anda belum membacanya, silakan baca terlebih dahulu disini), kita telah membahas mengenai prinsip Law of Attraction (Hukum Tarik Menarik). Ide dasar dari pinsip ini adalah apa yang Anda pikirkan akan menarik pikiran-pikiran yang serupa dan kemudian memantulkannya kembali pada Anda. Pikiran yang sedang Anda bayangkan saat ini sedang menciptakan kehidupan masa depan Anda, demikian tulis Rhonda Byrne. Apa yang paling Anda pikirkan atau fokuskan akan muncul sebagai hidup Anda. Pikiran Anda akan menjadi sesuatu.

Demikianlah, jika yang mendominasi bayangan dan pikiran kita adalah hal-hal yang negatif – kecewa, gagal, marah, selalu menyalahkan orang lain, frustasi, ragu, merasa selalu kekurangan – maka gelombang pikiran itu akan memantul ke semesta, menarik pikiran-pikiran negatif yang serupa, dan lalu mengirim balik kepada Anda. Lingkaran kelam negativisme ini perlahan namun pasti akan membuat kita terpelanting dalam kisah hidup yang penuh kepiluan.

Sebaliknya, jika pikiran kita dipenuhi dengan visualisasi yang sarat dengan energi positif – tentang semangat hidup, tentang keyakinan untuk merengkuh sejumput keberhasilan, tentang kelimpah-ruahan, tentang kegairahan optimisme yang meluap, tentang ucapan syukur yang tak pernah berhenti mengalir – maka jejak kehidupan pasti akan membawa kita lebur dalam nirvana kebahagiaan yang hakiki.

Karena itulah, para pakar motivasi senantiasa menganjurkan kita untuk selalu merawat otak dan pikiran kita agar selalu berada pada ranah yang positif. Visualisasi dan luapan energi yang positif, dengan kata lain, perlu terus digodok dan diinjeksikan kedalam segenap sel saraf otak kita. Sebab dengan itulah, sketsa indah tentang keberhasilan dan kebahagiaan bisa mulai dilukiskan dengan penuh kesempurnaan.

Sesungguhnya, ide tentang korelasi antara spirit hidup yang positif dengan level keberhasilan individu pernah dielaborasi secara ekstensif oleh para akademisi jauh sebelum buku Law of Attraction yang menggemparkan itu terbit. Martin Seligman adalah salah satu tokohnya. Tokoh yang acap disebut sebagai Bapak Psikologi Positif ini, melalui bukunya yang bertajuk Learned Optimism telah memberikan elaborasi yang solid tentang betapa spirit optimisme dan pola pikir positif amat berpengaruh terhadap keberhasilan hidup.

Pertanyaannya sekarang adalah : bagaimana caranya agar perjalanan hidup kita selalu diselimuti oleh energi positif dan spirit optimisme yang menghentak serta terus mengalir.

Salah satu cara yang populer adalah melalui teknik visualisasi positif (saya pernah mengulas teknik tersebut DISINI, karena itu silakan kesitu jika Anda ingin membacanya).

Cara lain yang praktis mungkin adalah ini : tenggelamkan diri Anda dalam lingkaran pergaulan atau komunitas yang memiliki visi hidup positif. Mungkin kita bisa memulainya dari lingkungan terdekat, keluarga. Siramilah segenap interaksi dalam keluarga kita dengan energi positif, rajutlah komunikasi yang produktif dengan pasangan hidup kita (dan bukan membanjirinya dengan aneka keluhan seperti : Aduh Mama, kenapa lauknya asin banget? Atau : Mama gimana sih, kok celana dalam saya ndak ada yang kering?). Lalu, limpahilah jua anak-anak kita dengan pujian dan apreasiasi (dan bukan dengan rentetan kalimat negatif seperti : kenapa rapormu jelek, kenapa nilai matematika si Andi lebih baik dari kamu, dst).

Lalu, bangun pula persahabatan dengan insan-insan yang selalu mampu menebarkan nyala kegigihan dalam setiap jejak langkahnya. Tebarkan interaksi dengan mereka yang selalu bisa memekarkan keyakinan untuk merengkuh keberhasilan; dan bukan dengan pribadi yang hanya bisa meletupkan energi negatif. Dan bentangkan sayap pergaulan kita dengan mereka yang selalu melihat masalah sebagai sebuah tantangan yang pasti bisa dituntaskan – dan tidak dengan orang-orang yang hanya menabur komplain, saling-menyalahkan dan mengeluarkan sembilu keluhan tanpa ujung.

Pada sisi lain, mungkin ada baiknya juga jika kita melimpahi hidup dengan bacaan dan pengetahuan yang inspiratif, menyegarkan serta mampu membawa pencerahan. Bacaan itu bisa kita gali dari buku-buku, majalah atau blog-blog bermutu (ya contohnya seperti blog yang sedang Anda baca ini….:):)). Pengetahun yang inspiratif ini barangkali dapat menopang dan membantu kita dalam merajut etos hidup yang dilimpahi oleh energi positif.

Pada akhirnya mesti dikatakan bahwa jalan menuju nirvana kebahagiaan sungguh merupakan jalan yang terjal nan berliku. Namun selalu hadapilah jalan yang panjang itu dengan sikap hidup positif, dengan spirit optimisme, dengan keyakinan yang menggumpal, dan dengan limpahan rasa syukur yang mengalir tanpa henti.

Juga dengan lantunan doa yang khusyu’ tanpa henti pada Sang Ilahi. Percayalah, seribu malaikat pasti akan selalu mendengar doa yang Anda bisikkan siang dan malam itu……..

Dari : http://strategimanajemen.net/

by Yodhia Antariksa


You can if you think you can. Kalimat sakti yang pernah menjadi judul buku legendaris karangan Norman Vincent Peale ini sepertinya hendak memberikan satu pesan yang jelas : jika Anda senantiasa berpikir positif, selalu merajut “mentalitas bisa” (can do attitude), dan senantiasa membayangkan masa depan dengan gelegak optimisme, maka percayalah, hidup Anda pada akhirnya benar-benar akan basah kuyup dalam nirvana keberhasilan dan kebahagiaan.

Dan persis seperti itulah spirit yang dikandung oleh Law of Attraction (LOA) – sebuah aliran keyakinan yang kini tengah digandrungi dimana-mana. Maka simaklah petikan kalimat-kalimat berikut ini.

Rahasia besar kehidupan adalah hukum tarik menarik. Hukum tarik menarik mengatakan bahwa kemiripan menarik kemiripan. Ketika Anda membayangkan pikiran-pikiran, maka pikiran-pikiran itu dikirim ke Semesta, dan secara magnetis pikiran akan menarik semua hal yang serupa, dan lalu dikembalikan pada sumbernya, yakni Anda. (dikutip secara bebas dari buku The Secret karangan Rhonda Byrne).

Dengan kata lain, jika Anda selalu membayangkan pikiran yang negatif – kecewa, gagal, marah, selalu menyalahkan orang lain, frustasi, ragu, merasa selalu kekurangan – maka gelombang pikiran itu akan memantul ke semesta, menarik pikiran-pikiran negatif yang serupa, dan lalu mengirim balik secara powerful kepada sumbernya, yakni Anda. Lingkaran kelam negativisme ini perlahan namun pasti akan membawa kita dalam lorong gelap tak berujung.

Dalam lorong gelap itulah, benih-benih spirit optimisme, raungan keyakinan untuk mencengkram keberhasilan, dan daya juang untuk merajut imajinasi positif, menjadi hilang tak berbekas. Hidup yang nyata pada akhirnya akan berujung pada nyanyi bisu keterpurukan.

Itulah mengapa sebagian orang lalu memberi saran agar kita menjaga jarak dari lingkungan yang hanya menerbarkan energi kelam negativisme. Toh sialnya, setiap hari rasanya kita selalu disergap dengan energi negatif ini. Di jalanan tiap pagi kita disergap kemacetan yang melentik kita untuk segera mengeluarkan kemarahan dan umpatan menyalahkan pihak lain. Di kantor, kita acap menatap wajah-wajah sayu yang melakoni pekerjaannya dengan semangat yang kian sempoyongan. Di sudut lain kita juga tak jarang menemui sang complainer, yang kerjanya tiap hari hanya mengeluh : mengeluh bos-nya tidak adil-lah, mengeluh mengapa karirnya tak naik-naik-lah, atau mengeluh mengapa kopi yang disajikan office boy rasanya terlalu pahit……..

Dan aha, ketika kita pulang ke rumah, dan sejenak membaca berita di koran serta melihat acara talk show di televisi, duh mengapa isinya selalu sarat dengan negative news dan gambaran pesimisme yang kelam. Pengamat yang satu mengkritik ini, pengamat yang lain menyalahkan itu. Pengamat yang lainnya lagi memberikan gambaran masa depan bangsa yang seolah-olah akan jatuh dalam kegelapan abadi. (Fakta ini membuat teman saya pernah memberi saran pada saya agar BERHENTI total untuk membaca koran dan menonton televisi. Kenapa, tanya saya. Jawabnya lugas : berita dan komentar-komentar kelam yang muncul di televisi dan koran hanya akan membunuh imajinasi dan harapan Anda tentang masa depan yang lebih baik !!).

Begitulah. Ketika segenap partikel udara telah dipenuhi dengan energi negative, dan ketika berderet narasi tentang masa depan yang muram selalu menari dihadapan kita, maka apa yang sesungguhnya mesti kita lakukan?

Kita tentu tak boleh membiarkan diri kita larut didalamnya, sebab itu artinya hanya akan membuat kita terpelanting dalam kubangan nasib yang penuh ratapan dan sembilu kepedihan yang tak berujung.

Anda tak dapat menolong dunia dengan berfokus pada hal-hal negatif. Ketika Anda berfokus pada peristiwa-peristiwa negatif, maka Anda bukan saja menambahnya, namun juga mendatangkan lebih banyak hal negatif ke dalam hidup Anda sendiri,” demikian untuk mengutip kembali ungkapan Rhonda Byrne.

Jadi bagaimana dong? Saya akan mencoba mengeksplorasi butiran-butiran jawabannya dalam tulisan seri berikutnya (Anda bisa membacanya DISINI). Untuk sementara, silakan kembali mereguk kopi hangat yang sudah ada di meja Anda. Seruputlah kopi itu pelan-pelan, sambil berbisik dalam hati : life is good….yeah, life is good.

Dari :http://strategimanajemen.net

Oleh : Iwan Samariansyah


Makin banyak kaum profesional kota besar yang tertarik pada fenomena LOA dan NLP. Time Line Theraphy adalah salah satu model NLP yang populer.


BERAWAL dari rasa ingin tahu, Minggu (31/3) lalu saya tergerak untuk menghadiri undangan pertemuan sebuah komunitas. Komunitas itu bernama Lingkar LOA, sebuah komunitas yang dibangun oleh mereka yang tertarik dengan fenomena LOA atau Law of Attractions. Sejumlah pihak menterjemahkannya sebagai hukum ketertarikan.

LOA buat saya, bukanlah hal yang baru. Saya pernah membaca buku dengan judul yang sama. Penulisnya, Michael J Losier dikenal sebagai seorang trainer, praktisi NLP (Neuro Linguistic Program) asal Victoria, Kanada. Selain itu saya juga pernah membaca buku Quantum Ikhlas karya Erbe Sentanu. Kedua buku sama-sama membahas soal LOA.

Neuro Linguistic Program (NLP) sendiri lahir saat seorang ahli matematika dan Computer Programming, Richard Bandler dan seorang Profesor Linguistik, John Grinder pada 1970-an mencoba mempelajari keahlian sejumlah pakar dan terapis yang teramat sukses di bidangnya. Metode yang dipergunakan untuk mempelajari keahlian ini disebutnya sebagai "modelling" (ilmu memodel).

NLP lantas dipopulerkan oleh Anthony Robbins hingga meluas di AS dan seluruh dunia. Robbins, pria asal AS ini juga sungguh fenomenal. Awalnya, Robbins hanyalah seorang office boy yang bekerja rangkap sebagai seorang salesman. Namun, usai mempelajari NLP, Anthony Robbins menjadi motivator kondang di AS. Terakhir, dia dikenal sebagai penasehat mantan Presiden AS Bill Clinton dan petenis Andre Agassi.

Karena sama-sama menggunakan pendekatan psikologi, maka NLP dan LOA kerap dikaitkan satu sama lain. Para peminat fenomena LOA di Indonesia semakin banyak. Saya telusuri, jumlah anggota mailing list Lingkar LOA saat ini sudah mencatat angka 600-an. Padahal milis ini belum lama dibentuk, yaitu sekitar bulan Juli 2007. Hingga Selasa (1/4), sudah ada 1.892 pesan yang ditulis di milis tersebut.

Pertemuan para anggota milis Lingkar LOA itu bertempat di sebuah restoran di kawasan Blok M Plaza. Saya datang ke pertemuan tersebut dengan mengajak serta isteri saya, yang juga punya rasa penasaran sama dengan saya. Saya agak heran dengan makin banyaknya kalangan profesional yang tertarik dan kerap memperbincangkan fenomena LOA, The Secret dan NLP di berbagai forum.

Saat tiba di tempat pertemuan, saya disambut hangat Ronny F. Ronodirdjo, fasilitator dan sekaligus tokoh di balik perkembangan pesat fenomena LOA dan NLP di Indonesia. Saya dan isteri mengenal Ronny cukup lama, karena kami satu almamater. Lulusan psikologi UGM tahun 1988 ini cukup lama berkecimpung di dunia profesional sebelum akhirnya mengubah arah hidupnya menjadi trainer NLP full-time.

Dalam situs pribadinya, Ronny menulis bahwa saat ini NLP seolah tengah menjadi suatu bidang baru yang digandrungi oleh berbagai pihak di Indonesia. Mulai dari eksekutif papan atas, pengusaha, psikolog, dokter, olahragawan, dosen, bintang film bahkan sampai politisi tergila-gila pada NLP. "Mempelajari NLP mirip dengan mempelajari manual otak manusia, terkadang disebut sebagai people skill technology, atau disebut juga psychology of excellence," tulis pria kelahiran Yogyakarta itu.

Selain Ronny, saya disambut oleh Henny Budi Hastuti, salah satu anggota milis yang secara sukarela mengajukan diri menjadi panitia pertemuan tersebut. Maklumlah, Henny punya pengalaman panjang di bidang event organizer sehingga dia bersedia mengajukan diri menangani pertemuan tersebut. "Ada tiga puluh peserta yang confirm hadir pada pertemuan kita ini. Mungkin lebih," ujarnya pada saya.

Di depan ruangan sudah tersedia video projector yang saat saya datang tengah menayangkan materi-materi mengenai LOA dan NLP. Tak lama kemudian, sekitar jam 10.30 WIB, Ronny membuka acara tersebut. 35 peserta hadir saat itu. Dia lantas memperkenalkan Issa Kumalasari (36 tahun), kolega Ronny sesama trainer NLP. Menariknya Issa mengembangkan salah satu model NLP yang dikenal dengan nama Time Line Theraphy (terapi garis waktu).

Time Line Therapy (TLT), menurut Issa, ditemukan oleh Tad James, seorang dokter asal AS pada 1985. Lewat TLT, semua orang bisa dengan mudah dan praktis menghilangkan akar kenangan pahit kehidupan. Hasilnya juga berjangka panjang. "Tujuan terapi ini adalah hidup yang lebih baik, sehat, dan mendapatkan apa yang kita inginkan," kata ibu satu anak ini kepada saya.

Issa Kumalasari adalah sosok trainer perempuan yang menarik. Dia pemegang berbagai sertifikat pelatih, di antaranya Time Line Therapy, Neuro Linguistic Programming (NLP), dan juga pemegang sertifikat master hypnoterapist. Sejak 2002, dia mengembangkan dan mempraktikkannya di Indonesia. Saat ini ia menjabat direktur pemasaran Starfield Institute NLP dan Time Line Therapy Institute yang disetujui oleh American Board NLP dan Time Line Therapy Association di AS. Ia juga melakukan sertifikasi untuk sertifikat praktisi NLP dan master, serta praktisi TLT.

Yang menarik, Issa bertutur bahwa dirinya pernah mendapatkan cobaan berat. Pada suatu hari Minggu malam di bulan Agustus 2006, dia mengalami peristiwa naas dalam hidupnya. Sepulang dari sebuah mal di kawasan Jakarta Utara, ia menjadi korban kejahatan di dalam sebuah taksi. Harta benda yang dibawa berikut yang melekat di tubuhnya dipreteli satu persatu. Tak cukup itu, pelaku pun mencabik-cabik kehormatannya sebagai perempuan. Ia menjadi korban perkosaan !

Tak bisa dibayangkan besarnya trauma yang disandang Issa. Sebagai orang yang menguasai TLT, maka diapun langsung menerapkannya untuk mengatasi trauma yang menimpa dirinya itu. Dan dia berhasil.

"Saya ingat kata-kata Dr. Tad James di kelas pelajaran TLT. Ia bilang, "Its Ok kalau kamu mendapatkan masalah besar. Masalahnya, seberapa lama kamu bisa tinggal dalam masalah itu." Setelah ingat itu, saya melakukan TLT. Berulang kali. Saya mengambang naik ke atas melewati anak tangga, kemudian kembali turun, begitu seterusnya. Perlahan saya berhasil mengatasi trauma itu," kenangnya.

Menurut Issa, Time line adalah sebuah katalog atau directory untuk melakukan pengkodean kembali pikiran bawah sadar (PBS), yang biasanya terjadi secara tidak sadar pula. Pikiran bawah sadar adalah bagian penting dari pikiran kita yang secara tidak sadar mempengaruhi kehidupan. Percaya tidak percaya, katanya, pikiran bawah sadar adalah sumber untuk setiap pembelajaran, perubahan, dan perilaku kita sehari-hari.

Bagaimana cara kita menemukan time line? "Cuma dengan membayangkan sejenak siapa yang menjalankan tugas mengedipkan mata, memacu denyut jantung, atau memproses makanan di dalam perut kita. Ada banyak hal yang mungkin tak terpikirkan oleh kita sebelumnya. Itu semua adalah pikiran bawah sadar kita yang selalu menggerakkannya, " kata Issa. (Lebih jauh soal time line theraphy silahkan lihat box).

Issa yang membawakan materinya dengan sangat menarik memang sempat membingungkan beberapa peserta, termasuk saya. Eh, ternyata dia sama sekali tidak mempermasalahkan hal itu. "Bagus kalau anda bingung. Karena saya dulu juga begitu. Kalau bingung berarti otak anda berkembang," ujarnya, tersenyum.

Ronny juga membenarkan hal itu. Menurut dia, wajar bila orang yang pertama kali belajar fenomena LOA bingung untuk memahami TLT. "Bila anda bingung berarti anda ingin maju terus. Tandanya anda berada dalam situasi conscious incompetence. Jika ikut training atau belajar terus pasti akan maju ke tahap conscious competence, dan jika dilatih terus akan pindah ke tahap excelence (unconscious competence), " tegas mantan anggota tim media untuk Juru Bicara Presiden Abdurrahman Wahid itu.

Begitulah. Tampaknya itulah yang membuat NLP semakin diminati banyak orang. Mereka yang menginginkan hidup yang lebih baik dan ingin menjadi manusia yang berfikir positif tentu cocok dengan model ini. Pelatihannya sederhana, mudah dan bisa dipelajari secara mandiri.

TIPS

Cara mengetahui time line Anda

1.. Ingatlah sesuatu hal yang telah terjadi bulan lalu, setahun lalu, 2 tahun yang lalu, 3, 4, 5.10 tahun yang lalu. Misalnya saja : kapan anda membayar tagihan listrik bulan lalu?
2.. Nah pada saat Anda mengingatnya, dapatkah anda sadari bahwa memori itu datang atau berasal dari dan menuju arah mana. Anda mungkin akan merasa itu masa lalu datang dari sebelah kiri dan masa depan menuju ke kanan, dan bahkan ada orang yang time line nya spiral atau berbentuk seperti kue lapis. Tetapi kebanyakan orang merasa bahwa semua masa lalu datang dan berasal dari belakang kepala, dan masa depan kepala menuju ke depan. Ini sangat individual dan beragam.
3.. Ulangi langkah 1 & 2 untuk 1 bulan ke depan ,1 tahun, 2, 3...5 tahun ke depan atau 10 tahun ke depan.
4.. Sekarang gambarkan, dimanakah "The Past" dan "The Future"? Apabila keduanya di hubungkan maka dapat dibentuk sebuah garis (tidak selalu garis lurus, bisa berupa kurva, spiral, garis zig-zag tak beraturan dan sebagainya).
5.. Apabila Anda belum menemukannya, ulangi langkah 1-4, dan yang penting bangunlah hubungan dengan pikiran bawah sadar Anda. Tanyakan pada pikiran bawah sadar anda.
Memanfaatkan Time Line untuk Meredam Emosi :

1.. Bila sudah menemukan dan mengetahui time line anda, lakukan test drive. Caranya anda konsentrasi dan mulai membayangkan anda mengambang naik ke atas time line anda sehingga anda seolah-olah ada di atas time line dan naik lagi lebih tinggi, lebih tinggi dan lebih tinggi lagi, setingginya sampai time line terlihat hanya 1 inch ..... (dalam melakukan hal ini pastikan Anda merasakan benar - benar mengambang naik di atas time line).
2.. Yang mesti diperhatikan, mengambang naik diatas Time Lime bukan berjalan atau menyusuri Time Line. Lakukan saja senyaman mungkin. Sekarang anda boleh pergi ke masa lalu anda. Sekarang anda boleh pergi kembali ke masa lalu anda. Ingat anda masih mengambang di atas time line anda, kemudian pergi ke masa depan. Setelah selesai Anda boleh kembali ke sekarang/posisi anda dan membuka mata.
3.. Setelah anda lancar melakukan test drive, lakukan terapi sederhana. Carilah satu peristiwa yang sangat anda cemas atau khawatirkan pernah terjadi pada diri anda di masa lalu. Cari apa sebanarnya yang anda cemaskan itu.
4.. Kemudian tutup mata anda, dan bayangkan diri anda mengambang naik diatas time Line dan pergi ke 15 menit setelah peristiwa yang anda cemaskan telah terselesaikan dengan berhasil dan sukses.
5.. Setelah anda sampai disana putar badan dan anda menghadap dan lihat sekarang dan sepanjang Time Line anda. Nah dinama rasa was-was, cemas dan ketakutan anda itu sekarang ? Sudah hilang atau masih ada ? Bila masih ada, ulangi lagi langkah 3 dan 4. Bila sudah hilang ?! Wah selamat. Anda sekarang tahu teknik yang mudah, ringan dan menyenangkan dan dapat di gunakan kapan saja saat anda merasa khawatir.
6.. Pastikan Anda mebayangkan peristiwa yang anda khawatirkan terselesaikan dengan sukses dan berhasil. Karena hal ini adalah kunci dari suksesnya latihan ini, dan pengaruhnya juga berjangka panjang.
############ ######### ######### ######### ######### #######

Tabloid KOKTAIL edisi 028, Minggu I April 2008, rubrik feature halaman 42.

Kamis, 03 April 2008

By : Dedy John

Pygmalion adalah seorang pemuda yang berbakat seni memahat. Ia sungguh
piawai dalam memahat patung. Karya ukiran tangannya sungguh bagus.
Tetapi bukan kecakapannya itu menjadikan ia dikenal dan disenangi
teman dan tetangganya.
Pygmalion dikenal sebagai orang yang suka berpikiran positif. Ia
memandang segala sesuatu dari sudut yang baik. SELALU POSITIF . . . .
DAN POSITIF.
Apabila lapangan di tengah kota becek, orang-orang mengomel. Tetapi
Pygmalion berkata, "Untunglah, lapangan yang lain tidak sebecek ini."
Ketika ada seorang pembeli patung ngotot menawar-nawar harga,
kawan-kawan Pygmalion berbisik,"Kikir betul orangitu." Tetapi
Pygmalion berkata, "Mungkin orang itu perlu mengeluarkan uang untuk
urusan lain yanglebih perlu".

Ketika anak-anak mencuri apel dikebunnya, Pygmalion tidak mengumpat.
Ia malah merasa iba, "Kasihan,anak- anak itu kurang mendapat
pendidikan dan makanan yang cukup di rumahnya."

Itulah pola pandang Pygmalion.
Ia tidak melihat suatu keadaan dari segi buruk, melainkan justru dari
segi baik.
Ia tidak pernah berpikir buruk tentang orang lain; sebaliknya, ia
mencoba membayangkan hal-hal baik dibalik perbuatan buruk orang lain.
Pada suatu hari Pygmalion mengukir sebuah patung wanita dari kayu yang
sangat halus.
Patung itu berukuran manusia sungguhan. Ketika sudah rampung, patung
itu tampak seperti manusia betul. Wajah patung itu tersenyum manis
menawan, tubuhnya elok menarik.
Kawan-kawan Pygmalion berkata, "Ah,sebagus- bagusnya patung, itu cuma
patung, bukan isterimu."
Tetapi Pygmalion memperlakukan patung itu sebagai manusia betul.
Berkali-kali patung itu ditatapnya dan dielusnya.
para dewa yang ada di Gunung Olympus memperhatikan dan menghargai
sikapPygmalion, lalu mereka memutuskan untuk memberi anugerah kepada
Pygmalion, yaitu mengubah patung itu menjadi manusia betul.
Begitulah, Pygmalion hidup berbahagia dengan isterinya itu yang konon
adalah wanita tercantik di seluruh negeri Yunani.
Nama Pygmalion dikenang hingga kini untuk mengambarkan dampak pola
berpikir yang positif.
Kalau kita berpikir positif tentang suatu keadaan atau seseorang,
seringkali hasilnya betul-betul menjadi positif.
Misalnya,
Jika kita bersikap ramah terhadap seseorang, maka orang itupun akan
menjadi ramah terhadap kita.
Jika kita memperlakukan anak kita sebagai anak yang cerdas, akhirnya
dia betul-betul menjadi cerdas.
Jika kita yakin bahwa upaya kita akan berhasil, besar sekali
kemungkinan upaya dapat merupakan separuh keberhasilan.

Dampak pola berpikir positif itu disebut dampak Pygmalion.
Pikiran kita memang seringkali mempunyai 2 dampak : fulfilling
prophecy atau ramalan tergenapi, baik positif maupun negatif.
Kalau kita menganggap tetangga kita judes sehingga kita tidak mau
bergaul dengan dia, maka akhirnya dia betul-betu menjadi judes.
Kalau kita mencurigai dan menganggap anak kita tidak jujur, akhirnya
ia betul-betul menjadi tidak jujur.
Kalau kita sudah putus asa dan merasa tidak sanggup pada awal suatu
usaha, besar sekali kemungkinannya kita betul-betul akan gagal.
Pola pikir Pygmalion adalah berpikir, menduga dan berharap hanya yang
baik tentang suatu keadaan atau seseorang.
Bayangkan, bagaimana besar dampaknya bila kita berpola pikir positif
seperti itu.
Kita tidak akan berprasangka buruk tentang orang lain.
Kita tidak menggunjingkan desas-desus yang jelek tentang orang lain.
Kita tidak menduga-duga yang jahat tentang orang lain.
Kalau kita berpikir buruk tentang orang lain, selalu ada saja bahan
untuk menduga hal-hal yang buruk.
Jika ada seorang kawan memberi hadiah kepada kita, jelas itu adalah
perbuatan baik.
Tetapi jika kita berpikir buruk, kita akan menjadi curiga, "Barangkali
ia sedang mencoba membujuk," atau kita mengomel, "Ah, hadiahnya cuma
barang murah."
Yang rugi dari pola pikir seperti itu adalah diri kita sendiri. Kita
menjadi mudah curiga. Kita menjadi tidak bahagia.
Sebaliknya, kalau kita berpikir positif, kita akan menikmati hadiah
itu dengan rasa gembira dan syukur,
"Ia begitu murahhati. Walaupun ia sibuk, ia ingat untuk memberi kepada
kita."...... ..

Warna hidup memang tergantung dari warna kaca mata yang kita pakai.
Kalau kita memakai kaca mata kelabu,
segala sesuatu akan tampak kelabu.
Hidup menjadi kelabu dan suram.
Tetapi kalau kita memakai kaca mata yang terang, segala sesuatu akan
tampak cerah.
Kaca mata yang berprasangka atau benci
akan menjadikan hidup kita penuh rasa curiga dan dendam.
Tetapi kaca mata yang damai akan menjadikan hidup kita damai.
Hidup akan menjadi baik kalau kita memandangnya dari segi yang baik.
Berpikir baik tentang diri sendiri.
Berpikir baik tentang orang lain.
Berpikir baik tentang keadaan.
Berpikir baik tentang Tuhan.
Dampak berpikir baik seperti itu akan kita rasakan.
Keluarga menjadi hangat.
Kawan menjadi bisa dipercaya.
Tetangga menjadi akrab.

Pekerjaan menjadi menyenangkan.
Dunia menjadi ramah.
Hidup menjadi indah.
Seperti Pygmalion, begitulah.

MAKE SURE YOU ARE PYGMALION

and the world will be filled with positive people only........ ....how
nice!!!!

Rabu, 02 April 2008

4 Ultimate NLP Questions

Written by ronnyfr


Artikel ini akan banyak memberikan makna khususnya apabila pembaca sudah cukup mengenal NLP atau Time Line Therapy… Mohon maaf bagi pengunjung baru, silahkan menelusuri beberapa posting sebelumnya agar bisa nyaman dengan posting ini.

Tulisan ini juga tentunya terutama saya dedikasikan untuk peserta acara Getar Bersama Lingkar LoA kemarin, yang mungkin masih bingung karena keterbatasan waktu yang ada…

Hari minggu kemarin dalam acara Getar Bersama Lingkar LoA, saya bertemu dengan teman saya : Issa Kumalasari, seorang trainer Time Line Therapy (TLT) yang luar biasa. Hmm, saya merasa senang dan beruntung memiliki teman seperti dia ini, di mata saya ia memiliki 3 B : Bain, Beauty dan Behavior.

Menarik, saat mau menjelaskan TLT, Issa mengajak audiens di komunitas Lingkar LoA untuk menanyakan kepada dirinya sendiri 4 pertanyaan paling luar biasa. Wow, saya senang sekali…, karena 4 pertanyaan itulah yang juga selalu saya tanyakan dalam training saya yang bertema self development , sekalipun dengan format yang berbeda. Kalau dalam pelatihan biasanya saya kirimkan sebagai Pre Training Kit yang harus dijawab peserta sebelum mengikuti pelatihan NLP dengan saya. Atau terkadang menjadi bahan pre test, sebelum mengikuti pelatihan.

4 Pertanyaan

1. Apa goal Anda?

2. Bagaimana Anda tahu apabila sudah mencapainya? (Evidence Procedur)

3. Apa yang menghalangi Anda untuk mencapai Goal Anda itu?

4. Kapan Anda memutuskan hal nomer 3 itu?

Pertanyaan nomer 1

Apa goal Anda? Apakah Anda tahu apa yang Anda inginkan?

Banyak sumber mengatakan bahwa menurut riset hanya 1 persen penduduk dunia memiliki goal, dan dari 1 persen itupun hanya sedikit yang menuliskannya. Nah NLP dan TLT menganjurkan tidak saja memiliki goal, namun jauh melangkah dari itu.

Pertanyaan nomer 2

Anda hanya akan sampai ketujuan Anda apabila memiliki tujuan yang jelas. Di dataran dunia manajemen kita mengenali konsep SMART untuk pencapaian tujuan. Sedangkan di NLP ataupun TLT, kita diajarkan dengan evidence procedure : apa yang Anda Lihat, Dengar dan Rasakan (VAKOG), apabila Anda sudah mendapatkan goal itu..?

Jadi di sini kita diminta untuk melakukannya secara sensory base description . Dengan mampu mendeskripsikan secara sensorik (VAKOG), maka di dalam pikiran kita tercipta suatu tujuan yang jelas dan observable, sehingga indra kita akan mampu mengenalinya dengan baik di dalam realitas eksternal (teritori).

Pikiran kita ini seperti peluru kendali yang memiliki sensor pengunci target. Nah jika target sudah jelas koordinatnya, maka sasaran itu akan di kunci dan secara OTOMATIS peluru itu akan mengejarnya sampai tercapai.

Pertanyaan nomer 3

Apa yang menghalangi Anda untuk mencapainya?

Menjawab pertanyaan ini seperti membawa Anda mengenali limiting belief dan berbagai stopper thinking yang lain yang akan menghambat pencapaian goal Anda. Dengan MENGENALI limiting belief Anda, maka Anda bisa merencanakan untuk mengatasinya.

Biasanya orang menuliskan dua hal disini, yakni :

  1. Penghalang dari dalam diri sendiri (Misal : tidak bisa bhs Inggris, terlalu muda, pemalu, dll)
  2. Penghalang dari luar diri sendiri. (Misal : lingkungan tidka mendukung, pengaruh ortu, tidak punya network, dll)

Menariknya, selalu lebih banyak orang menuliskan penghalang tercapainya tujuan itu berasal dari LUAR dirinya. Manusia umumnya mempersepsikan bahwa halangan mencapai tujuan terletak di luar dirinya, terletak pada suatu AREA BEYOND CONTROL.

Benarkah demikian?

Pertanyaan nomer 4

Kapan Anda MEMUTUSKAN untuk memiliki nomer 3 itu (limiting belief). Ini pertanyaan penampar… plooooook!

Pertanyaan ini akan mengembalikan diri kita agar menjadi “bertanggung jawab” pada diri sendiri. Kitalah yang menjadikan penghalang itu eksis. Kitalah penyebabnya, kita bukanlah akibat! Coba kita rasakan dengan baik pertanyaan nomer 4 ini. “Kapan Anda MEMUTUSKAN….?”

Kitalah yang memutuskan segala sesuatu, namun secara UNCONSCIOUSLY. Dari detik demi detik kita selalu mengambil keputusan demi keputusan, namun tidak disadari. Misal:

  • Kapan Anda memutuskan bahwa lingkungan Anda akan menjadi penghambat kesuksesan Anda?
  • Kapan Anda memutuskan bahwa tidak memiliki network akan menjadi penghambat Anda?

Bisakah dirasakan sekarang, bahwa pertanyaan ke 3 dan ke 4 akan menyadarkan kita bahwa kita sebenarnya SUDAH MEMUTUSKAN GAGAL? Saat kita memiliki alasan penghambat/penghalang kita untuk mencapai sukses?

Bisakah dirasakan sekarang bahwa kita sudah menciptakan CHICKEN EXIT saat kita menciptakan hal-hal yang mungkin menghalangi/menghambar kita mencapai sukses itu?

Inilah, kitalah yang MEMUTUSKAN untuk mengubah kondisi yang terjadi di luar itu (realitas eksternal) menjadi penghambat kita di dalam realitas internal kita. Padahal kita bisa saja memutuskan hal yang berbeda untuk situasi eksternal yang sama (reframe).

Jadi semua penghalang sukses sebenarnya adalah penghalang internal, karena penghalang eksternal hanya akan eksis apabila kita yang memutuskannya menjadi penghalang sukses.

Pertanyaan ke 4 = pertanyaan time line

Pertanyaan ke 4 yang sangat cerdas ini juga sebenarnya akan membawa kita menyusuri time line tanpa kita sadari. Kita dibawa mengembara ke arah past-time kita, untuk menemukan kembali dan meninjau ulang KEPUTUSAN UNCONSCIOUS kita di masa lalu itu.

Hmmm, tinggal lakukan reframing di sini untuk menemukan hikmahnya, dan membuang serta mengobati luka-luka jika ada. Kemudian setelah itu Anda tinggal membuat keputusan ulang yang lebih memberdayakan diri.

Apa dan bagaimana reframingnya? Gampang kok kawan, dengan menggunakan pikiran jernih, maka semua alasan penghambat dengan mudah bisa di reframe menjadi alasan sukses!

Misalkan seseorang berpikir demikian :

  1. Keluarga saya keturunan miskin 4 generasi ke atas, maka itu yang akan menjadikan penghalang saya untuk sukses mencapai goal yang saya inginkan.
    • Reframe : Keluarga saya keturunan miskin 4 generasi keatas, maka itu yang menjadikan alasan untuk saya untuk menjadi orang pertama yang sukses dan memutus generasi miskin di keluarga saya.
  2. Keluarga dan lingkungan sekeliling saya selalu negatif thinking sehingga saya selalu terpengaruh/terimbas dan menjadi susah berpikir positif apalagi ingin sukses!
    • Reframe : Keluarga dan lingkungan sekeliling saya selalu negatif thinking, maka dari itu saya akan belajar dan bersungguh-sungguh dalam membangun mental yang kuat dan sekaligus mengambil keputusan bahwa sayalah yang akan mempengaruhi mereka untuk menjadi positif thinking!

Well, my friend… Luar biasa 4 pertanyaan ultimate ini…, namun tetap sederhana dan elegan bukan?

Diambil dari :

NLP, Hypnosis & Law Of Attraction



Selasa, 01 April 2008

Hikmah segelas susu

Suatu hari , seorang anak lelaki miskin

yang hidup dari menjual asongan dari pintu ke pintu,

menemukan bahwa dikantongnya hanya tersisa

beberapa sen uangnya, dan dia sangat lapar.

Ana k lelaki tersebut memutuskan untuk meminta

makanan dari rumah berikutnya. Akan tetapi anak

itu kehilangan keberanian saat seorang wanita

muda membuka pintu rumah. Ana k itu tidak jadi

meminta makanan, ia hanya berani meminta

segelas air.

Wanita muda tersebut melihat, dan berpikir bahwa

anak lelaki tersebut pastilah lapar, oleh karena itu

ia membawakan segelas besar susu.

Ana k lelaki itu meminumnya dengan lambat, dan

kemudian bertanya, "berapa saya harus

membayar untuk segelas besar susu ini ?"

Wanita itu menjawab:

"Kamu tidak perlu membayar apapun".

"Ibu kami mengajarkan untuk tidak menerima

bayaran untuk kebaikan" kata wanita itu

menambahkan.

Ana k lelaki itu kemudian menghabiskan susunya

dan berkata :" Dari dalam hatiku aku berterima

kasih pada anda."

Sekian tahun kemudian, wanita muda tersebut

mengalami sakit yang sangat kritis. Para dokter

dikota itu sudah tidak sanggup menganganinya.

Mereka akhirnya mengirimnya ke kota besar,

dimana terdapat dokter spesialis yang mampu

menangani penyakit langka tersebut.

Dr. Howard Kelly dipanggil untuk melakukan

pemeriksaan. Pada saat ia mendengar nama kota

asal si wanita tersebut, terbersit seberkas

pancaran aneh pada mata dokter Kelly.

Segera ia bangkit dan bergegas turun melalui hall

rumahsakit, menuju kamar si wanita tersebut.

Dengan berpakaian jubah kedokteran ia menemui

si wanita itu.

Ia langsung mengenali wanita itu pada sekali

pandang. Ia kemudian kembali ke ruang konsultasi

dan memutuskan untuk melakukan upaya terbaik

untuk menyelamatkan nyawa wanita itu. Mulai hari

itu, Ia selalu memberikan perhatian khusus pada

kasus wanita itu.

Setelah melalui perjuangan yang panjang, akhirnya

diperoleh kemenangan.. . Wanita itu sembuh !!.

Dr. Kelly meminta bagian keuangan rumah sakit

untuk mengirimkan seluruh tagihan biaya

pengobatan kepadanya untuk persetujuan.

Dr. Kelly melihatnya, dan menuliskan sesuatu

pada pojok atas lembar tagihan, dan kemudian

mengirimkannya ke kamar pasien.

Wanita itu takut untuk membuka tagihan tersebut,

ia sangat yakin bahwa ia tak akan mampu

membayar tagihan tersebut walaupun harus dicicil

seumur hidupnya.

Akhirnya Ia memberanikan diri untuk membaca

tagihan tersebut, dan ada sesuatu yang menarik

perhatiannya pada pojok atas lembar tagihan

tersebut. Ia membaca tulisan yang berbunyi..

"Telah dibayar lunas dengan segelas besar

susu.."

tertanda, DR Howard Kelly.

Air mata kebahagiaan membanjiri matanya. Ia

berdoa : "Tuhan, terima kasih, bahwa cintamu telah

memenuhi seluruh bumi melalui hati dan tangan

manusia."


Setiap kebaikan yang anda lakukan BERHARGA!!