Kamis, 03 April 2008
By : Dedy John
Pygmalion adalah seorang pemuda yang berbakat seni memahat. Ia sungguh
piawai dalam memahat patung. Karya ukiran tangannya sungguh bagus.
Tetapi bukan kecakapannya itu menjadikan ia dikenal dan disenangi
teman dan tetangganya.
Pygmalion dikenal sebagai orang yang suka berpikiran positif. Ia
memandang segala sesuatu dari sudut yang baik. SELALU POSITIF . . . .
DAN POSITIF.
Apabila lapangan di tengah kota becek, orang-orang mengomel. Tetapi
Pygmalion berkata, "Untunglah, lapangan yang lain tidak sebecek ini."
Ketika ada seorang pembeli patung ngotot menawar-nawar harga,
kawan-kawan Pygmalion berbisik,"Kikir betul orangitu." Tetapi
Pygmalion berkata, "Mungkin orang itu perlu mengeluarkan uang untuk
urusan lain yanglebih perlu".
Ketika anak-anak mencuri apel dikebunnya, Pygmalion tidak mengumpat.
Ia malah merasa iba, "Kasihan,anak- anak itu kurang mendapat
pendidikan dan makanan yang cukup di rumahnya."
Itulah pola pandang Pygmalion.
Ia tidak melihat suatu keadaan dari segi buruk, melainkan justru dari
segi baik.
Ia tidak pernah berpikir buruk tentang orang lain; sebaliknya, ia
mencoba membayangkan hal-hal baik dibalik perbuatan buruk orang lain.
Pada suatu hari Pygmalion mengukir sebuah patung wanita dari kayu yang
sangat halus.
Patung itu berukuran manusia sungguhan. Ketika sudah rampung, patung
itu tampak seperti manusia betul. Wajah patung itu tersenyum manis
menawan, tubuhnya elok menarik.
Kawan-kawan Pygmalion berkata, "Ah,sebagus- bagusnya patung, itu cuma
patung, bukan isterimu."
Tetapi Pygmalion memperlakukan patung itu sebagai manusia betul.
Berkali-kali patung itu ditatapnya dan dielusnya.
para dewa yang ada di Gunung Olympus memperhatikan dan menghargai
sikapPygmalion, lalu mereka memutuskan untuk memberi anugerah kepada
Pygmalion, yaitu mengubah patung itu menjadi manusia betul.
Begitulah, Pygmalion hidup berbahagia dengan isterinya itu yang konon
adalah wanita tercantik di seluruh negeri Yunani.
Nama Pygmalion dikenang hingga kini untuk mengambarkan dampak pola
berpikir yang positif.
Kalau kita berpikir positif tentang suatu keadaan atau seseorang,
seringkali hasilnya betul-betul menjadi positif.
Misalnya,
Jika kita bersikap ramah terhadap seseorang, maka orang itupun akan
menjadi ramah terhadap kita.
Jika kita memperlakukan anak kita sebagai anak yang cerdas, akhirnya
dia betul-betul menjadi cerdas.
Jika kita yakin bahwa upaya kita akan berhasil, besar sekali
kemungkinan upaya dapat merupakan separuh keberhasilan.
Dampak pola berpikir positif itu disebut dampak Pygmalion.
Pikiran kita memang seringkali mempunyai 2 dampak : fulfilling
prophecy atau ramalan tergenapi, baik positif maupun negatif.
Kalau kita menganggap tetangga kita judes sehingga kita tidak mau
bergaul dengan dia, maka akhirnya dia betul-betu menjadi judes.
Kalau kita mencurigai dan menganggap anak kita tidak jujur, akhirnya
ia betul-betul menjadi tidak jujur.
Kalau kita sudah putus asa dan merasa tidak sanggup pada awal suatu
usaha, besar sekali kemungkinannya kita betul-betul akan gagal.
Pola pikir Pygmalion adalah berpikir, menduga dan berharap hanya yang
baik tentang suatu keadaan atau seseorang.
Bayangkan, bagaimana besar dampaknya bila kita berpola pikir positif
seperti itu.
Kita tidak akan berprasangka buruk tentang orang lain.
Kita tidak menggunjingkan desas-desus yang jelek tentang orang lain.
Kita tidak menduga-duga yang jahat tentang orang lain.
Kalau kita berpikir buruk tentang orang lain, selalu ada saja bahan
untuk menduga hal-hal yang buruk.
Jika ada seorang kawan memberi hadiah kepada kita, jelas itu adalah
perbuatan baik.
Tetapi jika kita berpikir buruk, kita akan menjadi curiga, "Barangkali
ia sedang mencoba membujuk," atau kita mengomel, "Ah, hadiahnya cuma
barang murah."
Yang rugi dari pola pikir seperti itu adalah diri kita sendiri. Kita
menjadi mudah curiga. Kita menjadi tidak bahagia.
Sebaliknya, kalau kita berpikir positif, kita akan menikmati hadiah
itu dengan rasa gembira dan syukur,
"Ia begitu murahhati. Walaupun ia sibuk, ia ingat untuk memberi kepada
kita."...... ..
Warna hidup memang tergantung dari warna kaca mata yang kita pakai.
Kalau kita memakai kaca mata kelabu,
segala sesuatu akan tampak kelabu.
Hidup menjadi kelabu dan suram.
Tetapi kalau kita memakai kaca mata yang terang, segala sesuatu akan
tampak cerah.
Kaca mata yang berprasangka atau benci
akan menjadikan hidup kita penuh rasa curiga dan dendam.
Tetapi kaca mata yang damai akan menjadikan hidup kita damai.
Hidup akan menjadi baik kalau kita memandangnya dari segi yang baik.
Berpikir baik tentang diri sendiri.
Berpikir baik tentang orang lain.
Berpikir baik tentang keadaan.
Berpikir baik tentang Tuhan.
Dampak berpikir baik seperti itu akan kita rasakan.
Keluarga menjadi hangat.
Kawan menjadi bisa dipercaya.
Tetangga menjadi akrab.
Pekerjaan menjadi menyenangkan.
Dunia menjadi ramah.
Hidup menjadi indah.
Seperti Pygmalion, begitulah.
MAKE SURE YOU ARE PYGMALION
and the world will be filled with positive people only........ ....how
nice!!!!